: PLN Nusantara Power (PLN NP) mengakselerasi terwujudnya Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060, dengan menggandeng 3 pemerintah kabupaten (Pemkab) sekaligus.
PLN Nusantara Power mengajak kerja sama dengan Pemkab Trenggalek, Pacitan dan Pemkab Kapuas (Kalimantan Tengah) terkait pemanfaatan lahan kritis dan pelatihan tanaman multifungsi kepada masyarakat.
Kerja sama PLN Nusantara Power dengan 3 Pemkab ini mencakup pengembangan potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik untuk memberikan kontribusi dalam mendukung transisi energi menuju NZE.
Baca Juga: Perkuat NuCC, PLN Nusantara Power Pastikan Pengelolaan Pembangkit EBT makin Andal dan Efesien
PLN NP bekerja sama dengan PLN Energi Primer untuk memanfaatkan lahan kritis milik pemerintah kabupaten yang mengalami kerusakan atau degradasi di tiga kabupaten untuk dipergunakan sebagai penyediaan lahan biomassa dalam program co-firing.
Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah menyampaikan keterbukaan perusahaan dalam menggandeng berbagai instansi untuk mewujudkan perbaikan kualitas lingkungan.
"Langkah inisiatif ini PLN NP ambil karena untuk mencapai NZE membutuhkan sinergi yang strategis dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah sekaligus memaksimalkan potensi lahan sekaligus memberdayakan masyarakat," ujar Ruly.
Baca Juga: Dikunjungi 9 Perusahaan Jerman, PLN Nusantara Power Langsung Buka Peluang Kerja Sama
PLN Nusantara Power telah mengkaji dan menerapkan metode co-firing sejak tahun 2018, dan telah memproduksi energi bersih yang berasal dari co-firing sepanjang tahun 2023 sebanyak 511 GWh.
Hingga kini, PLN NP telah melaksanakan co-firing secara kontinyu pada 25 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berharap sinergi ini menjadi berkah, dan one step ahead bersama-sama menuju Pembangunan Indonesia yang lebih Lestari dan lebih berkelanjutan.
Baca Juga: Sukseskan PON XXI, PLN Nusantara Power Siagakan Pembangkit Berkapasitas 1420 MW
Co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dimana sebagian batubara yang dijadikan bahan bakar diganti sebagian dengan bahan lainnya, yang dalam konteks ini adalah biomassa.
Tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, namun co-firing juga dapat menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi.