: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan mentah. Hilirisasi dari mineral dan batubara (minerba) saat ini sudah mulai dilakukan, salah satunya adalah tembaga.
Hal ini dikatakan Jokowi saat membuka Kongres ISEI XXII dan Seminar Nasional 2024 di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2024).
"Minggu depan akan ada 2 smelter besar dengan nilai investasi Rp 50 sampai Rp60 triliun. Sudah beroperasi Amman di Sumbawa dan Freeport di Gresik. Hati hati kalau bicara Freeport, sekarang bukan miliknya Amerika karena sudah milik Indonesia," jelasnya.
Saat ini, Freeport sudah dimiliki Indonesia sebanyak 51 persen. Sedangkan sebelumnya hanya 9 pesen. Jokowi menyebut dalam waktu dekat kepemilikan Indonesia akan mencapai 61 persen.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan jika pada posisi dunia normal, Indonesia tidak mungkin bisa melakukan hiirisasi seperti ini. Karena pasti akan dicegat oleh negara maju.
"Saat mengambil Freeport saja banyak yang membisikan, pak hati- hati nanti Papua bisa lepas, pak hati hati bapak bisa digulingkan. pak hati hati," jelasnya lagi.
Baca Juga: Cemari Udara Jakarta, Industri Mortar di Kembangan Ditutup
Jokowi menyebut jika hilirisasi bukan hal yang mudah. Contohnya Freeport yang sudah 50 tahun lebih tidak mau membangun smelter, karena di sana tidak hanya tembaga tetapi ada barang lain yang nilainya lebih tinggi, yakni emas.
"Berapa ton emas tiap tahunnya hilang dari tanah air Indonesia selama 50-an tahun. perkiraan 40 sampai 50 ton ini baru perkiraan nebak nebak. Nanti kalau produksi sendiri bisa tahu berapa yang kita miliki," katanya.
Selain tenbaga, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebut minerba lain seperti nikel, dan bauksit. Untuk nikel saat ini Indonesia telah memiliki industri baterai cell.
"Kalau kapasitas baterai cell ini baru 180.000 mobil bisa kalo meningkat 1.000.000 kita baru punya daya saing yang kuat dengan negara lain," katanya lagi.
Selain minerba, Jokowi juga meminta ISEI merancang strategi hilirisasi padat karya untuk pangan. Seperti rumput laut yang belum disentuh secara manajemen yang baik. Padahal turunannya banyak seperti pupuk oranisk baik utk kosmetik, tepung, serta minyak pesawat terbang.
"Kita tahu Indonesia banyak pesisir paling panjang nomor 2 di dunia, 81.000 km, ini potensi besar. Tapi harus didesain dan direncanakan, strategi yang bener sehingga hasilnya bisa ketemu," jelas Jokowi.