: Pakar marketing dan branding, Andre Donas menyayangkan ada sejumlah pihak yang menyinggung penggunaan logo Danone di label Air Minum Kemasan (AMDK) dengan merek Aqua.
Andre berpendapat adalah sah-sah saja jika Aqua tidak memakai logo Danone dengan alasan apapun sehingga tidak perlu dipermasalahkan.
"Tidak ada logo Danone dalam label Aqua itu merupakan hal yang biasa dan wajar sehingga tidak perlu diperdebatkan serta menjadi polemik," ujar Andre Donas kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Baca Juga: Produksi Sampah saat Ramadan Tinggi, AQUA Ajak Jemaah Masjid Sheikh Zayed Ramah Lingkungan
Andre mengungkapkan bahwa Aqua tentu memiliki strategi tersendiri dengan tidak menyematkan logo Danone pada label kemasan mereka.
Dia malah keheranan, jika ada mempersoalkan masalah ini karena sejatinya Aqua merupakan produk lokal yang sudah besar dari awal bahkan sebelum kedatangan Danone.
Dosen Periklanan Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) ini menyebutkan banyak brand atau produk kenamaan yang tidak menggunakan perusahaan induk mereka. Tapi tetap baik-baik saja, tak ada soal di masyarakat.
Baca Juga: MUI Tegaskan Tak Sebut Nama Produk Boikot Afiliasi Israel: Warganet Kesal Aqua Jadi Objek Fitnah
"Misalnya saja Fastron yang sempat tidak menyematkan nama Pertamina dalam produk mereka. Hal ini merupakan hal yang biasa apabila kemudian perusahaan induk mereka dianggap sebagai liabilitas dalam pemasaran produk," jelasnya.
Belum lagi, kata Andre, biaya restitusi yang harus dibayarkan kepada perusahaan induk.
Dia mengatakan, bisa jadi Aqua tidak menyematkan logo Danone karena enggan untuk membayar royalti tersebut yang jumlahnya tentu tidak kecil.
Pakar branding itu juga tidak melihat apabila dikaitkan antara tidak menyematkan logo Danone dengan boikot yang saat ini sedang berlangsung.
Hal ini mengingat Aqua merupakan perusahaan lokal yang lahir jauh sebelum Danone berinvestasi di Indonesia.
Andre menyebut, investasi entitas apapun dalam setiap korporasi dapat berganti dengan mudah. Misalnya saja Facebook mengakuisisi WhatsApp pada 2014 lalu.
Dia mengatakan, bisa saja Facebook di kemudian hari melepas dan menjual WhatsApp ke pihak manapun.
"Jadi saya melihat ini menjadi strategi perusahaan untuk efisiensi sekaligus penegasan bahwa Aqua memang merupakan produk 100 persen asli Indonesia yang tidak memiliki keterkaitan dengan Zionis Israel," tegasnya
Andre justru melihat bahwa adanya persaingan usaha di balik isu penggunaan logo Danone tersebut. Menurutnya, ada pihak yang tidak bertanggung jawab ingin merebut pasar dengan cara menjelek-jelekan kompetitor.
Kasus berbeda dilakoni Le Minerale yang disebut-sebut harus membayar royalti ke perusahaan asing yakni Matsui Koshi Limited yang merupakan perusahaan cangkang di British Virgin Island.
Meskipun di Indonesia berada di bawah PT Tirta Fresindo Jaya namun lisensi asli produk tersebut berada di bawah kuasa Matsui Koshi.
Artinya, Le Minerale, katanya, harus membayar upeti kepada perusahaan cangkang tersebut meskipun masuk di Indonesia melalui Mayora di bawah bendera PT Tirta Fresindo Jaya.
"Kepemilikan lisensi Le Minerale oleh entitas asing ini juga menimbulkan pertanyaan apakah produk tersebut benar-benar asli Indonesia atau tidak?" Andre balik bertanya. ***