: Tingalan Wiyosan Jumenemgan atau peringatan ulangtahun naik tahta KGPAA Mangkunegara X yang pertama digelar di Pendhapa Ageng, Pura Mangkunegaran Solo, Rabu (1/3/2023). Tarian sakral Bedhaya Anglir Mendung yang dibawakan tujuh orang penari, ditampilkan dalam acara tersebut.
Tari sakral itu diiringi secara langsung dengan gamelam Kyai Kenyut Mesem yang merupakan peninggalan Kerajaan Demak. Tarian ini diciptakan oleh Mangkunegara I (Raden Mas Said) yang menceritakan perjuangan RM Said (MN I) bersama pasukannya melawan musuh.
Selama sekitar 50 menit, tujuh penari wanita dengan membawa panah tersebut membawakan tarian di hadapan KGPAA Mangkunegara X dan tamu undangan.
Baca Juga: Lirik Lagu Surat Untuk Kekasih, Di Kamar Ini Ingin Kutulis Lagi , Tommy J Pisa
Usai Tari Bedhaya Anglir Mendung, dilanjutkan dengan sabda KGPA Mangkunegara X.
"Dengan usaha keras serta cinta yang tulus bersama-sama kita menjaga kebudayaan sesuai dengan falsafah Tri Dharma Mangkunegara. Keberlanjutan adalah motivasi bagi kita semua untuk mengembangkan kewajiban Mangkunegara sebagai suatu induk kebudayaan yang terus berkembang dalam membentuk budaya bangsa khususnya budaya Jawa," kata Mangkunegara X dalam sabdanya.
KGPAA Mangkunegara X dalam sabdanya juga mengatakan tidak ada yang lebih berharga daripada kita semua bersatu. Menyadari bahwa setiap kita adalah ujung tombak pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
Baca Juga: Lirik Lagu Mengapa - Koes Plus ... Kau Dusta Padaku, Janjimu Dahulu itu Palsu
Berdasar rasa peduli dan kasih sayang, pihaknya berharap sebagai kawula muda harus berpegang nilai-nilai leluhur.
"Yang senang akan kelakuan mandep manteb lan temen. Jadikanlah akar yang berkembang selaras dengan perkembangan zaman," katanya.
Mangkunegara juga berharap pemuda mengambil peran penting dalam mempelajari kebudayaan dan menjadi pilar penyangga Projo Mangkumegaran berikutnya.
Baca Juga: Lagu Batak Anak Medan Mendunia di Kejuaraan Powerboat Danau Toba
"Oleh karena itu, teruslah memperdalam identitas kebudayaan itu sendiri. Tantangan bagi Projo Mangkunegaran adalah menjadi wadah kebudayaan yang terus beegerak selaras dengan kebudayaan," jelasnya.
Selain Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, juga hadir beberapa tokoh lainnya. Seperti Raja Keraton Surakarta Paku Buwono (PB) XIIi bersama permaisuri, permaisuri Paku Alam X, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono bersama putrinya yang juga istri Mantan Panglima TNI Jendral Andika Perkasa Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono.