: Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA), Tanaka Akihiko, di Tokyo, Jepang, Jumat (6/9/2024).
Pertemuan Menaker itu untuk membahas peningkatan target penempatan Pekerja Migran Indonesia di Jepang.
Dalam pertemuan itu, Menaker menyoroti pencapaian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Jepang, serta menjajaki peluang kerja sama lebih lanjut.
Seperti diketahui, Indonesia telah melampaui target awal penempatan tenaga kerja sebanyak 20.000 orang per tahun, dengan total 100.000 tenaga kerja dalam lima tahun.
"Hingga Desember 2023, jumlah Pekerja Migran Indonesia yang tergabung dalam program Specified Skilled Worker (SSW) di Jepang mencapai 34.253 orang, meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya," sebut Menaker.
Dia mengatakan, Jepang tengah membutuhkan sekitar 840.000 TKA dalam lima tahun ke depan. Dalam rangka mengoptimalkan peluang ini, Indonesia berupaya menaikkan target penempatan semula 20.000 pekerja per tahun menjadi 50.000 pekerja per tahun.
"Jadi, kita naikkan target total jadi 250.000 pekerja dalam lima tahun ke depan. Adapun, sektor-sektor yang membutuhkan tenaga kerja itu meliputi manufaktur, caregiver, pengolahan makanan, pertanian, dan pariwisata," tutur Menaker
Melihat tren peningkatan kebutuhan akan Pekerja Migran Indonesia di Jepang, Menaker menekankan pentingnya meningkatkan kesiapan sumberdaya manusia melalui lembaga pelatihan.
"Kita perlu memperbanyak lembaga pelatihan yang fokus mempersiapkan Calon Pekerja Migran Indonesia sebelum diberangkatkan ke Jepang. Kami juga akan memanfaatkan keberadaan 34 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki jurusan bahasa Jepang dengan memperkuat kerja sama antara JICA dan Kemendikbud," terangnya.
Selain memaksimalkan peran Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Pemerintah, kolaborasi dengan lembaga pendidikan juga diperlukan untuk mempercepat proses ini.
Sementara itu, dalam upaya menyesuaikan regulasi di Jepang terkait TKA, Menaker menjelaskan, aturan baru memungkinkan program pemagangan berlanjut ke SSW ini, memberikan Indonesia peluang besar.
Mennaker menyatakan, saat ini ada sekitar 74.000 peserta program pemagangan di Jepang yang berpotensi menjadi tenaga kerja dalam program SSW.
"Ini berarti kita memiliki sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan TKA di Jepang," kata dia.
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan strategis untuk mempercepat peningkatan jumlah Pekerja Migran Indonesia ke Jepang dan memperkuat kapasitas sumberdaya manusia di Indonesia melalui kerja sama erat dengan JICA dan lembaga pendidikan terkait.
Pertemuan bilateral ini juga dihadiri Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi serta Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker Haryanto. Sedangkan, dari pihak JICA dihadiri Deputy Director General Economic Development Departemen JICA Saotome June dan Special Advisor to the President for Migrant Worker JICA Shishido Kenichi.***