: Bak pepatah yang mengatakan sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah perjalanan Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) dalam mempersiapkan dan mewujudkan pelaksanaan Kejuaran Nasional (Kejurnas) Catur Junior VI tahun 2024. Sebuah perhelatan yang merupakan pondasi awal untuk mencari bibit-bibit pecatur andalan Indonesia di masa depan.
Awalnya Kejurnas ini akan dilaksanakan di Madano, Sulawesi Utara (Sulut), Juli lalu, namun karena sesuatu dan lain hal tidak bisa diwujudkan. Pukulan ini tidak membuat PB Percasi menyerah dan kemudian mengambil alih pelaksanaan Kejurnas itu. Namun untuk pelaksanaan Kejurnas itu di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata, Bojongsari, Depok, 8-15 November 2024, PB Percasi harus menanggung pembiayaan dengan mengandalkan uang pendaftaran peserta dan dana sendiri tanpa ada dukungan dari sponsor dan pemerintah.
Padahal, PB Percasi bukan hanya menggelar Kejurnas Junior itu saja. Bersamaan dengan Kejurnas itu juga diadakan Rapat Kerja Nasional PB Percasi dan penataran pelatih.
“Biaya untuk kejurnas, Rakernas dan penataran pelatih itu kami mengandalkan dana dari dukungan peserta dan PB Percasi. Tidak ada bantuan sponsor dan pemerintah,” kata Ketua Panitia Kejurnas, Nanang Pujalaksana dalam laporannya pada acara pembukaan Kejurnas, Jumat (9/11/2024) malam.
Pembukaan Kejurnas itu dihadiri oleh Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Taufik Hidayat, Anggota Komite II DPD Senator Alfiansyah Bustami alias Komeng, Ketua Bidang Sports and Sciene KONI Pusat Irfan Bahtiar dan Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto, perwakilan Pengurus Provinsi Percasi, serta para pecatur, pelatih dan orang tua atlet.
Standar Internasional
Menghadapi kondisi itu GM Utut Adianto dalam sambutannya menyatakan, PB Percasi tidak mau menyerah ketika Kejurnas batal dilaksanakan. Akhirnya PB Percasi mengambil alih dan tidak mau menyusahkan orang untuk pelaksanaannya.
“Kita juga memaklumi pendanaan olahraga di APBN itu tidaklah besar. Namun tadi saat saya bisik-bisik dengan Wamenpora Pak Taufik maka ke depan Kemenpora akan memperhatikan PB Percasi,” ujar Utut yang Ketua Komisi I DPR RI itu.
Utut menjelaskan, biasanya penyelenggaraan Kejurnas level junior dibarengkan dengan senior. Namun karena ada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, maka pelaksanaannya dipisah.
“Sesungguhnya Kejurnas dilaksanakan di hari libur yang sudah dijadwalkan di Manado, karena satu hal lain belum berhasil dilaksanakan. Sekarang kita laksanakan sebaik-baiknya dengan standar internasional dan wasit dengan kualifikasi terbaik,” ujar politisi PDIP itu.
Dikemukakan juga oleh Utut, kategori usia yang diperlombakan. Ajang ini mempertandingkan kelompok umur mulai 7 tahun (KU-7), KU-9, KU-11, KU-13, KU-15, KU-17 dan Ku-19.
“Kenapa kelompok umur ganjil, tidak genap, karena di dunianya (perlombakan usia genap). Jadi di sini ganjil sehingga nanti kita bisa mengirim usia genap ke jenjang internasional,” papar Utut.
Nantinya para peraih gelar juara di turnamen kali ini akan dikirimkan menuju turnamen catur tingkat ASEAN untuk menambah jam terbang.
"Jadi juara Kejurnas kali ini, juara kelompok, juara satunya kita kirim ke ASEAN atas biaya PB Percasi. PB Percasi duitnya dari mana, yaudahlah nanti Insyaallah Tuhan membantu," tegasnya yang disambut tepuk tangan hadirin.