: Sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi umum atau massal dalam kegiatan sehari-hari, serta menjaring masukan dan dukungan dari masyarakat, dan berbagai stakeholder seperti operator angkutan umum penyedia layanan angkutan umum massal, dan pengembang kawasan permukiman, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyelenggarakan kegiatan komunikasi publik yang dikemas dalam bentuk Festival dengan nama “BPTJ Festival 2024” yang diadakan di Kawasan Car Free Day Jakarta pada hari Minggu, 10 Maret 2024.
Kegiatan dengan tema TEPAT: Transportasi Efektif Penghubung Antarmoda Terpadu dihadiri oleh sekitar 350 orang. Kegiatan ini dibuka dengan jalan sehat bersama para peserta dan tamu undangan dengan rute Bundaran HI menuju Sarinah kemudian kembali lagi menuju lokasi acara di kawasan Bundaran HI. Acara kemudian dilanjutkan dengan senam bersama yang diikuti oleh seluruh peserta bersama dengan masyarakat yang turut hadir di kawasan Car Free Day sekitar Bundaran HI.
Pada talkshow yang menjadi inti acara BPTJ Festival 2024 ini menghadirkan Sekretaris BPTJ Marta Hardisarwono, Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi, Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna, serta Aktor Dito Darmawan dengan dipandu oleh DR Devie Rahmawati sebagai moderator. Talkshow yang dikemas non formal ini mengangkat isu mengenai transportasi perkotaan yang terintegrasi, nyaman dan aman di Jabodetabek.
Baca Juga: BPTJ dan Pemprov DKI Berusaha Keras Tingkatkan Layanan Transportasi Massal di Jabodetabek
Membuka talkshow tersebut Sekretaris BPTJ Marta Hardisarwono menuturkan saat ini BPTJ tengah melakukan percepatan untuk menurunkan tingkat kemacetan dengan mengajak sebanyak mungkin masyarakat untuk melakukan shifting dari kendaraan pribadi (roda 4 dan roda 2) menggunakan transportasi umum massal.
“Perlu kami sampaikan jumlah pergerakan orang di Jabodetabek saat ini menunjukkan data sebesar sebesar 88 juta orang per hari, dengan sekian banyak pergerakan/hari jika terlalu mengandalkan kendaraan pribadi sudah barang tentu menimbulkan permasalahan kemacetan. Untuk saat ini BPTJ terus mengembangkan layanan Angkutan Jalan Jabodetabek Residence Connexion (JRC) yang bergerak dari kawasan permukiman agar semakin banyak masyarakat shifting dari kendaraan pribadi (roda 4 dan roda 2). Seperti yang kemarin baru kami luncurkan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK),” ungkap Marta.
Talkshow tersebut berlangsung interaktif dan mendapat antusiasme berupa sejumlah pertanyaan, saran, dan masukkan dari masyarakat sekitar yang hadir berkaitan dengan kehadiran angkutan umum pengumpan yang aman, nyaman, dan terintegrasi di kawasan penyangga ibu kota. Menanggapi hal tersebut Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi mengatakan BPTJ telah mempunyai program untuk menarik minat masyarakat agar beralih menggunakan angkutan umum, yaitu Biskita.
Baca Juga: Transportasi Massal Solusi Atasi Kemacetan Lalu Lintas di Bali
“BPTJ saat ini telah memiliki layanan Biskita di Kota Bogor dan Bekasi yang memiliki perbedaan dari sisi layanan. Karena kami mengedepankan keamanan, kenyamanan dan keselamatan, terutama jaminan kepastian waktu. Insya Allah beberapa waktu ke depan kami juga akan menghadirkan layanan ini di Kota Depok dan Kabupaten Bogor" ujarnya.
Pengamat transportasi Yayat Supriatna menyebut kenyamanan prasarana transportasi umum juga tak kalah penting untuk mengajak masyarakat, terutama kaum milenial.
“Perhatikan sarana maupun prasarananya. Kalau kita mengkampanyekan naik angkutan umum ini ke anak-anak milenial maka sarana maupun prasarananya harus aman, nyaman, dan modern. Misalnya beberapa shelter dan stasiun sekarang sudah ada cafenya, kemudian sebagian moda transportasi juga sudah nyaman dan ada AC-nya. Kalau angkutannya nyaman dan ber-AC kita bisa tidur saat dengan nyaman jika kena macet, itulah yang gak mungkin bisa kita lakukan kalau naik kendaraan pribadi,” katanya.***