Oleh: Syamsudin Walad
: Dua Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono - Dr Ririn Farabi Arafiq dan Supian Suri - Chandra Rahmansyah menjadi kontestan di Pilkada Kota Depok. Imam - Ririn diusung PKS dan Golkar sementara Supan Suri (SS) - Chandra diusung Gerindra, PDIP, PKB, PAN, Nasdem, Demokrat, PPP, dan partai non parlemen.
Sejauh ini masing-masing mengklaim memiliki basis massa di akar rumput. Bahkan pasangan SS - Chandra show of force saat pendaftaran peserta Pilkada di kantor KPU Depok, Kamis (29/8/2024). Massa pendukung SS - Chandra meluber ke jalan margonda saat berjalan dari Hotel Bumi Wiyata ke Kantor KPU. Sebelumnya mereka menggelar deklarasi di Jatimulya.
Sementara pasangan Imam - Ririn menggelar doa bersama 1000 anak yatim di kawasan Terminal Depok sebelum mendaftar ke kantor KPU. Tak ada iring-iringan massa yang berlebihan.
Dari sisi penggalangan massa, jelas pasangan SS - Chandra dihari itu harus diakui sebagai pemenang. Namun itu tidak menunjukkan bahwa saat hari H pencoblosan pasangan SS - Chandra bakal menang juga.
Baca Juga: Daftar ke KPU, Imam - Ririn Janji Bakal Kolaborasi dengan DKI Bangun Monorel
Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kapal besar dengan jumlah partai lebih banyak belum tentu sejalan dengan hasil suara pilkada. Termasuk jumlah perolehan kursi DPRD hasil penggabungan partai- partai pendukung. Seperti yang terjadi di Pilkada Depok tahun 2020.
Pilkada Depok 2020, Pradi dan Afifah didukung oleh 12 parpol di antaranya Partai Gerindra, PDIP, Golkar, PKB, PAN, Perindo, NasDem, PBB, dan Hanura. Sementara Idris - Imam diusung oleh PKS, PPP dan Demokrat. Kalau berdasarkan perhitungan ilmu pasti, tentu harusnya Pradi - Afifa yang menang. Baik dari jumlah Partai maupun jumlah kursi di DPRD.
Sayangnya politik bukanlah ilmu pasti. Bisa jadi seseorang memilih satu caleg, namun di Pilkada dia akan beda pilihan. Atau suara-suara yang diperoleh dari caleg yang duduk di kursi DPRD bukan murni suara asli untuk mereka. Bisa dari hasil penggabungan suara lain untuk sekedar memenuhi kuota suara untuk satu kursi.
Baca Juga: PON 2024: Tim Futsal Putri DKI Jakarta Kantungi Tiket Semifinal
Mencermati partai-partai yang ada di Kota Depok, harus diakui basis massa PKS lebih militan ketimbang partai lain. Kampanye yang dilakukan partai ini lewat kadernya benar-benar door to door yang terang benderang di siang bolong, bukan door to door tengah malam bawa amplop.
Kader-kader dan simpatisan PKS datangi rumah orang satu persatu sambil membawa brosur calon yang diusung. Ini yang pernah penulis alami sendiri di tahun 2020. Saat itu rumah kami kedatangan tamu dari kader PKS membawa brosur paslon Idris - Imam dengan sejumlah programnya.
Militansi kader dan simpatisan PKS ini bahkan diakui partai lain yang di 2024 ini menjadi rekan koalisinya. Dalam sebuah kesempatan, seorang petinggi DPP Partai Golkar memuji militansi basis massa PKS. "Mirip Golkar zaman dulu," demikian kata beliau.
Bisa karena biasa. Mungkin itu yang membuat basis massa akar rumput PKS mau bersusah payah mengetuk satu persatu pintu rumah orang hanya sekedar mempromosikan pasangan calonnya. Jika ini kembali dilakukan di Pilkada tahun ini, sudah bisa dipastikan koalisi PKS - Golkar bakal memenangkan Imam - Ririn.