: Pertengahan September 2024 lalu saya dan empat rekan wartawan dari berbagai media tiba di Kampung Kasimle, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
Ceritanya pagi itu Senin (16/9/2024) 30-an wartawan pusat dan daerah termasuk saya dengan menumpang kapal carteran bertolak dari Kota Sorong menuju Kampung Klayas Lokasi operasional PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim.
Rombongan wartawan itu termasuk saya dibagi dalam beberapa kelompok peliputan data untuk penulisan karya jurnalistik, dalam rangka Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2024.
Baca Juga: Kapal Meledak diduga Saat Pengisian BBM di Taliabu Cagub Gubernur Malut Meninggal
Saya dan empat wartawan lain terpisah dari kelompok besar itu untuk mengambil data penulisan jurnalistik AJP 2024 di Kampung Kasimle, Distrik Seget.
Saya dan empat rekan jurnalis ini kemudian menumpang mobil Avanza. Kami meluncur dari kampung Klayas ke Kampung Kasimle dalam tempo 1, 5 jam.
Di Kasimle yang indah dan sejuk alam kampung ini terlihat aktifitas ekonomi warga didominasi mama-mama Papua.
Menggunakan energi hijau perempuan Papua Kampung Kasimle, dipimpin mama Helena Maifun (47) itu mengerjakan berbagai kegiatan ekonomi.
Saya dan rombongan menyaksikan di rumah Pemberdayaan Masyarakat Pengelolaan Minyak Kelapa Kampung Kasimle. Di sini ada aktifitas UMKM mama-mama Papua.
Aktifitas yang dilakukan perempuan Papua pimpinan mama Helena itu adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pembuatan minyak kelapa.
Mama-mama Papua itu menjelaskan terkait proses pembuatan minyak kelapa.
Baca Juga: Komentar Gibran Terkait Wacana PDIP Masuk Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran
Awalnya atau dimulai dengan mengeluarkan tempurung buah kelapa untuk mengambil dagingnya.
Daging-daging kelapa itu kemudian diparut menggunakan Mesin Parut Listrik lengkap dengan Motor Dinamo, ramah lingkungan (energi hijau).
Kalau sebelum ini mama-mama Papua memarut daging kelapa menggunakan alat pemarut tradisional, kini mereka memanfaatkan mesin.
Menurut mama Helena kini warga di Kampung Kasimle memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Itu pengadaan dari PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim untuk warga Kampung Kasimle.
Dijelaskan mama Helena, warga Kasimle dewasa ini maju dalam berbagai hal. Tinggal warga mau bekerja atau tinggal di tempat.
"Membuat minyak kelapa, bikin kue hingga kerajinan tangan semuanya bisa diproduksi di Kampung Kasimle," kata Mama Helena.
Menurut dia, ia menggerakkan perempuan Kampung Kasimle untuk mulai berpikir bagaimana memajukan diri keluarga dan daerah ini ke depan.
Buktinya untuk memproses minyak kelapa secara teknis, benar - benar warga mendapat bimbingan dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VIII Kasim.
Ia menjelaskan cara membuat minyak goreng dari buah kelapa murni.
Baca Juga: Gibran Sebut Program Makan Bergizi Gratis Masih Terus Dilakukan Uji Coba dengan Sejumlah Skema
Menurut mama Helena mulanya belah buah kelapa. Lantas ambil dagingnya tapi airnya dituang ke wadah bersih.
Prosesnya parut daging buah kelapa menggunakan mesin parut bertenaga listrik PLTS yang terus beroperasi.
Berikutnya campurkan air ke dalam hasil parutan kelapa, lalu peras sampai mendapatkan air santan.
Kini masuk pada proses panaskan air santan di wajan sambil diaduk sampai minyak muncul.
Setelah ada minyak lalu ambil dan masukkan di wadah yang bersih untuk didinginkan.
Kebiasaan mama-mama Kasimle, minyak goreng dari buah kelapa ini disimpan di dalam botol-botol yang sudah disiapkan.
Mengenai bahan baku atau buah kelapa itu banyak terdapat di perkebunan atau dusun warga Kasimle sendiri.
Sebelumnya menurut mama Helena buah kelapa ini hanya menjadi makanan hewan liar seperti babi dan lainnya.
Menurut dia, ke depan bahan pangan lokal seperti singkong, keladi, pisang dan sagu juga akan diolah untuk memenuhi pasaran lokal kabupaten Sorong.
Ini suatu hal yang urgen karena di Distrik Seget ini akan dibangun Pelabuhan internasional.
Baca Juga: KTT ke-21 ASEAN – India: Menko Airlangga Sampaikan India Berminat Menanamkan Investasi di Indonesia pada Bidang Farmasi dan Kesehatan
Saat ini areal untuk pembangunan Pelabuhan Internasional tersebut sudah dalam proses pembebasan lahan.
Totalnya akan ada tiga pelabuhan modern yang ada di Sorong Papua Barat Daya. Cuma pengelolanya berbeda-beda.
Ketiga pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Arar yang dimiliki Kementerian Perhubungan, Pelabuhan Kota Sorong dikelola Pelindo IV dan Pelabuhan Seget yang akan dibangun PT Pelindo II.
Target Pelindo II untuk segera memulai pembangunan Pelabuhan Seget ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Karena itu mama-mama Papua di Kasimle akan berusaha untuk memproduksi makanan jadi dari bahan pangan lokal.
PT Kilang Pertamina RU VII Kasim, menurut mama Helena ke depan akan membantu perempuan - perempuan Papua di Kampung Kasimle untuk berkembang di berbagai bidang kehidupan.
Bantuan itu menurut mama Helena dalam hal memberikan pelatihan terkait memasak makanan sehat kebutuhan pasar.
Baca Juga: Program Ciamik dari Sampah Jadi Uang, Dr Ririn: Angkat Ekonomi Masyarakat, Lanjutkan!
Ibu - ibu Papua di sekitar daerah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arar termasuk Pelabuhan Seget harus banyak mendapat pelatihan menciptakan makanan bergizi.
Pasalnya, untuk sementara PT Kilang Pertamina RU VII Kasim itu masih mengutamakan peningkatan gizi bagi bayi dan anak-anak Kampung Kasimle.
Program peningkatan gizi bertujuan untuk pemenuhan pangan seimbang di tengah keluarga Kampung Kasimle.
Kebutuhan pangan harus terpenuhi sesuai takaran untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang anak normal.
Kisah mama Helena mengabdikan dirinya untuk kepentingan sosial selalu menarik untuk disimak.
Mama Helena rela blusukan dari rumah ke rumah. Bahkan dari kebun ke kebun lainnya untuk mengajak warga menjaga kesehatan balita dan anak-anak.
Mama Helena dan ibu-ibu lainnya setiap hari berkeliling daerah untuk memantau kondisi balita dan ibu hamil.
Baca Juga: MKI Dorong Implementasi Transisi Energi di Wilayah Jawa Timur
"Atas dukungan PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim keinginan warga Kasimle untuk meningkatkan perekonomian keluarga mereka menjadi kenyataan," kata mama Helena.
Ia terus menigkatkan peranan ibu-ibu di Kampung Kasimle untuk menyediakan menu di rumah dari potensi bahan baku di wilayahnya.
Menu bergizi sehat dan aman tetap mengutamakan varian menu tanpa beras dan tepung.
Ibu-ibu Kampung Kasimle, menurut mama Helena terus menampilkan pangan yang berasal dari potensi daerah seperti sagu, kasbi, petatas dan Keladi.
Dorong Kemandirian
Pihak PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim diketahui selalu hadir mendorong terciptanya kemandirian di setiap desa binaan termasuk Kampung Kasimle.
Baca Juga: Dukung Fasilitas Kesejahteraan Prajurit, Kasad Resmikan Mess Pati Wahidin dan Mess Tower F Pejambon
Khusus Kampung Kasimle Kilang RU VII Kasim bergerak melalui program pemberdayaan masyarakat.
Terbukti Perusahaan ini memberikan kontribusi kepada staf pengajar di SD N 16 Kabupaten Sorong, sebagai garda terdepan pendidikan dasar di Kampung Kasimle.
Seperti diketahui Kampung Kasimle menemui banyak tantangan dalam membangun kemandirian, pendidikan dan akses ilmu pengetahuan.
Hal ini menjadi fokus perhatian Kilang Kasim, di antaranya melalui inisiatif mendirikan rumah baca untuk membangun semangat dan budaya belajar sejak dini.
Secara signifikan minat baca dan belajar siswa-siswi Kampung Kasimle mengalami peningkatan.
Area Manager Communication, Relations, CSR, & Compliance RU VII Kasim, Ferdy Saputra mengatakan, pihaknya peduli dan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bagi warga binaan. Termasuk pembinaan warga di Kampung Kasimle
“Kami, akan terus berupaya membangun kemandirian di setiap desa binaan yang berdampingan dengan kilang,"ujarnya.
Dikatakan melalui kompas berkelanjutan diharapkan setiap desa dapat bertumbuh dari waktu ke waktu.
Utamanya, setiap program yang ada selalu terhubung satu sama lainnya.
Rimbongan wartawan ini termasuk saya ketika bincang- bincang dengan warga Kampung Kasimle, mereka mengaku telah mengalami banyak perubahaan menggembirakan.
Baca Juga: Dr Ririn Ingin Bangun Jalan Layang Sawangan dan Perbanyak Jalan Alternatif
"Kemajuan positif tidak hanya di bidang pendidikan, namun juga ekonomi melalui program Mama Bergerak yang digagas oleh Kilang Kasim," kata mama Helena.
Lebih lanjut, tantangan sosial khususnya kesetaraan gender juga menjadi sorotan yang selalu diupayakan bersama.
Ini merupakan perkembangan yang patut disyukuri karena selain memiliki nilai ekonomis, juga mengandung nilai keberlanjutan.
Itu sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs)
RU VII Kasim menjadi bagian dari PT KPI sebagai anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip Environment, Social and Governance (ESG).
RU VII Kasim terus menjalankan bisnis secara profesional untuk mewujudkan visi KPI.
Yaitu menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia.
Tentu yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik.