unescoworldheritagesites.com

Kemendukbangga/BKKBN dan Koalisi Nasional PAUD-HI Kerja Sama Pelaksanaan Program Pengembangan PAUD-HI - News

Perjanjian Kerja Sama tentang Pelaksanaan Program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI).

 
: Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) dan Koalisi Nasional PAUD-HI melakukan Perjanjian Kerja Sama tentang Pelaksanaan Program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI). 
 
Kerja sama Kemendukbangga/ BKKBN) dan Koalisi Nasional PAUD-HI bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dalam mendukung pengembangan anak usia dini secara holistik dan integratif di Indonesia. 
 
Kerja sama Kemendukbangga/BKKBN) dan Koalisi Nasional PAUPAUD- ini diharapkan mempererat hubungan antara kedua pihak, dalam meningkatkan kualitas layanan PAUD yang inklusif, serta mendukung kesejahteraan anak Indonesia. 
 
 
Demikian disampaikan  Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Kemendukbangga/ BKKBN dr Irma Ardiana, MAPS setelah melakukan penandatanganan PKS, di Kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur, Rabu (13/11/2024), yang digelar secara luring dan daring. 
 
Pada kesempatan itu, Koordinator Nasional Perkumpulan PAUD-HIbMega Indrawati SPd MPd. mengatakan,  pihaknya memiliki inisiatif melalui proyek yang dinamai _more care for young children_.
 
Di mana proyek ini fokus pada para orang tua atau pengasuh anak-anak usia nol hingga dua tahun. 
 
 
"Secara khusus, proyek ini dilaksanakan di dua Lokasi, yakni Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT dan Kota Depok, Jawa Barat. Dengan, latar belakang pemilihan kedua lokasi itu adalah untuk melihat pola asuh orangyua dan pengasuh anak di perkotaan dan pedesaan," ungkapnya. 
 
Menanggapi rencana proyek ini, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Kemendukbangga/ BKKBN dr Irma Ardiana MAPS mengungkapkan, hasil dari pelaksanaan proyek akan dijadikan catatan pembelajaran.
 
Untuk memperkuat
program Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS) BKKBN. Sehingga, diharapkan dapat mempercepat laju penurunan angka stunting. 
 
 
Seperti diketahui, data BPS menunjukan anak usia dini ada 30,2 juta. Sedangkan berdasarkan Pendataan Keluarga (PK) sebanyak 21,8 juta anak.
 
"Jadi, sasaran kita ada dua, yaitu pada keluarga yang mengasuh anak usia dini dan anak usia dini. Kampanye tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)  mulai dari kehamilan, kita akan fokus ke banyak hal," terang Irma.
 
Dia menyebutkan, ada enam tujuan untuk mempercepat penurunan stunting. Salah satunya adalah pola asuh. Karena pola asuh menentukan dua hal. 
 
 
Pertama  apakah anaknya mendapatkan gizi sejak dalam kandungan. Kedua,  apakah anaknya terlindungi dari risiko infeksi.
 
"Kemudian, salah satu yang menjadi ruang lingkup juga, kita punya serangan udara dan darat. Kita lihat berdasarkan data. Ternyata anak usia dini lahir dari keluarga gen millennial dan gen Z. Jadi, kita harus tahu siapa yang mau kita sasar, seperti perilakunya," jelasnya. 
 
Irma juga menyebut tentang   diversifikasi layanan parenting. Satu di antaranya tentang belajar tapi mandiri, _anytime, anywhere_ . Di BKKBN ada sistem belajar mandiri melalui www.orangtua.id dan klik belajar mandiri..
 
Irma juga menerangkan tentang perkembangan otak, yang sebenarnya berkembang sampai usia 20 tahun. Tapi, memang sudah mengalami penurunan dibandingkan  1000 HPK. 
 
Otak terus berkembang sampai usia 20 tahun. Makanya, ada konsep bukan lagi 1000 HPK, tetapi  1000 ditambah 7000, menjadi 8000 HPK, Kenapa? Karena kalau dari tinggi badan anak-anak, 50 persen pesatnya  di usia lima tahun.***
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat