unescoworldheritagesites.com

Perajin Blangkon Tak Lekang Oleh Zaman - News

Perajin blangkon di Desa Manang Sukoharjo tengah menyelesaikan produksinya (Endang Kusumastuti)

Blangkon, salah satu perlengkapan yang tidak lepas dari busana tradisional pria terutama di Solo dan Yogyakarta. Seiring perkembangan zaman, blangkon menjadi salah satu produk ekonomi kreatif seiring sektor pariwisata yang berkembang.

Salah satu perajin blangkon, Aris Surtiawan (38) , asal Desa Tangkil, Manang, Sukoharjo, Jawa Tengah, sampai saat ini masih konsisten di usaha pembuatan blangkon. 

Ditemui di rumahnya di Manang, Sukoharjo, yang juga digunakan sebagai tempat produksi, Selasa (30/7/2024), Aris dibantu tiga karyawannya nampak cekatan membuat blangkon gaya Solo dan Yogyakarta. 

Baca Juga: Makan Siang Gratis, Jangan Sampai Salah Sasaran

"Usaha mulai tahun 2012 sampai sekarang, sudah 12 tahun. Dulu awalnya saya pekerja di Pasar Klewer Solo, terus tertarik belajar membuat blangkon dari teman saya," kata Aris.

Karena melihat prospek produksi blangkon saat itu cukup bagus. Apalagi Pasar Klewer Solo berdekatan dengan Keraton Surakarta, banyak wisatawan yang datang dan membeli blangkon untuk suvernir.

"Terus saya belajar dari teman dan memproduksi sendiri. Akhirnya keluar dari tempat saya bekerja di Pasar Klewer," katanya lagi.

Baca Juga: Omset UMKM Binaan Terus Meningkat, Kunjungan Jamaah ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Terus Mengalir

Dalam sehari, Aris bersama karyawannya mampu memproduksi hingga tiga kodi atau 60 biji blangkon. Tetapi bisa meningkat jika ada banyak pesanan. 

Pembuatan blangkon, membutuhkan kain batik atau jarik, kertas HVS dan karton, serta benang. Kain batik yang sudah diprotong sesuai ukuran, dilipat kecil-kecil atau diwiru dengan cara dibasahi terlebih dahulu. 

Kemudian diletakkan di cetakan dari kayu atau klebut sesuai ukuran kepala dan dibentuk menjadi blangkon. Setelah itu dipukul-pukul agar rapi dan tahap terakhir adalah menjemurnya.

Baca Juga: Kontribusi Ekspor Baru 15,7%, Menko Airlangga: UMKM Harus Mampu Tembus Pasar Global

Harga blankon gaya Solo ukuran dewasa dijual Rp220 ribu - Rp 250 ribu untuk satu kodi atau jika dijual per biji Rp12 ribu. Sedangkan untuk ukuran anak per kodi dijual Rp200 ribu. Sedangkan untuk gaya Yogyakarta dijual per kodi Rp270 ribu. 

"Omzet per bulan, alhamdulillah mencapai Rp18 juta," jelasnya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat