: Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Gejala klinis yang tidak spesifik pada pasien ketika terinfeksi dengue, menyulitkan klinisi untuk menegakkan diagnosis. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam penatalaksanaan pasien sehingga dapat menyebabkan kematian.
Penatalaksanaan infeksi dengue di awal infeksi, sebelum masuk fase kritis, dapat menurunkan angka kematian. Oleh karena itu diperlukan alat diagnostik yang dapat mendeteksi infeksi dengue di awal infeksi dengan waktu yang singkat, tanpa memerlukan fasilitas laboratorium berteknologi canggih dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
Virus dengue (DENV) memiliki protein non-struktural (NS) yaitu protein NS-1 yang lestari (conserve) dan disekresikan dalam darah pada awal infeksi ketika menginfeksi manusia. Sehingga deteksi protein NS-1 dapat dijadikan penanda infeksi dengue yang sangat baik.
Baca Juga: Lirik Lagu Sajadah Panjang - Bimbo ... Hamba Sujud Tak Lepas Kening Hamba
Peneliti dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan IMERI FKUI bersama PT Konimex melakukan pengembangan dan produksi kit yaitu KODC Dengue untuk deteksi protein NS-1 yang dapat memberikan hasil cepat sebagai alat diagnostik dini infeksi dengue.
Kit ini dengan lisensi dari FKUI menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue yaitu protein NS-1 yang ada didalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.
Ada enam keunggulan alat deteksi dengue ini. Pertama, cepat karena hanya memerlukan waktu 15 menit dalam menentukan ada tidaknya infeksi dengue. Kedua, sensitif karena berbasis strain DENV yang beredar di Indonesia. Ketiga, spesifik karena dikembangkan berdasarkan epitope DENV yang tidak cross reaksi dengan virus lain.
Baca Juga: Museum Tekstil Dikunjungi Ahli Waris Ny Eiko Kusuma, Akan Tinjau Koleksi Batiknya
Keempat, relatif murah karena produksi dalam negeri, dan juga dapat mendeteksi infeksi DENV dengan berbagai macam tipe spesimen yaitu plasma, serum, dan whole blood. Kelima, dapat disimpan di suhu kamar sehingga tidak memerlukan cool chain dalam pengiriman dan penyimpanan. Keenam, dapat mendeteksi NS-1 dari sampel darah utuh.
Tim peneliti yang terlibat dalam pengembangan KODC Dengue adalah Dra. Beti Ernawati Dewi, Ph.D; dr. Mirawati Sudiro, Ph.D; Fithriyah, M.Biomed, Ph.D; Evy Suryani, dan Hidayati Desti dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM/Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI, Andriansjah, S.Si, M.Biomed, Ph.D dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, dan Dr. dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-KPTI dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM/ Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI.
Baca Juga: Parade Rejang Sari Semarakkan Pujawali ke-17 Parahyangan Agung Jagat Kartta Gunung Salak
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dalam sambutannya mengatakan, "Saya ucapkan selamat kepada Dra. Beti Ernawati Dewi, PhD dan tim atas inovasinya yang luar biasa. Penemuan ini berhasil melengkapi rangkaian inovasi dan terobosan peneliti Indonesia, khususnya para peneliti FKUI, di bidang deteksi dini demam berdarah sebelumnya. Indonesia sebagai negara endemis DBD tentu saja sangat terbantu dengan adanya inovasi ini. Diagnosis DBD diharapkan berjalan lebih cepat dan akurat sehingga penanganan optimal dapat segera diberikan. Saya berharap pencapaian ini mampu menarik antusiasme peneliti sekaligus industri dalam negeri untuk terus berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan kemandirian bangsa di bidang penyediaan alat kesehatan."
Baca Juga: Lirik Lagu Bermata Tapi Tak Melihat - Bimbo ...Semoga Kita Menjauh dari Sifat Sedemikian
KODC DENGUE berpotensi digunakan oleh seluruh penduduk di daerah tropis yang berisiko terinfeksi dengue. Bentuknya yang praktis dan cara kerjanya yang mudah memungkinkan produk ini dapat diaplikasikan di rumah sakit, klinik, maupun laboratorium yang memiliki fasilitas pengambilan darah dari pasien. Nilai sensitivitas dan spesifisitas KODC Dengue adalah 100% dan 99,08% secara berurutan.