: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim hakim agung non-aktif, Gazalba Saleh, berkomunikasi dengan perempuan bernama Fify Mulyani dari rumah tahanan (Rutan) KPK saat terjadi pungutan liar (pungli) di Rutan KPK.
"Kejadian itu masa periode petugas rutan yang saat ini sudah dikenakan sanksi pidana," ungkap Jubir KPK, Tessa Mahardhika, Jumat (9/8/2024).
KPK menindak 15 bekas pegawainya karena diduga terlibat korupsi berupa pungli mencapai Rp6,7 miliar sejak Mei 2019.
Ke-15 bekas pegawai KPK ini tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. KPK telah melakukan mitigasi risiko agar kejadian seperti yang dilakukan Gazalba di masa lalu tidak terulang kembali.
JPU KPK mengungkapkan terdakwa Gazalba Saleh sempat meminta barang pribadi teman dekat wanitanya bernama Fify Mulyani sehingga Fify mengirimkan pasmina miliknya.
Gazalba didakwa menerima gratifikasi secara bersama-sama senilai Rp650 juta. Dia diduga menerima uang itu terkait perkara kasasi Nomor 3679 K/PID.SUS-LH/2022 di Mahkamah Agung.
Gazalba diduga menerima uang dari Jawahirul Fuad yang mengalami permasalahan hukum terkait pengelolaan limbah B3 tanpa izin dan diputus bersalah dengan vonis 1 tahun penjara.
Gazalba juga disebut menerima Rp37 miliar saat menangani peninjauan kembali yang diajukan oleh Jaffar Abdul Gaffar pada 2020. Selain itu, dia juga disebut mendapatkan penerimaan lain, yakni SGD 1.128.000, USD 181.100 dan Rp9,4 miliar pada 2020 hingga 2022.
Selain dakwaan suap, Gazalba juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan membelanjakannya menjadi sejumlah aset, dengan nilai total sekitar Rp24 miliar. ***