unescoworldheritagesites.com

Sejarah Demokrasi dan Totalitarianisme - News

Yus Dharman

Oleh: Yus Dharman 

:  Mari kita perhatikan sejarah peradaban manusia di Dunia mulai dari tahun Nol masehi sampai sekarang tahun 2024, yang telah mengalami pasang surut, serta telah terjadi model sistem pemerintahan yang silih berganti di Negara- Negara, khusunya eropa dan Dunia pada umumnya.

Sejak keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 Masehi. Masa itu disebut juga dengan masa kegelapan/dark ages,
Pada saat itu Negara-Negara di Eropa di dominasi oleh Gereja sedangkan orang yang ahli dalam ilmu pengetahuan/Cendikiawan jika bertentangan dengan dogma Gereja, menjadi target kriminalisasi.

Seperti  Galileo Galilei penemu teori bumi bundar yang mengelilingi matahari,
kemudian Giordano Bruno yg mengatakan bahwa Alam semesta tidak terbatas dalam ukuran dan tidak memiliki pusat, selanjutnya Antoine Lavoisier penemu teori, 20% udara adalah oksigen dan pembakaran terjadi karena reaksi kimia dengan oksigen. Harus mati di penjara.

Albert Einstein pun hampir di kriminalisasi di German, tapi untungnya beliau melarikan diri dan hijrah ke Amerikat Serikat sampai akhir hayatnya dia tidak pernah kembali lagi ke German. Ironis memang.

Baca Juga: Menuju Negara Demokrasi Gagal

Disebabkan Sistem pemerintah dan hukum negara pada zaman kegelapan tidak diambil berdasarkan perwakilan Rakyat di parlemen.

Namun berdasarkan ke kerabatan dan koalisi politisi dengan pemuka agama yang sarat KKN, keputusan diambil oleh majelis dewan Gereja. Masyarakat dilarang keras menentang kebijakan Penguasa yg tidak jarang menindas mereka, akibatnya tidak ada yang berani menyuarakan aspirasi nya di muka umum meskipun itu benar karena takut di vonis mati di Pengadilan sesat. karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat/ keputusan adalah Gereja yang diwakili oleh pemuka-pemuka agama nya yang tidak jarang bertentangan dengan ajaran yang tercantum di dalam kitab sucinya itu sendiri.

Walhasil lembaga Peradilan hanya di jadikan perpanjangan tangan penguasa untuk men justifikasi ke sewenang-wenangan yang dilakukan nya yg di endorse oleh pemuka agama agar dicarikan dalilnya, atas nama hukum dan Firman Tuhan.

Lebih-lebih Raja-Raja di eropa pada zaman dulu sering juga mengangkat dirinya sebagai Dewa, seperti Dewa Zeus, Poseidon,
Hermes, Athena, Apollo dsb.
untuk melegitimasi bahwa seolah-olah mereka adalah benar titisan Tuhan. Yang kekuasaan nya kekal, yg sampai hari ini mungkin masih ada yang percaya mitos tersebut. adalah merupakan periode yang buruk bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Puncaknya terjadi pada tahun 1095, terjadinya perang salib/Curusade War. Hal tersebut semakin menambah terpuruk hampir sebagian besar negara-negara di eropa.
Setelah mengalami masa kegelapan serta keterpurukan selama berabad-abad.

Baca Juga: NKRI Rule Of Law Bukan Rule by Lawa

Pada tahun 1400M, di Yunani, generasi muda nya sadar, belajar dari kesalahan masa lalu, pemerintahan totalitarianisme ber transformasi kembali menjadi kekuasaan Rakyat atau Demokrasi (demos artinya rakyat)(kratos artinya kekuasaan) setelah lama dilupakan, karena Rule of Law dianggap lebih baik daripada Rule by Law.

Tentunya dengan Mengadopsi gagasan-gagasan filusuf-filusuf besarnya seperti socrates, plato, Aristoteles dsb.
Disebut juga zaman kebangkitan/Renaisans.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat