unescoworldheritagesites.com

Kusuma Wardhani Berpulang, Indonesia Kehilangan Atlet Panahan Pencetak Sejarah Olimpiade - News

Kusuma Wardhani (paling kanan) ketika meraioh medali perak Olimpiade Seoul Korea Selatan tahun 1988 dan sebelum meninggal dunia (Ist)

 

: Legenda panahan Indonesia, Kusuma Wardhani binti Fulan berpulang menghadap Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.

Kusuma Wardhani atlet panahan asal Sulawesi Selatan berpulang, Minggu (12/11/2023).
Seperti diberitakan selama ini, Kusuma sebelum berpulang sempat dirawat di rumah sakit karena sakit.

Bahkan Kusuma yang lahir di Makassar, 20 Februari 2964, dikabarkan tidak bisa jalan dan dirawat di Rumah Sakit Hermina Makassar. Dis mengalami penyumbatan pembuluh darah.

Berpulangnya Kusuma menjadi kehilangan besar bagi dunia olahraga Indonesia. Olahraga Indonesia berkabung berat karena Kusuma merupakan atlet pencetak sejarah besar di olimpiade.

Kusuma bersama Nurfitriyana Saiman dan Lilies Handayani  membuka era medali Indonesia di pesta olahraga tingkat dunia itu. Trio Srikandi Indonesia ini menorehkan sejarah hebat itu setelah merebut medali perak di Olimpiade Seoul, Korea Selatan, tahun 1988.

Setelah Kusuma, Lilies dan Nurfitriyana membuka era medali maka pada Olimpiade berikutnya di Barcelona,  Indonesia memaduki era emas. Pasangan cinta bulutangkis Indonesia, Susy Susanti dan Alan Budikusuma, berhasil mengawinkan medali emas, tunggal putri dan putra, untuk Merah Putih.

"Kami dari Yayasan Insan Peduli Olahraga (IPO) berduka cita yang mendalam. Kami dan tentunya dunia olahraga Indonedia kehilangan atlet dengan prestasi besar dan bersejarah. Semoga almarhumah mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan, " kata Pembina Yayasan IPO, Gungde Ariwangsa dalam ucapan duka cita yang diterima media, Minggu.

Dia mengemukakan, Kusuma bersama Nurfitriyana dan Lilies pantas menjadi contoh para atlet dan calon atlet nasional. Ketiganya berjuang keras dari bawah untuk meraih prestasi bersejarah di Olimpiade. Mereka sangat disiplin dalam berlatih dan tentunya kehidupan sebagai atlet di bawah asuhan pelatih Donald Pandiangan. Pelatih yang terkenal keras dalam menegakkan disiplin dan program latihan.

"Memang tidak ada yang instan untuk yang terbaik. Bukan saja di olahrga namun juga di bidang kehidupan lainnya. Maka para atlet perlu terus berlatih keras dan disiplin, " ujar Ariwangsa yang mantan Ketua Siwo PWI Pusat itu. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat