: Kiprah Irwan Hidayat di industri jamu, tidak perlu diragukan lagi. Seabrek prestasi dan penghargaan telah ditorehkan Direktur Sido Muncul ini.
Berkat kiprahnya juga, jamu kini sudah dikenal luas, bahkan hingga ke mancanegara. Beberapa produk Sido Muncul saat ini sudah di ekspor ke mancanegara. Seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Australia, Korea Selatan, Nigeria, Aljazair, Hong Kong, Arab Saudi, Mongolia dan Rusia hingga Amerika Serikat.
Gebrakan Irwan Hidayat dalam memajukan obat herbal asli Indonesia itu, tidak hanya mendapatkan pengakuan dari kalangan industri, pemerintah, akademisi, pers bahkan kalangan kedokteran pun turut memberikan apresiasi dedikasi, loyalitas, kerja keras, keuletan membesut jamu sebagai warisan budaya asli Indonesia ini bersama 4 saudaranya generasi kedua Sido Muncul (J Sofjan Hidajat, Johan Hidayat, Sandra Hidayat dan David Hidayat) mampu menembus dunia.
Yang terbaru Irwan Hidayat menurut rencana pada, Rabu besok (13/11/2024) bakal mendapatkan Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Putra sulung dari mendiang Jahja dan Desy Hidayat ini akan mendapatkan Gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Ilmu Manajemen dan Mutu (Branding).
Upacara Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Negeri Semarang dibuka sekaligus sambutan oleh Rektor Unnes Prof. Dr. S. Martono, M.Si.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan tamu kehormatan Guru Besar Bidang Manajemen FE UI dan praktisi bisnis Prof Rhenald Kasali, Ph.D sebagai kolega dan sahabat Irwan Hidayat yang juga Brand Ambassador terlama dari produk Tolak Angin.
Secara resmi Bos Sido Muncul ini menyandang gelar Doktor HC saat dilakukan pembacaan Surat Keputusan Rektor Unnes Prof. Dr. S. Martono, M.Si selalu Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Umum, SDM, dan Keuangan Dr. Ngabiyanto, M.Si
Sedangkan pidato pengantar Promotor disampaikan Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum yang sebelumnya adalah Rektor Unnes (2013-2018) dan 2018-2022.
Setelah itu adalah penyampaian Orasi Ilmiah Promovendus Irwan Hidayat dalam Sidang Senat Terbuka Unnes.
Baru setelah itu Irwan Hidayat diberikan pengalungan samir, penyerahan SK dan piagam gelar oleh Rektor Unnes.
Selain sahabat Irwan, dalam video testimoni juga akan diputar rekaman Menteri BUMN era Presiden SBY dan tokoh pers senior, Dahlan Iskan serta para sahabat dari berbagai kalangan dari tokoh politik, bisnis, tokoh agama, selebiritis, hingga olahragawan.
Kepada jurnalis senior , AG Sofyan, suami dari istri tercinta Shinta Hidayat dan ketiga putri/ putra, Maria Hidayat, Mario Hidayat, dan Marco Hidayat menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi tinggi kepada Unnes sebagai lembaga pendidikan tinggi yang sangat dihormati dan dipercaya berkenan memberikan gelar Doktor Kehormatan kepada dirinya tanpa harus mengikuti perkuliahan sebagai mana ketentuan sebagai layaknya sebagai mahasiswa sebuah perguruan tinggi.
Irwan mengaku bangga sekaligus terharu karena hanya bisa berdagang jamu saja bersama 4 saudara kandungnya, namun bisa mendapatkan pengakuan dari mana pun, terkhusus adalah dari kalangan akademisi ini dimulai dari Unnes.
Yang ingin Irwan sampaikan kepada masyarakat bahwa perjuangan mempopulerkan jamu yang sejatinya adalah kekuatan besar negeri Indonesia Raya ini ternyata dalam perjalanan waktu tidak mudah dan tidak se-simple yang dibayangkan publik, seperti yang dilihat orang tentang perkembangan dan kemajuan Sido Muncul dapat menembus batas ruang dan waktu ini.
Jamu Makin Populer
Lebih lanjut Irwan yang juga dikenal sebagai influencer ini menyatakan saat ini jamu sudah dikenal dimana-mana. Bahkan jamu jadi “naik daun” semakin populer dari generasi ke generasi dimulai dari sesuatu yang tidak diperhitungkan menjadi semakin berharga karena dipercaya kualitas, khasiat, dan keberlanjutannya untuk dikembangkan sebagai obat herbal.
“Saya berusaha sekuat tenaga dan pikiran yang selalu positif serta berniat baik ingin megubah persepsi itu. Dari yang tidak diperhitungkan, bahkan jamu itu disepelekan atau diremehkan Syukur alhamdulillah, puji Tuhan, sekarang menjadi sesuatu yang diperhitungkan. Jamu sekarang diteliti oleh kalangan scientist, researcher, akademisi hingga para dokter ikut memperbincangkan dan menduskusikannya dalam ruang-ruang intelektual," ungkap Irwan kepada di sela-sela pemberian bantuan Sido Muncul kepada korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flotim, NTT.
Terrlebih lagi, kata Irwan, momentum memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity Unesco sebagai tonggak kebangkitan warisan nenek moyang Indonesia semakin mendunia.
"Budaya Sehat Jamu resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Indonesia ke-13 yang diinskripsi ke dalam daftar WBTb Unesco diharapkan bisa diterima oleh dunia kedokteran dan kefarmasian sehingga obat herbal ini dapat berkontribusi positif bagi kesehatan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045," urai Irwan.
Ikut Bikin Jurnal Ilmiah
Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Unnes dari wakil masyarakat yang diketuai Kepala LKPP RI Dr. Hendrar Prihadi, S.E., M.M ini mengaku bahwa dalam proses dirinya mendapatkan penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan dari Unnes juga melalui proses yang tidak cepat.
Filantropi Indonesia ini juga harus mengikuti tahapan yang disyaratkan oleh pihak Rektorat Unnes.
Sekali pun dari pengalaman dan separuh hidupnya jamak didedikasikan untuk pengembangan dan kemajuan jamu Indonesia. Sehingga cucu pertama pendiri Sido Muncul, Ny Rakhmat Sulistio ini tergolong sangat fasih soal sejarah, lika-liku perjalanan jamu, tantangan, dan peluang serta kiat-kiat bagaimana membesut jamu tersebut mampu menembus batas zaman.
Baca Juga: Lirik Lagu Bagimu Negeri - Lagu Nasional , Padamu Negeri Kami Berjanji, Padamu Negeri Kami Berbakti
“Meski tidak selesai sarjana saya dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, tapi ketika harus membuat jurnal ilmiah sebagai persyaratan dan ketentuan mendapatkan gelar ini, rasanya cukup menantang dan jadi kok pengin kuliah lagi.. ha..ha...ha" ucap Irwan sambil tertawa.
Pria kelahiran Jogjakarta dan besar di Jalan Mlaten Trenggulun, Kawasan Kota Lama Semarang ini berharap apa yang dia lakoni selama 5 dekade berkecimpung di urusan jamu dan herbal dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, kesehatan, bisnis, budaya dan konservasi alam dan lingkungan.
"Saya berdoa pengalaman saya di urusan jamu dengan pengakuan sebagai Doktor Kehormatan ini bisa jadi kekayaan intelektual Unnes dan Perguruan Tinggi lainnya," tandasnya. ***