SUARAKARYA.ID: Pemerintah Kota Jakarta Pusat bersama PT Mass Rapid Transit (MRT) membahas rencana sekaligus potensi dan dampak dari pembangunan jalur MRT Fase 2.
"MRT itu segera meluncurkan pembangunan Fase 2, barat ke timur dan ketika akan melakukan pembangunan lanjutan, pasti ada persoalan-persoalan yang perlu dituntaskan terutama terkait kewilayahan," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa(27/8/2024).
Karena itu, katanya, perlu ada sosialisasi dan sinkronisasi agar tujuan proyek ini berjalan baik.
Baca Juga: Perjanjian Pinjaman MRT Fase 2 Diteken Minggu Depan
Persoalan yang dibahas terkait ruang-ruang yang terdampak pembebasan akibat adanya pembangunan.
Lalu, jalur-jalur di Jakarta Pusat yang terdampak pembangunan tersebut dari arah Roxy sampai Kebon Sirih hingga Jalan Letnan Jenderal Suprapto.
"Pastinya saat pelaksanaannya ada rekayasa lalu lintas. Karena kan ada yang bawah tanah (underground), ada juga yang jalur layang (flyover), di atas," kata Dhany.
Baca Juga: Indonesia dan JICA Tandatangan Risalah Proyek Pembangunan MRT Koridor Timur – Barat Fase 1
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda), Weni Maulina mengatakan, pembangunan MRT Jakarta koridor timur-barat terdiri dari jalur bawah tanah mulai Roxy hingga Galur dan jalur layang dari Tomang-Grogol serta Cempaka Baru-Ujung Menteng.
Dari keseluruhan lintasan itu rencananya dibangun sebanyak 21 stasiun perhentian.
"Untuk wilayah Jakarta Pusat titiknya mulai dari Roxy Mas, Gambir, sampai Sumur Batu, Kemayoran," kata Weni.
Baca Juga: HUT Jakarta, Yuk Naik Transjakarta, MRT dan LRT Tarifnya Cuma Rp 1
Menurut Weni, proses pengerjaan MRT di kawasan Roxy Mas rencananya dimulai pada akhir tahun 2024. Karena itu, Weni mengaku kedatangannya bersama tim ke Wali Kota Jakarta Pusat untuk melakukan koordinasi.
Weni berharap dengan koordinasi yang dilaksanakan ini Pemerintah Kota Jakarta Pusat bisa mendukung kegiatan ini sehingga nantinya proses pembangunan bisa terlaksana dengan baik.