: Senator Yuen Pau Woo yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden dan CEO dari Asia Pacific Foundation of Canada berharap Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA – CEPA) segera dapat diselesaikan sehingga mampu menjadi katalis bagi peningkatan perdagangan dan hubungan ekonomi kedua negara.
Harapan Yuen Pau Woo itu disampaikan saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Vancouver, Kanada, Selasa (3/9/2024).
Menko Airlangga selain bertemu dengan Yuen Pau Woo juga bertemu pelaku bisnis dan lembaga pendidikan dalam rangkaian kegiatan Business Roundtable Asia Pacific Foundation Canada di Vancouver.
Menko Airlangga menyampaikan harapannya agar kerja sama yang lebih kuat antara Indonesia dan Kanada dapat terus ditingkatkan di berbagai bidang, termasuk dalam sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), teknologi bersih, hidrogen, semikonduktor, Artificial Intelligent (AI), electric vehicle, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang akan berperan penting dalam mengembangkan berbagai sektor tersebut.
“Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Kanada terus berkembang dengan pesat, didasarkan pada rasa saling menghormati dan tujuan bersama. Pada tahun 2023, perdagangan bilateral mencapai USD 3,5 miliar, mengalami tren positif selama periode lima tahun 2019-2023 sebesar 11,24%. Pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar untuk dapat mempererat kerja sama ekonomi, dan nantinya melalui ICA-CEPA dapat melipatgandakan nilai perdagangan dua arah dan investasi kedua negara,” ungkap Menko Airlangga yang disambut baik Yuen Pau Woo.
Yuen Pau Woo merupakan senator Kanada yang mewakili British Columbia sejak 2016. Negara bagian ini memainkan peran penting dalam memperkuat ekonomi nasional Kanada dengan PDB sekitar CAD 350 miliar pada tahun 2022, yang merupakan 13% dari total PDB Kanada. Nilai ekspor British Columbia mencapai sekitar CAD 50 miliar, dengan produk utama seperti kayu, batu bara, dan teknologi bersih. Sementara investasi asing langsung (FDI) mencapai sekitar CAD 15 miliar.
British Columbia juga memimpin dalam pengembangan teknologi bersih. Proyek seperti Smart Hydrogen Energy District (SHED) dan CleanBC Roadmap bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Perusahaan yang berpusat di Vancouver seperti Ballard Power Systems dan Carbon Engineering berperan penting dalam inovasi hidrogen dan penangkapan karbon. Lebih lanjut, negara bagian British Columbia merupakan pusat inovasi teknologi, terutama dalam pengembangan semikonduktor dan AI yang didukung Universitas British Columbia dan Simon Fraser University memiliki program riset yang kuat, menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung industri tersebut.
Pembahasan tersebut sejalan dengan hasil pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Justin Trudeau pada 20 Mei 2023 di Jepang diantaranya penyelesaian ICA-CEPA pada akhir tahun 2024, investasi Kanada di Ibu Kota Nusantara, dan proyek-proyek hijau di Indonesia.
Dorong Kolaborasi Ekonomi
Melanjutkan rangkaian kegiatan pada kunjungannya ke Kanada, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan para pelaku usaha dan lembaga pendidikan negara bagian British Columbia dalam acara Business Roundtable yang diselenggarakan oleh Asia Pacific Foundation of Canada (APFC) di Oceanic Plaza, Vancouver, Kanada, Selasa (3/9/2024).
Pada sambutannya, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia telah berkomitmen mencapai Net Zero Emission pada 2060 dengan fokus pada energi terbarukan melalui optimalisasi potensi energi terbarukan yang saat ini pemanfaatannya baru sekitar 0,3% dari total perkiraan sebesar 3.689 GW.
“Indonesia juga telah memiliki Strategi Hidrogen Nasional untuk mengembangkan hidrogen sebagai bagian dari transisi. Selain itu, Pemerintah tengah mendorong mendorong produksi kendaraan listrik, mempercepat pengembangan ekosistem semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI), serta menjadi hub regional untuk Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS),” kata Menko Airlangga.