unescoworldheritagesites.com

Prosesi Adat, Dibunyikannya Gamelan Sekaten Keraton Surakarta Diwarnai Kericuhan - News

Kericuhan yang terjadi saat prosesi dibunyikannya gamelan Sekaten (Endang Kusumastuti)

Keraton Surakarta menggelar prosesi mulainya ditabuhnya (dibunyikan) gamelan dua pusaka gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari, di Masjid Agung Keraton Surakarta, Senin (9/9/2024). Prosesi ini merupakan salah satu tradisi dalam acara Sekaten.

Tetapi sayangnya , acara tersebut diwarnai dengan kericuhan. Antara kubu Raja Paku Buwono (PB) XIII dengan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta.

Aksi saling pukul dan dorong itu terjadi saat menantu PB XIII, KRA Rizki Baruna Aji Diningrat, yang tiba di Bangsal Sekati di kompleks Masjid Agung, tempat gamelan Kyai Guntur Madu dibunyikan. Dirinya memprotes karena gamelan sudah dibunyikan sebelum ia tiba, pasalnya dirinya yang membawa surat mandat dari Raja PB XIII.

 Baca Juga: Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia KWI: Terima Kasih kepada Semua Pihak

Sedangkan prosesi dibunyikannya gamelan tersebut diperintahkan dari LDA yang dipimpin GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng.  Gamelan dibunyikan sekitar pukul 13.45 WIB, setelah beberapa menit kenudian Rizki bersama rombongan baru tiba dengan membawa surat perintah dari PB XIII.

Rizki langsung mendorong salah satu abdi dalem pengrawit (penabuh gamelan), KRT Rawang yang berada tepat di depan pintu masuk Bangsal Sekati. Hal itu memicu emosi  sejumlah abdi dalem dan kerabat yang berada di sana dan mendorong Rizki keluar area.

“Ini keputusan Sinuhun PB XIII, saya yang diperintahkan, KRA Rizky Baruno Aji Diningrat yang didhawuhkan untuk memerintahkan ngungelke gangsa (membunyikan gamelan),” katanya sambil menunjukkan surat perintah.

 Baca Juga: Pagelaran Nusantara Jiwa Surga Khatulistiwa, Langkah Nyata BCA Turut Melestarikan Warisan Leluhur

Kericuhan kembali terjadi usai insiden tersebut, dimana sejumlah orang memaksa mendekati  Bangsal Sekati. Rombongan orang itu diusir oleh sekelompok orang lainnya hingga terjadi baku pukul.

Saat dikonfirmasi, Ketua Eksekutif Lembaga Keraton Solo, KP Eddy Wirabhumi, mengaku masalah tersebut hanya salah komunikasi.

“Ini miskomunikasi saja, karena saya mendengar sendiri yang mendapatkan perimtah menabuh gemelan sekaten. Llalu ada yang protes, jadi mungkin yang protes tidak tahu kalau perintah dari  kanjeng sinawun itu saja,” katanya.

Baca Juga: Pesawat Trigana Air PK-YSP Gagal Lepas Landas di Bandara Serui Papua

Sementara itu, Pengageng Parentah Keraton, KGPH Dipokusumo enggan memberikan komentar. Dipokusumo hanya mengatakan soal SOP dari raja.

"SOP dari Sinuhun, yang diperintah untuk membunyika gamelan adalah menantu raj, KRA Rizki,” kata Dipo.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat