: Regulasi pertandingan yang berlaku di cabang olahraga Muaythai sangat membahayakan atlet. Atlet bertanding hingga dini hari, sehingga fisiknya mengalami kelelahan.
Hal ini dialami atlet Muaythai DKI Jakarta Gino Rinaldi Fauzi yang bertanding di semifinal kelas Eut 57 kg putra melawan atlet Jawa Barat Hanok Demonsial Baimo.
Kedua atlet ini harus menunggu hingga pukul 01.00 dini hari WIB Senin (9/9/2024). Padahal jadwal pertandingan adalah pada Minggu (8/9/2024) pada babak semifinal Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut yang berlangsung di Balai Meusaraya Aceh, Banda Aceh.
Baca Juga: Dinilai Gagal, DPW PPP Jateng Desak DPP Cabut Mandat Plt Ketum PPP
Terlepas dari siapa yang menang dalam laga tersebut, laga yang dilangsungkan dini hari sudah tidak benar. Apalagi ini pertandingan amatir.
Seharusnya panitia belajar dari kasus petinju Sumatera Utara Afrizal yang meninggal dunia setelah bertarung di Studio Indosiar pada 31 Maret 2012.
Petinju tersebut kelelahan setelah menunggu cukup lama untuk tampil, sehingga usai pertandingan 12 ronde Afrizal pingsan akibat kelelahan. Kendati sempat dirawat di RS UKI Cawang Jakarta Timur.
Selain itu, panitia juga tidak objektif dalam penilaian terhadap atlet yang sudah bertanding. Hasil pertandingan bisa tertunda cukup lama untuk menentukan pemenangnya, terlepas itu ada kesalahan teknis.
Baca Juga: Wamenaker Resmi Tutup Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional IX 2024
Menyikapi hal ini, PB PON harus bertindak untuk meninjau ulang jadwal pertandingan di cabor Muaythai. Karena olahraga bukan hanya soal kalah dan menang, namun harus diperhatikan keselamatan atlet.
Karena bertanding diluar waktu normal dapat membahayakan bagi keselamatan atlet. ***