unescoworldheritagesites.com

Pembangunan Rumah Sakit Diprotes Keras: Warga De Park Tangerang Takut Harga Rumah Anjlok Drastis - News

Rencana lahan pembangunan rumah sakit di Perumahan Cluster Heliconia, De Park, BSD, Tangerang ternyata tidak dikehendaki warga setempat  (AG Sofyan)

: Rencana pembangunan rumah sakit di Perumahan Cluster Heliconia, De Park, BSD, Tangerang ternyata tidak dikehendaki warga setempat. 
 
Warga yang bermukim du Cluster Heliconia, De Park, BSD, Tangerang tersebut mengungkapkan keberatan atas rencana pembangunan rumah sakit di dekat permukiman mereka. 
 
Hingga saat ini pun, upaya dialog dengan pemerintah setempat belum membuahkan hasil yang memuaskan. 
 
 
Stevanus salah seorang warga RT 01 di cluster tersebut sudah berkoordinasi dengan kepala desa dan mengirim surat resmi kepada Pejabat Bupati, yang kemudian didisposisikan ke camat setempat. 
 
"Namun, hingga kini kami belum mendapatkan solusi yang jelas dan bisa kami terima semua," ungkapnya. 
 
Stevanus mengatakan, sejak rencana pembangunan rumah sakit mencuat, beberapa warga juga kesulitan menjual rumah mereka karena calon pembeli enggan membeli properti di dekat fasilitas medis tersebut.
 
 
"Waktu kami membeli rumah delapan tahun lalu, di master plan hanya ada gambar ruko komersil saja, tidak ada fasilitas umum sensitif seperti rumah sakit yang akan dibangun," ucap Stevanus. 
 
Tapi sejak kabar ini mrncuat dan tersebar, banyak warga mulai mengeluh dan khawatir atas kenyamanan dan nilai properti yang terancam akan menurun. 
 
Stevanus menuturkan informasi mengenai rencana pembangunan rumah sakit tersebut, pertama kali muncul awal tahun ini.
 
 
Celakanya pemberitahuan tersebut sempat tidak sampai ke warga di perumahan De Park. Hal ini membuat warga merasa sama sekali tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
 
"Kami baru pertama kali mengajukan protes dan berharap pihak rumah sakit maupun developer dapat mendengarkan suara kami dan segera merespon tuntutan kami,” tegas Stevanus. 
 
Arthur yang juga warga dari RT 02, mengungkapkan keresahan yang sama. 
 
Dia bersama ratusan warga lainnya merasa tidak dilibatkan dalam rencana tersebut sejak awal. 
 
 
“Kami tidak diberi informasi bahwa akan ada pembangunan rumah sakit di dekat sini. Kalau sejak awal diberitahukan, mungkin banyak dari kami yang tidak akan membeli rumah di sini,” tandasnya. 
 
Opsi Relokasi
 
Arthur membeberkan meski akan adanya fasilitas rumah sakit di lokasi area commercial De Park
yang berdekatan dengan pemukiman warga, justru akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga. 
 
“Suara sirene ambulans bisa mengganggu. Selain itu. Di sini adalah satu-satunya lokasi yang dikelola. Kami harap pengembang lebih bijaksana dalam mengelola lingkungan,” tambahnya.
 
 
Warga berharap pemerintah daerah tidak mengeluarkan izin serta dapat memerhatikan aspirasi mereka serta mempertimbangkan kembali urgensi pembangunan rumah sakit tersebut, mengingat kawasan permukiman yang sudah padat. 
 
“Di sekitar sini sudah ada banyak rumah sakit. Tidak ada urgensi untuk membangun rumah sakit tepat di samping permukiman. Ini jelas tidak alasan kuat untuk bisa kami terima,” tegas Arthur.
 
Para warga juga menyuarakan harapan agar pihak rumah sakit mempertimbangkan opsi relokasi.
 
“Masih banyak lahan lain dan kawasan ekonomi khusus yang bisa dipertimbangkan untuk lokasi rumah sakit,” jelasnya. 
 
 
Warga mengingatkan agar pihak pengembang dan pengelola lebih memerhatikan hak-hak mereka sebagai konsumen. 
 
"Kami ingin tinggal dengan nyaman dan aman tanpa terganggu oleh kebisingan-kebisingan pembangunan rumah sakit. Kami berharap pengembang mendengarkan keluhan ini dan melindungi hak-hak kami sebagai konsumen," pungkas Arthur. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat