unescoworldheritagesites.com

BUMN Pasca 79 Tahun Merdeka - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi,  Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)


Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi
: Kemerdekaan memberikan peluang dan tantangan untuk memacu  pertumbuhan sebagai salah satu bagian penting mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Meski demikian, di era persaingan bebas, globalisasi dan digitalisasi tentunya tidak mudah untuk bisa lebih unggul dibanding negara lain, terutama kawasan Asia. Oleh karena itu, sinergi di semua aspek menjadi penting, baik secara sektoral maupun lintas sektoral,  termasuk juga aspek pentingnya membangun sinergi dari pusat – daerah dengan semua konsekuensi dan juga regulasi yang ada.
 
Jadi kebersamaan membangun republik ini bukan hanya tantangan di 79 tahun kemerdekaan
tapi juga pascanya. Terkait ini maka semua pelaku ekonomi yang ada, termasuk BUMN, koperasi dan swasta tidak bisa tinggal diam dan harus berkinerja terbaik sebagai penopang sukses pembangunan perekonomian pasca 79 tahun merdeka.
 

Reformasi struktural menjadi salah satu tantangan penting bagi BUMN untuk menapaki tantangan global dan pastinya hal ini harus didukung secara berkelanjutan. Betapa tidak, era globalisasi dan digitalisasi sangat membutuhkan kesiapan di semua aspek, termasuk  tentunya kesiapan dan kesigapan di bidang SDM. Artinya, SDM sebagai komponen era global
tidak bisa mengabaikan kepentingan kompetensinya.
 
Jadi, penempatan seseorang di jejaring petinggi BUMN harus mengutamakan kompetensi, bukan sekedar balas budi atau balas jasa dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Intinya, manajemen balas buda tidak bisa menjadi acuan dalam penempatan orang per orang dalam lingkup kerja BUMN. Hal ini bisa sangat fatal karena seseorang yang tidak berkompeten bisa menjadi ancaman di balik tuntutan kinerja yang semakin tinggi.
 
Baca Juga: Penguatan Ekonomi Nasional

Stigma bahwa BUMN menjadi sapi perah parpol telah lama didengar dan faktanya jelas terjadi di sejumlah BUMN sehingga kinerjanya memburuk. Terkait hal ini maka sangat berkepentingan untuk menciptakan struktur organisasi yang kredibel di BUMN sehingga penempatan figur dalam jejaring petinggi BUMN benar-benar yang berkompeten untuk memacu pencapaian kinerja terbaiknya.
 
Betapa tidak, tantangan masa depan, terutama di era globalisasi dan digitalisasi, termasuk pasca 79 tahun merdeka tidak bisa lagi hanya mengandalkan keunggulan komparatif tapi yang lebih utama adalah bagaimana mampu membangun dan menciptakan serta melanjutkan keunggulan kompetitif. Pastinya, harus ada kebersamaan dan keberlanjutan agar semua BUMN yang ada bisa bersinergi sebagai bagian penting dalam membangun dan mewujudkan Indonesia Maju.
 
Baca Juga: Daya Saing

Fakta dari sejumlah BUMN yang ada, ternyata salah satu BUMN berkinerja baik, yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk karena sukses masuk dalam 100 daftar perusahaan yang terbaik di Indonesia. Sebagai informasi bahwa pemeringkatannya mengacu pertumbuhan dan kinerja perusahaan pada tahun 2023.
 
Prestasi dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk yaitu mencatatkan total pendapatan Rp,10,9 triliun, total aset Rp.95,6 triliun, karyawan sebanyak 2.361 orang, dan jumlah ekuitasnya Rp.5,28 triliun. Terkait ini sebetulnya ada 19 BUMN yang juga berkontribusi terhadap 50% dari total pendapatan negara. Artinya, BUMN juga bisa berperan sebagai pemacu geliat ekonomi untuk menciptakan tahapan pertumbuhan dan perbaikan sosial ekonomi secara sistematis dan berkelanjutan.
 
Baca Juga: Sinergi Ekonomi

Selain berkontribusi terhadap perekonomian, peran penting BUMN juga harus memacu good corporate governance (GCG) sehingga menjadi panutan bagi korporasi yang lain. Fakta penerapan GCG saat ini memang penting karena dampaknya juga selaras dengan tujuan peningkatan kinerja. Fakta selama kuartal II-2024 bahwa PT Waskita Karya, Tbk memperoleh pendapatan Rp.4,47 triliun dengan sebaran kontribusi dari jasa konstruksi Rp.3,12 triliun, penjualan beton dan precast Rp.610,96 miliar, pendapatan dari jalan tol Rp. 563, 34 miliar.
 
Imbasnya, kinerja terkait gross profit margin naik dari 8,8% menjadi 13,3%.
Perbaikan kinerja ini juga tidak bisa terlepas dari pengerjaan sejumlah proyek di IKN. Jad, prospek kinerja BUMN pasca 79 tahun merdeka semakin terbuka, meski ada juga peluang dan tantangan yang tidak bisa dianggap remeh. ***
 
* Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di
Universitas Muhammadiyah Solo
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat