: Optimisme konsumen terhadap ekonomi yang tetap kuat terpotret dari laporan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai 127,7 pada April 2024.
Selaras dengan peningkatan keyakinan konsumen, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Mei 2024 pun mencapai ekspansi 52,50, meningkat 0,20 poin dibandingkan dengan bulan April 2024 yang sebesar 52,30.
"Nilai ini meningkat 1,60 poin dibandingkan dengan nilai IKI bulan Mei tahun lalu yang sebesar 50,90," ujar Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Staf khusus Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam penyampaian rilis IKI Mei 2024 tersebut didampingi Kapusdatin Kemenperin Ari Kurnia, Sesditjen ILMATE Sopar Halomoan Sirait, Sesditjen IKFT Kris Sasono Ngudi Wibowo, dan Karo Humas Kemenperin Ronggolawe Sahuri.
Pada laporan kegiatan usaha industri untuk Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Mei 2024, dari 23 subsektor industri pengolahan hanya satu subsektor yang mengalami kontraksi, dengan kontribusi subsektor yang mengalami ekspansi terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan I 2024 sebesar 95,8%.
“Peningkatan nilai IKI bulan Mei ini dikarenakan permintaan domestik yang semakin tinggi, termasuk dari pengadaan barang/jasa pemerintah yang menyerap produk industri nasional,” terang Febri.
Baca Juga: Industri Bahan Kimia Jadi Penopang Kenaikan Level Ekspansi IKI di Desember
Peningkatan nilai IKI berasal dari peningkatan nilai IKI variabel pesanan baru, menjadi sebesar 53,16.
Nilai IKI variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan menjadi 54,59. Variabel produksi mengalami perlambatan 1,75 poin tetapi masih ekspansi yaitu sebesar 50,01.
Lebih lanjut, Febri menjelaskan bahwa upaya mengisi gap konsumsi per kapita tersebut dengan produk-produk dalam negeri dapat memberikan dorongan yang semakin kuat bagi pertumbuhan ekonomi.
Akan terjadi peningkatan investasi, terutama pada industri barang-barang konsumsi yang telah disebutkan, dan tentu saja akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor formal, termasuk angkatan kerja berusia muda, yang dikenal dengan sebutan Gen Z.
Baca Juga: 34 Daftar Lagu Daerah Nusantara Lengkap Dengan Asal Daerahnya
"Potensi penguatan daya beli ini perlu dimanfaatkan untuk mengisi gap consumption per capita, misalnya untuk produk keramik, mobil, dan kosmetik yang konsumsi perkapitanya di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara lain," ungkapnya
Febri menyebutkani nilai ekspansi IKI terbesar dialami oleh Industri Pakaian Jadi, kemudian diikuti oleh Industri Alat Angkutan Lainnya dan posisi ketiga adalah Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki.
Sementara itu, pada periode Mei 2024 terdapat empat subsektor yang berubah level menjadi ekspansi, yaitu Industri Logam Dasar, Industri Komputer, Barang Elektronik dan Optik, Industri Alat Angkutan Lainnya, dan Industri Furnitur.