: Pengumuman pertarungan perebutan 4 sabuk gelar sudah diumumkan. Tyson Fury, juara kelas berat WBC, akan bertarung dengan Oleksandr Usyk, juara kelas berat WBA-IBF-WBO.
Duel akan digelar di Ryadh, Arab Saudi, 17 Februari.
Usyk (21-0-0, 14 KO) mengejar status juara tak terbantahkan di dua kelas berbeda setelah sebelumnya di kelas penjelajah. Jika ia bisa mengalahkan Fury (34-0-1, 24 KO), itu akan jadi sejarah.
“Pastilah. Itu selalu targetnya,” kata manajer Usyk, Egis Klimas. “Tak ada yang percaya ia bisa jadi juara tak terbantahkan di kelas penjelajah, tak ada yang percaya ia bisa naik ke kelas berat.”
“Lihatlah apa yang dia lakukan, apa yang dia bawa dan mengubah banyak hal saat ini.”
Pekan lalu, secara selintas promotor Usyk, Alex Krassyuk, mengatakan kepada ProBox TV, bahwa Tyson Fury tak terbiasa bertarung dengan petinju kidal seperti Oleksandr Usyk.
Hal itu dibenarkan Klimas.
“Ya, dia bukan petinju luar biasa di hadapan petarung kidal,” kata Klimas. “Dia juga bukan petinju hebat di hadapan lawan yang lebih pendek. Usyk punya dua-duanya. Dia lebih pendek dari Fury dan dia kidal. Kita lihat saja nanti.”
Tyson Fury dijatuhkan Francis Ngannou, petinju debutan dari UFC, di ronde 3 untuk kemudian menang dengan angka split, 28 Oktober.
Menurut Klimas, pertarungan Fury dan Ngannou berjalan ketat.
“Saya kira dia memang menang, tapi saya terkejut dengan skill Ngannou,” ujar Klimas.
“Dia [Fury] mungkin tak mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Tapi memang susah mempersiapkan diri ketika Anda berhadapan dengan lawan yang tak memiliki rekaman pertarungan tinju.”
“Dia [Ngannou] mempersiapkan diri dengan baik, itu sebabnya ia melakukan pekerjaan bagus,” tegas Egis Klimas.***