unescoworldheritagesites.com

HIMKI Gelar Furniture BootCamp, Guna Tingkatkan Kemampuan Produksi Mebel  - News

Furniture BootCamp gelaran HIMKI

 
: Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur  membuka pelatihan 'HIMKI Furniture BootCamp' di Palm Beach Hotel Bandengan, Jepara, Jawa Tengah, Selasa (1/10/2024). 
 
Sobur yang didampingi  Sekjen HIMKI Maskur Zaenuri, para Wakil Ketua Umum HIMKI dan pengurus HIMKI lainnya membuka Furniture BootCamp,  yang akan berlangsung pada 1 hingga 4 Oktober 2024.
 
Ketua umum HIMKI menegaskan, perlunya acara ini untuk pelaku industri mebel dan kerajinan nasional, mengingat manfaat dari pelatihan ini untuk para anggota HIMKI, yakni peningkatan kemampuan dalam hal produksi mebel. 
 
 
Pada kesempatan itu, Abdul Sobur juga menjelaskan mengenai pertumbuhan kinerja ekspor mebel Vietnam yang jauh meninggalkan Indonesia, sementara ekspor Indonesia mengalami penurunan.
 
Lebih jauh, Abdul Sobur menjelaskan mengenai perlunya semua untuk memahami filosofi Monozukuri Jepang, perlunya pengembangan desain, inovasi dan efisiensi. 
 
Monozukuri berarti sikap memiliki semangat untuk menciptakan dan memproduksi produk-produk unggul yang diimbangi dengan kemampuan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksi di dalamnya. 
 
 
Filosofi Monozukuri ini menekankan pada pentingnya proses produksi, yang sarat dengan kedisiplinan, ketelitian, kesungguhan, yang dilaksanakan secara konsisten. 
 
Filosofi ini telah berakar selama satu milenium pada masyarakat Jepang, dan telah berhasil mengantarkan negara Jepang menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia setelah Amerika. 
 
Berbekal filosofi ini, perusahaan di Jepang, ternyata berhasil melahirkan berbagai inovasi sistem teknologi pendukung 
industri, sehingga mampu bertahan 445 tahun lebih.
 
 
Di bagian lain, Dewan Pakar Bidang Usaha Kecil Menengah Yakub Firdaus menyatakan, penyelenggaraan pelatihan 'HIMKI Furniture BootCamp' memiliki tiga tujuan. Pertama, meningkatkan kompetensi teknis para peserta. 
 
Sehingga, dapat mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja (knowledge, skill dan attitude) yang dibutuhkan dalam industri furniture dan kerajinan. Dalam aspek teknik produksi dan standarisasi produk.
 
Kedua, meningkatkan kapasitas dan kualitas untuk mengelola usaha mebel berkualitas ekspor. Sesuai dengan persyaratan mutu dan permintaan pasar global.
 
Ketiga, dapat memajukan industri furniture dan kerajinan di kawasan sentra permebelan dan sekitarnya.
 
Sasaran dan penerima manfaat pelatihan ini adalah 37 IKM mebel anggota HIMKI dari 18 wilayah DPD HIMKI, di sentra sentra baik di Jawa maupun luar Jawa, yang telah memproduksi produk mebel maupun calon IKM mebel, yang mempunyai potensi kemampuan yang layak untuk mengembangkan usahanya di bidang permebelan.
 
Diselenggarakannya pelatihan 'HIMKI Furniture BootCamp' tentu tidak lepas dari kondisi terkini industri mebel dan kerajinan nasional. 
 
Perkembangan IKM mebel di berbagai wilayah sentra mebel dan kerajinan baik di pulau Jawa maupun di luar Jawa, masih banyak terkendala oleh permasalahan yang umum dihadapi oleh mereka. Seperti keterbatasan modal kerja dan/ atau modal investasi.
 
Mereka juga kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau, keterbatasan teknologi produksi, standarisasi produk, sumberdaya manusia dengan kualitas yang baik (manajemen, kewirausahaan, dan teknik produksi), informasi pasar, serta  kesulitan dalam pemasaran. 
 
Tingkat intensitas dan sifat dari masalah itu bisa berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antar lokasi/antar wilayah, antar sentra, antar sektor/antar subsektor atau jenis kegiatan, dan antar unit usaha dalam kegiatan/sektor yang sama.
 
HIMKI tentu berterima kasih kepada pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang bertekad untuk terus mendorong pengembangan sektor industri kecil dan  menengah (IKM) di tengah menghadapi dampak lanjutan pasca pandemi Covid-19 dan kelesuan pasar global. 
 
Berbagai langkah strategis telah disiapkan, agar sektor IKM dapat menjalankan usahanya dengan baik. Sehingga, masih memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
 
Di pelatihan ini dibahas strategi pengembangan Industri IKM furnitur dan kerajinan, yang meliputi: pertama, pemanfaatan potensi bahan baku. 
 
Seperti kita ketahui, Indonesia memiliki sumber bahan baku berlimpah dan beraneka ragam, namun secara alamiah berada pada lokasi yang tersebar. 
 
Pemanfaatan sumber daya akan efisien jika dilakukan pada skala ekonomi tertentu melalui upaya pengolahan bahan baku secara terpadu yang memberikan nilai tambah pada bahan baku tersebut. 
 
Kedua, penyerapan tenaga kerja. Dibalik keterbatasan IKM dalam permodalan, IKM memiliki potensi penyerapan tenaga kerja pada industri padat karya. 
 
Ketiga, pemanfaatan teknologi, inovasi, dan kreativitas. Teknologi dikembangkan dari yang sederhana sampai canggih.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat