: Pelatih kepala Milklife Soccer Challenge Timo Scheunemann menilai, animo Masyarakat Jakarta untuk mengikuti turnamen sepakbola usia 10 dan 12 tahun meningkat pesat.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak sekolah dari berbagai sekolah dasar (SD) yang mengikuti Milklife Soccer Challenge seri 2 2024 Jakarta. Peningkatannya bahkan sampai tiga kali lipat dari turnamen yang sama tahun lalu.
“Saya sangat mengapresiasi banyaknya peserta dan potensi mereka cukup menjanjikan untuk berprestasi di masa depan,” kata Coach Timo di sela-sela pertandingan Milklife Soccer Challenge seri 2 Jakarta 2024 yang berlangsung di King Kong Soccer Stadion Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (9/11/2024).
Ia menilai, banyak pemain putri seri Jakarta yang dapat disaring untuk diikutkan pada putaran final 14 tim yang akan berlaga di Kudus pada akhir tahun nanti.
“Bahkan saya melihat potensi pemain putri Jakarta melebihi ekspektasi saya. Mereka yang menurut saya diperkirakan akan matang pada tahun depan, sudah bisa ikut masuk line-up tahun ini untuk putaran final di Kudus nanti,” lanjutnya.
Karenanya, Timo menegaskan bahwa event Milklife Soccer Challenge harus dilakukan secara continue untuk menjaga agar pemain tetap berlatih dan mengikuti kompetisi.
Ia juga menyarankan agar pemain yang betul-betul berbakat dan memilih sepakbola sebagai olahraga yang ditekuninya, bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB). Dengan demikian mereka dapat lebih fokus menekuni sepakbola.
Disinggung apa obsesinya terhadap sepakbola putri Tanah Air, Timo tidak muluk-muluk. Ia mengaku membina pemain sepakbola putri sejak usia dini untuk memasyarakatkan sepakbola putri di Indonesia.
“Awalnya memang banyak orangtua murid yang tidak berkenan melapas anaknya main sepakbola, karena sepakbola identik dengan olahraga kaum pria. Tapi setelah anak mereka mencoba bermain dan senang, mereka akhirnya mendukung,” ucapnya lagi.
Baca Juga: Perkumpulan HOGI Tegaskan Dukung Teguh - Bambang di Pilkada Solo
Berangkat dari usia dini, katanya, ingin tahapan usia dari 10, 12, 14, dan 17 tahun memiliki atlet-atlet berprestasi di setiap tingkatannya. Sama halnya dengan sepakbola putra seperti U-16, U-19, dan U-23.
“Saya lebih concern untuk membina atlet putri dari tahap usia dini hingga junior atau 17 tahun. Kalau untuk level Asia Tenggara, Asia atau dunia saya belum sampai ke situ,” tutupnya. ***