unescoworldheritagesites.com

Pembangunan Berbasis Perempuan Penting, BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana dan Stunting - News

Kepala BKKBN dokter Hasto Wardoyo

 
: Pembangunan Berbasis Perempuan pada masa bonus demografi sangat penting, untuk menghadapi 'ageing population' di tahun 2035.
 
Selain pentingnya Pembangunan Berbasis Perempuan, Kepala BKKBN, dokter Hasto Wardoyo menekankan pula pentingnya data yang presisi, penguatan kemitraan, penurunan angka kematian ibu dan bayi, usia ideal hamil dan melahirkan.  
 
Terkait pentingnya Pembangunan Berbasis Perempuan itu, disampaikan dokter Hasto, dalam sambutannya pada  pembukaan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan,  di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (14/05/2024). 
 
 
“Hari ini jajaran TNI sudah punya pilot project untuk kemudian membuat dapur-dapur umum untuk nanti melayani stunting. Saya kira ini strategi yang luar biasa. Saya melihat rekan Babinsa banyak yang membantu mengantar makanan dari rumah ke rumah,” tutur dokter Hasto.
 
Dia menjelaskan, angka stunting masih menunggu hasil dari sistem elektonik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Karena, masih terjadi perbedaan yang signifikan dengan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI).
 
“Hasil survey hanya turun 0,1 tetapi laporan dari para Gubernur, Bupati dan Walikota yang didukung laporan oleh para Dandim, Kapolres dan jajarannya itu mendapatkan hasil dari posyandu angkanya cukup rendah. Bahkan, ada yang di bawah 10," ungkap dokter Hasto. 
 
 
E-PPGBM  adalah catatan berbasis masyarakat dan akan direview Mei dan Juni 2024, diukur ulang tinggi dan berat badan bayi. Sehingga, pada Juni akhir nanti hasilnya bisa dipaparkan kembali dan bisa diketahui angka-angka yang ada.
 
Dokter Hasto mengatakan, zero angka kematian ibu dan bayi harus diwujudkan. Saat ini di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 189 per 100 ribu kelahiran. NTT, Papua, serta Maluku merupakan provinsi dengan AKI yang masih tinggi. 
 
“Cita-citanya harus sama dengan para suami, menyamakan visi jangan sampai ada yang meninggal (saat melahirkan),” imbuhnya.
 
 
Kematian bayi, lanjutnya, relatif lebih sukses dan ini sangat dipengaruhi oleh jarak anak, jumlah anak, usia hamil yang tidak terlalu tua dan terlalu muda. 
 
Pembangunan Berbasis Perempuan
 
Selain itu, dokter Hasto  menjelaskan struktur penduduk Indonesia, di mana penduduk bekerja jauh lebih melimpah daripada yang tidak bekerja (yang masih di bawah 15 tahun dan yang sudah di atas 65 tahun). 
 
Dependency ratio antara yang bekerja dan yang tidak bekerja di tahun 2020, bisa mencapai angka 44,33. Yang berarti setiap 100 orang bekerja hanya memberi makan  44 orang. 
 
 
Dokter Hasto memgimgatkan, beban pembangunan akan ada pada ageing population. Dan, populasi yang mengisi ageing population ini adalah orang-orang tua yang tidak produktif.
 
Rata-rata pendidikannya 9 tahun di tahun 2035, ekonomi  menengah ke bawah, populasi perempuan lebih banyak dari laki-laki, karena usia harapan hidup perempuan lebih lama dari laki-laki.
 
"Ini fenomena, sehingga kemiskinan ekstrim berdasarkan pengalaman saya selalu diwarnai janda-janda tua dan fakir miskin. Ini yang menjadi perhatian kita karena pendidikan rendah dan ekonominya juga rendah," ujar dokter Hasto.
 
 
Ke depan, katanya, kemiskinan ekstrem terdiri dari keluarga yang unmofiable - sulit diubah. Maka, memberdayakan perempuan menjadi hal yang penting. 
 
“Memberdayakan perempuan punya visi ke depan, sehingga ketika ageing population terjadi, semua perempuan yang populasinya lebih banyak  masih produktif dan tidak menjadi beban. Inilah makna dari mengarusutamakan gender. Karena itu, pembangunan berbasis perempuan juga sangat bermakna bagi kita,” terang dokter Hasto.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat