: Gerakan Stop Boros Pangan, terus digalakwkan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Melalui gerakan tersebut, Bapanas menargetkan food loss atau pengurangan susut dan food waste atau sisa pangan sebesar 3 persen per tahun.
"Bapanas mendorong pemerintah untuk menyusun aturan. Setelah ada food loss dan food waste itu harus ada regulasi yang mendasari oleh karena itu Bapanas kemudian mempersiapkan perancangan Peraturan Presiden yang muatannya adalah bagaimana menyiapkan tata kelola yang lebih baik," jelas Deputi Bidang Kerawanan Pangan Dan Gizi, Bapanas, Nyoto Suwignyo, di sela peringatan International Day of Awareness of Food Loss and Waste (IDAFLW) di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo, Minggu (29/9/2024).
Aturan tersebut akan menjadi pedoman pemerintah pusat dan pemerintah daerah maupun masyarakat yang akan menyelenggarakan atau yang peduli terhadap food loss dan food waste.
"Jika nanti Peraturan Presiden (Perpres) sudah ada maka kami optimis, program ini akan efektif," katanya.
Pihaknya juga telah melihat dan mengevaluasi pengurangan sisa pangan di program makan bergizi untuk anak sekolah. Nyoto mengaku sudah melihat langsung salah satu warung yang menyediakan layanan makanan bergizi.
"Kami melihat pelayanan dapur makan bergizi tadi sudah menerapkan konsep yang namanya food loss dari food waste dimana setelah penyajian makanan tadi apabila tersisa yang tersisa itu dikumpulkan kemudian dihitung berapa total yang tersisa dibanding total yang diberikan kepada siswa," paparnya.
Baca Juga: Lestarikan Sanggul, Perkumpulan Pecinta Sanggul Nusantara Kenalkan Sanggul ke Gen Z di Solo
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah, Ema Rahmawati pada kesempatan sama mengatakan bibit untuk mencegah boros pangan sudah ada di kehidupan kita sehari-hari.
"Pemprov Jawa Tengah sangat mendukung terhadap upaya dan kampanye terus menerus terkait dengan boros pangan dan di Surakarta sudah ada yayasan yang mengumpulkan makanan-makanan sisa kemudian di tampung lalu di bagikan ke mereka yang membutuhkan," kata Ema.
Hal senada juga dikatakan Pejabat sementara (PJs) Wali Kota Solo, Dhoni Widianto. Menurutnya boros pangan adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak boleh disepelekan.
"Kita akan mengedukasi tidak hanya kepada pihak terkait tetapi kepada masyaraka. Karena boros pangan bisa sumber dari rumah tangga kami juga minta jajaran pemerintah Kota Solo melakukan sampai di tingkat kelurahan dalam rangka mengikuti gerakan stop boros pangan," kata Dhoni.