Oleh Yacob Nauly
: Seorang kepala daerah walikota, bupati dan gubernur harus mampu menerapkan politik lingkungan hidup.
Apalagi anda berani menjadi bakal calon walikota Sorong daerah langganan banjir saat imi.
Sebenarnya ilmu lingkungan hidup mengacu pada politik mengenai lingkungan hidup.
Baca Juga: PAD Tak Capai Target Dipengaruhi Banyak Faktor, termasuk Dugaan Korupsi
Dukuangan utamanya adalah politik anggaran lingkungan hidup.
Termasuk bidang studi akademis yang berfokus pada tiga komponen inti.
Ialah (1) teori dan ide politik yang terkait dengan lingkungan. (2) Pemeriksaan terhadap sikap lingkungan dari partai politik arus utama dan (3) gerakan sosial lingkungan.
Terkait politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (Teori Klasik Aristoteles).
Jadi Politik lingkungan hidup ini hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Publik pemerintahan dan negara.
Baca Juga: Alun-Alun Direvitalisasi, Keraton Surakarta Tetap Gelar Tradisi Sekaten
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik Pemerintahan.
Walikota bupati dan gubernur yang tidak paham soal lingkungan hidup ujung-ujung kepemimpinannya berantakan.
Buktinya, kota Sorong tak pernah
Bebas dari kata banjir yang mendera kawasan ini setiap turun hujan. Kondisi berjalan sejak lama.
Karena itu Bacalon Walikota Sorong harus melek terhadap kondisi lingkungan hidup daerah ini.
Baca Juga: 59 Kasus Cacar Monyet di Jakarta Hingga Agustus ini, Pemprov DKI Lakukan Cegah Tangkal
Sejumlah Bacalon Walikota Sorong yang kompleks rumahnya menjadi langganan banjir, harus bisa mencari solusi.
Seharusnya dalam kampanye Bacalon Walikota Sorong mereka mampu memberikan strategi penyelesaian banjir.
Mengedepankan solusi penyelesaian banjir dan longsor di kota Sorong dalam kampanye bacalon walikota, penting.
Karena banjir itu menjadi perhatian utama warga.
Seperti diketahui saat ini dunia marak dengan kampanye lingkungan hidup.
Sebenarnya kampanye- kampanye lingkungan hidup ini masuk dalam politik lingkungan hidup.
Politik lingkungan hidup ini masuk dalam strategi upaya penyelamatan alam kita.
Politik lingkungan hidup itu terkait erat dengan upaya untuk meningkatkan kesadaran.
Baca Juga: Ruas Jalan Sorong - Makbon Papua Barat Daya Rusak Parah, Ancam Pengendara Motor Warga Pelosok Sorong
Termasuk menggerakkan tindakan yang berkelanjutan dalam melindungi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Politik lingkungan hidup ini erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah di berbagai sektor.
Termasuk politik lingkungan hidup di bidang pamanfaatan anggaran untuk restorasi kawasan alam yang sering dilanda banjur.
Lalu, politik lingkungan hidup bidang pemberdayaan masyarakat lokal untuk menjaga alamnya.
Tentu ada strategi melibatkan warga lokal untuk menyelematkan lingkungan.
Antara lain Pemda melahirkan UMKM bidang lingkungan hidup.
Maksudnya, agar warga tekun mencari nafkah tanpa menebang pohon atau menggali pasir dan batu untuk dijual.
Politik lingkungan masuk dalam mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk kegiatan membersihkan lingkungan.
Baca Juga: Dekatkan dengan Pelanggan dan Masyarakat, Daihatsu Gelar Daihatsu Kumpul Sahabat di Solo
Termasuk mengelola sampah, dan mendukung praktik ramah lingkungan.
Politik lingkungan hidup ini dimaaksudkan untuk membangun rasa kepemilikan terhadap lingkungan lokal.
Lantas, dapat menciptakan komunitas yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
Para ahli lungkungan menyebut bencana banjir di Kota Sorong berasal dari Sub DAS Malanu dan Sub DAS Bateng Kali Empat.
Ini disebabkan faktor di antaranya adalah curah hujan yang tinggi, meningkatnya subsidence tanah.
Ternasuk berkurangnya wilayah genangan di kota Sorong disebabkan oleh peningkatan jumlah pemukiman.
Tetapi juga berkurangnya sistem drainase sehingga banjir tak terelakan saat banjir tiba di kota Sorong.
Penyebab banjir lainnya di kota Sorong karena wilayahnya terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan sedikit resapan air.
Baca Juga: RK Minta Kantor DPD Partai Golkar DKI Jakarta Jadi Markas Pemenangan
Lalu pendirian bangunan di sepanjang bantaran sungai aliran sungai.
Ini membuat saluran air menjadi tidak lancar akibat terhambat oleh sampah.
Termasuk kurangnya kepedulian warga yang membuang sampah ke sungai atau saluran air.
Kemudian juga karena terbatasnya daya tampung saluran- saluran drainase di kota Sorong.
Akibatnya air dari saluran drainase hingga kali atau sungai-sungai terdekat meluap sehingga terjadilah banjir.
Menurut ahli lingkungan hidup faktor manusia dan faktor alam perlu mendapat perhatian lebih pemerintah setempat.
Untuk faktor manusia, banjir terjadi karena penebangan hutan secara besar- besaran.
Lalu perawatan sistem drainase yang kurang baik dan seringnya masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya.
Baca Juga: PPP Sambut Antusias Keputusan Gerindra Dukung Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pilgub Jateng,
Ini terkait perubahan daerah resapan menjadi daerah pemukiman.
Kerusakan lingkungan hidup karena faktor alam terjadi karena adanya bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, dan gunung meletus.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepedulian kepala daerah terhadap lingkungan hidup jangan hanya retorika saja.
Kepala daerah harus mampu mengajak warganya kian peduli terhadap lingkungan di mana pun berada.
Baca Juga: Ambang Batas Pecalonan Berubah Partai Kecil Bisa Maju Pilkada, Putusan MK
Warga harus diminta untuk banyak memahami dan memiliki sikap peduli lingkungan.
Lalu meniru faktor ini:
1. Buang Sampah di Tempatnya.
2. Menjaga Kebersihan Fasilitas Umum.
3. Kurangi Sampah Plastik.
Terpenting adalah politik lingkungan hidup di sektor anggaran.
Pasalnya, meski menggunung program tapi tak dibekali anggaran yang baik, sulit rencana itu terealisasi.
Karena itu. ' Bacalon Walikota Sorong Harus Paham Politik Lingkungam Hidup'. ***
Sumber: Pemberitaan Terkait lingkungan hidup dan Referensi lain.
Penulis: Yacob Nauly. Wartawan ; Wartawan Utama UKW Dewan Pers RI; Wartawan Ubahlaku bentukan Pemerintah Pusat Tahun 2020 - 2021; Mahasiswa Magister (S2) Semester Akhir di IAIN Sorong; Mahasiswa Semester Akhir Magister (S2) Manajemen SDM Universitas Terbuka (UT).
Baca Juga: Zulmansyah Sekedang Ketua Umum PWI Pusat Hasil KLB