: Kasus penembakan istri TNI dalam seminggu terakhir langsung teruangkap. Polisi telah menangkap para pelaku penembakan, termasuk otak dibalik penembakan tersebut Kopda Muslimin.
Tak hanya itu, aparat penegak hukum juga sudah mengungkap motif dibalik penembakan yang dilakukan oleh para penembak bayaran yang disuruh sang suami tersebut. Seperti yang diungkap Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi saat jumpa pers.
Begitu mudahnya polisi mengungkap penembakan istri TNI berpangkat rendahan itu. Hal ini berbeda bila kasusnya sudah terkait dengan aparat penegak hukum berpangkat jendral. Seperti yang terjadi pada kasus Irjen Ferdy Sambo.
Baca Juga: Irjen Pol Ferdy Sambo Dinonaktifkan, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono Ambil Alih Sementara
Baca Juga: Artis Nikita Mirzani Bebas dari Tahanan Polisi, Alasan Kemanusiaan
Membandingkan penanganan polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo dengan kasus penembakan istri TNI di Semarang, memang jauh sekali. Yang satu mudah diungkap karena hanya melibatkan prajurit berpangkat rendah. Sedangkan yang lain sangat sulit karena ditutup-tutupi oleh pejabat-pejabat penegak hukum. Ini mirip kasus KM 50.
Hingga kini kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah Irjen Ferdy Sambo masih menjadi misteri. Dalam penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo, banyak yang menilai polisi seakan menemui "tembok tebal".
Padahal dalam kasus tersebut--berdasarkan keterangan polisi--identitas dua penembak yang terlibat sudah terungkap: Brigadir J dan Bharada E.
Banyak pakar hukum dan kalangan yang juga berpengalaman dibidang penegakkan hukum mengatakan harusnya kasus penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo lebih mudah terungkap.***