: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK), Muhadjir Effendy, bertemu PJ Gubernur DKI Heru Budi Hartono, dalam rapat koordinasi pembahasan percepatan penanganan kemiskinan esktrem dan penanganan kampung kumuh di DKI Jakarta, di Balai Kota Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Menko PMK menyampaikan tiga program super prioritas yang harus dituntaskan. Pertama, penghapusan kemiskinan ekstrem. Di tahun 2024, Indonesia diharapkan kemiskinan ekstrem sudah tidak ada atau mendekati nol.
Yang kedua, Menko PMK menyebutkan, pengurangan angka stunting. Target penurunan stunting sesuai arahan presiden yaitu di angka 14 persen di tahun 2024. Sementara posisi stunting di Indonesia ini masih 22,6 persen.
Ketiga, revitalisasi vokasi dalam rangka menyiapkan usia produktif. Terutama, usia muda produktif untuk bisa memasuki dunia kerja dengan baik.
"Nah dari ketiganya tadi Pak Gubernur sudah menjelaskan. Saya sangat menghargai dan mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah DKI, terutama dalam rangka penyepadanan data," terang Menko PMK.
Data memang masih menjadi masalah yang paling krusial. "Sebelum kita bertindak tanpa data, yang pasti akan menjadi tidak tepat,” ujarnya.
Menko PMK menghargai dan mengapresiasi program yang telah dilakukan Pemda DKI. Dalam penghapusan kemiskinan ekstrem dan penanganan kemiskinan. Program sudah sangat cukup dan terutama langkah Pemda DKI, dalam upaya memecahkan persoalan krusial, terkait ketepatan sasaran dengan memadupadankan data.
“Setahu saya Pemda DKI satu-satunya provinsi yang sudah melakukan paduan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) maupun data carik," ujar Menko PMK.
Upaya yang sangat jitu, lanjutnya, untuk menghasilkan ketepatan sasaran. Karena, memang perlu dilakukan kroscek data dan mensinergikan seluruh sumber data.
Menyinggung persoalan stunting, Menko PMK menyampaikan, Presiden menginginkan kita untuk mempersiapkan SDM Indonesia unggul ke depan. Karenanya, , isu stunting harus di selesaikan.
Menko PMK mendorong Pemda DKI memastikan pengawalan dari calon pengantin hingga tumbuh kembang anak. Terkait pemantauan atas pengukuran indikator stunting. Agar segera dilengkapi sarana seperti USG ataupun alat anthropometri dan latih para kader.
Menko PMK, juga menyampaikan 60 persen keluarga stunting beririsan dengan kemiskinan ekstrem. Dengan demikian, menangani kemiskinan ekstrem juga menyelesaikan stunting.
Penyelesaian persoalan perumahan dan lingkungan yang dijumpai pada penduduk miskin, juga merupakan kunci penyelesaian stunting.
Karenanya, Menko PMK telah berkoordinasi dengan KemenPUPR terkait penanganan kumuh DKI Jakarta. Yang juga bagian dari strategi pengurangan kantong kemiskinan dalam upaya penghapusan kemiskinan ekstrem.
Di bagian lain, PJ Gubernur DKI Heru Budi Hartono menjelaskan, ada sekitar 3 juta warga yang berada di data P3KE, DTKS dan carik. Kepada mereka akan segera dilakukan intervensi program penghapusan kemiskinan ekstrem, baik bersumber dari dana APBN maupun APBD.
Untuk data penduduk miskin dan miskin ekstrem, yang belum didaftarkan dalam DTKS, akan segera dikonsolidasikan dengan Kemensos. Selanjutnya, terkait dengan penanganan kawasan kumuh, yang merupakan bagian dari strategi pengurangan kantong kemiskinan, sudah mempunyai data 14 kawasan kumuh prioritas di DKI ini.
Tinggal disinkronkan yang mana dari 14 kawasan kumuh tersebut masuk kawasan prioritas. Dari Menko PMK dengan Menteri PUPR dan siap bersinergi dalam penanganannya.***