unescoworldheritagesites.com

Peringati Hari Tari Dunia, Keraton Surakarta Pentaskan Tarian Klasik Karya Paku Buwono - News

Penari Keraton Surakarta saat berlatih sebelum pentas peeingatan Hari Tari Dunia (Endang Kusumastuti)

Keraton Surakarta Hadiningrat, turut memeriahkan Hari Tari Dunia dengan menggelar pentas tari di Bangsal Smarakata Keraton Surakarta, Senin (29/4/2024). Ini untuk pertama kalinya Keraton Surakarta menggelar sendiri pentas tari untuk memperingati Hari Tari Dunia.

Ada empat tari yang dipentaskan, yakni Bedhaya Sukoharjo, Srimpi Sangupati, Sancaya Kusumawicitra, serta Bandayuda.  Semua tarian tersebut merupakan karya Raja Keraton Surakarta. Sancaya Kusumawicitra diciptakan oleh Paku Buwono (PB) I atau lebih dari 270 tahun lalu 

"Kenapa kami menggelar sendiri karena adanya Solo karena Keraton Surakarta, sebelumnya kami yang ikut pentas, tahun ini kani selenggarakan sendiri. Menampilkan dua tarian putri, bedhoyo dan srimpi. Dan tarian kakung (laki-laki) Sancaya Kusumawicitra, serta Bandayuda," jelas Putri Paku Buwono (PB) XII, GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, Senin (29/4/2024).

 Baca Juga: CdM Kontingen Indonesia di Paralimpiade Berharap Kekompakan Atlet NPC untuk Raih Prestasi

Menurur Gusti Moeng,  tari Sancaya Kusumawicitra yang diciptakan PB I bercerita tentang penggambaran Prabu Kusumawicitra dan Sancaya. Intinya menunjukkan sifat buruk dan baik, dalam tarian tersebut juga digambarkan dengan peperangan. Manusia harus bisa mengalahkan hawa nafsu yang jelek.

"Tari Bedhoyo dibawakan sembilan orang dam srimpi empat orang. Sedangkan Sancaya ditarikan dua orang dan Bandayuda dibawakan empat penari," jelasnya lagi.

Sedangkan tari Bedhoyo Sukoharjo diciptakan PB IX saat meresmikan pesanggrahan Langemharjo. Jika biasanya Bedhoyo dibawakan selama 50 menit maka di pementasan kali ini dipadatkan menjadi 35 menit. Untuk Srimpi yang biasanya 55 menit dipadatkan menjadi 20 menit.

 Baca Juga: Duel Mike Tyson Vs Jake Paul Diplot 50-50, Begini Analisis Faktanya

Pergelaran tari tersebut akan diiringi oleh 10 sinden dan 28 niaga secara langsung. Pentas tari tersebut disaksikan sekitar 250 penonton yang sudah mengantongi undangan sebelumnya.

Kerabat Keraton, KPH Eddy Wirabhumi menambahkan hadirnya Keraton Solo dalam event-event dunia ini sekaligus sebagai bentuk pelestarian budaya. Bertujuan untuk mengenalkan dan mengajak generasi penerus untuk mengenal warisan budaya tak benda yang dimiliki oleh Keraton Solo.

Sementara iru peringatan Hari Tari Dunia 2024 di Kota Solo juga dilaksanakan di Balai Kota Solo, ISI Solo, dan Pura Mangkunegaran Solo.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat