unescoworldheritagesites.com

Wamendag Roro Esti Inginkan Makin Banyak Srikandi Go Big Go Global! - News

Wamendag Dyah Roro Esti bersama Wakil Dubes Australia untuk Indonesia Gita Kamath berkesempatan membuka forum dialog yang diinisiasi bersama Kementerian Perdagangan, KATALIS, dan Asian Development Bank (ADB)  (AG Sofyan)

: Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menginginkan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tumbuh lebih besar, khususnya para Srikandi Indonesia dalam memanfaatkan momentum Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA 2020-2025).
 
Wamendag Roro menyebut sumbangan sektor UKM terhadap total ekspor nasional masih di kisaran 11 persen.
 
Menurutnya, hal itu cukup rendah mengingat kontribusi UKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 60,5 persen.
 
 
Namun dengan ikhtiar Pemerintah dengan merealisasikan Perjanjian IA-CEPA 2020-2025 akan mendorong Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar AUD 28-46 juta pada tahun 2038, dan akan meningkatkan PDB Australia sebesar AUD 21 juta. 
 
Srikandi milenial Golkar yang dipercaya Presiden Prabowo sebagai Wamendag ini mengungkapkan ada banyak sekali peluang bagi bisnis Indonesia, termasuk yang dipimpin oleh perempuan, untuk berkembang di bawah kemitraan ini, mendorong inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan.
 
"Momentum ini sebagai upaya meningkatkan ekspor kita ke luar negeri dengan memberikan pendampingan akses networking agar sebuah bisnis itu juga bisa berkembang lebih progresif," ujar Wamendag Roro saat menyampaikan key note speech pada pembukaan Women-led SMEs Dialogue Forum on Trade; Go Big Go Global” di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (5/11/2024). 
 
 
Pada kesempatan itu Wamendag Roro bersama Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath berkesempatan membuka forum dialog yang diinisiasi bersama Kementerian Perdagangan, KATALIS, dan Asian Development Bank (ADB). 
 
Mendag Roro kembali mengingatkan rendahnya sumbangan UKM terhadap ekspor nasional tidak terlepas dari permasalahan UKM Indonesia selama ini, yaitu rendahnya produktivitas, ketidaklengkapan administrasi, dan legalitas usaha, serta lemahnya perencanaan finansial hingga keberlangsungan UKM-nya tersebut.
 
Wamendag Roro menyambut positif digelarnya forum dialog ini sebagai salah satu cara terbaik disiapkan untuk menggali minat dan potensi UKM perempuan dalam melakukan ekspor, termasuk upaya mitigasi risiko terhadap hambatan ekspor di lapangan.
 
 
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu upaya inklusif untuk melibatkan semua pelaku ekonomi, termasuk perempuan dalam kegiatan perdagangan global.
 
Dyah Roro yang sebelumnya pernah menjadi Legislator Senayan ini berharap, seluruh pemangku kepentingan terkait dapat melanjutkan upaya ini untuk memberikan perhatian bersama kepada UKM perempuan Indonesia, khususnya dalam upaya untuk bersaing di pasar ekspor.
 
"Forum dialog ini diharapkan dapat memberdayakan UKM yang dipimpin oleh perempuan untuk menjadi besar dan mendunia, membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan kolaborasi internasional sekaligus mendorong inovasi untuk pertumbuhan berkelanjutan,” tandas Dyah Roro Esti. 
 
 
Sejumlah srikandi eksportir sukses, tampil di forum ini menjadi narasumber utama. Diantaranya Dewi Harlas selaku CEO Diva Prima Cemerlang, Founder Sila Tea Artisan  Indonesia, Dini Windu Asih selaku Founder mBrebes Mili. 
 
Lalu CEO Tulisan, Melissa Sunjaya, Margareta Astaman selaku Co-Founder dan CEO Java Fresh serta Founder Pipiltin Cocoa Tissa Aunilla. 
 
Sedangkan dari pihak mitra para Srikandi eksportir adalah Maria Sidabutar selaku Spesial Project Head Specialist Eximbank, Achmad Faiz Andrianto dari Bank Mandiri, Joviana Aprilia dari Amartha, dan Kepala Departemen Asuransi Kredit Ekspor PT Asei Indonesia. 
 
 
Dikuti 200 Wirausaha Perempuan Indonesia 
 
Forum Go Big, Go Global di Jakarta ini diikuti lebih dari 200 wirausaha perempuan Indonesia dari usaha kecil dan menengah berkumpul untuk berbagi pengalaman dan wawasan mereka tentang peluang yang muncul di industri maju dan bernilai tambah di Indonesia.
 
Women-led SMEs Dialogue Forum on Trade; Go Big Go Global diikuti lebih dari 200 wirausaha perempuan Indonesia dari usaha kecil dan menengah berkumpul untuk berbagi pengalaman dan wawasan mereka tentang peluang yang muncul di industri maju dan bernilai tambah di Indonesia
Women-led SMEs Dialogue Forum on Trade; Go Big Go Global diikuti lebih dari 200 wirausaha perempuan Indonesia dari usaha kecil dan menengah berkumpul untuk berbagi pengalaman dan wawasan mereka tentang peluang yang muncul di industri maju dan bernilai tambah di Indonesia (AG Sofyan)
Forum ini merupakan kesempatan bagi para pelaku wirausaha dari UKM yang dipimpin oleh perempuan untuk membangun jaringan dan memperoleh pengetahuan tentang pembiayaan ekspor, asuransi kredit ekspor, dan meningkatkan akses pasar, termasuk ke Australia.
 
“Wirausaha yang dikelola perempuan sangat penting bagi perekonomian Australia dan Indonesia, dan untuk mengembangkan kemitraan ekonomi yang erat. Saya bangga dengan pekerjaan yang kami lakukan dengan Indonesia untuk memberdayakan wirausaha perempuan, termasuk melalui program KATALIS,” kata Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gita Kamath.
 
 
Di tempat yang sama, Australian Business Champion untuk Indonesia, Profesor Jennifer Westacott AO menyatakan perdagangan, selain sebagai kegiatan ekonomi, membangun jembatan antara budaya dan masyarakat. Kondisi ini juga sangat penting dilakukan agar lebih banyak perempuan dapat diberdayakan untuk menjangkau hal-hal tersebut.
 
"Kita harus bekerja sama untuk membuka sepenuhnya potensi wirausaha perempuan,” kata Profesor Jennifer. 
 
Sedangkan Iskandar Panjaitan selaku Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan menegaskan kolaborasi Kemendag dengan KATALIS dan Asian Development Bank memberikan panduan praktis dan relevan untuk memberdayakan UKM yang dipimpin oleh perempuan agar dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. 
 
 
"Ada banyak sekali peluang bagi bisnis Indonesia, termasuk yang dipimpin oleh perempuan, untuk berkembang di bawah kemitraan ini, mendorong inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan," ungkapnya. 
 
KATALIS didirikan oleh pemerintah Indonesia dan Australia untuk memberikan dukungan dan keahlian bagi bisnis Indonesia dan Australia sesuai dengan IA-CEPA, khususnya untuk mendorong kolaborasi perdagangan dan investasi yang lebih erat. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat