unescoworldheritagesites.com

Simak, Empat Strategi Kilang Pertamina RU VII Kasim Dongkrak Kesejahteraan Rakyat di Kampung Kasimle Pedalaman Sorong Papua Barat Daya - News

Yacob Nauly - Simak !!! Empat Strategi Pertamina Kilang RU VII Kasim Dongkrak  Kesejahteraan Rakyat di Kampung Kasimle Pedalaman Sorong Papua Barat Daya (Dokumen suarakarya.id)



Oleh Yacob Nauly

: Terkadang orang frustrasi  ketika membina warga  di daerah paling terpencil dan terluar di Nusantara kita ini  karena sejumlah alasan klasik.

Salah satunya karena warga daerah pedalaman lebih suka mempertahankan budayanya dibanding menerima dan mengikuti konsep baru dari orang luar.

Mengantisipasi kondisi itu,  PT Pertamina Kilang RU VII Kasim  punya strategi khusus untuk membina warga terpencil di Kampung Kasimle Kabupaten Sorong Papua Barat Daya (PBD), dalam kawasan operasional perusahaan ini.

PT. Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim menggunakan strategi yang  familiar dan menyentuh keinginan serta kepentingan warga setempat.

Baca Juga: Terkuak Tiga ASN Berpihak ke SS - Chandra, Bawaslu dan BKPSDM Bakal Bertindak

Konsep meningkatkan kesejahteraan rakyat itu, erat kaitannya dengan sejumlah strategi umum lainnya.

Antara lain  meningkatkan akses terhadap Pendidikan. Ini penting karena soal pendidikan di daerah perdalaman 3 T ternyata masih memprihatinkan hingga kini.

Selanjutnya adalah memperkuat Infrastruktur fisik maupun non fisik untuk mendukung terjadinya peluang kesejahteraan.

Karena itu PT KPI RU VII Kasim juga berupaya mendorong Pembangunan di bidang Ekonomi keluarga kampung atau desa ini.

Di antaranya, perempuan warga Kampung Kasimle, dibina untuk mendukung ekonomi keluarga.

Baca Juga: KPAI Menyesalkan Tindak Kekerasan Anak di Lingkungan Pesantren

Hal lain yang tak kalah pentingnya, adalah meningkatkan kualitas layanan Kesehatan di daerah Kampung Kasimle, Distrik Seget, Kabupaten Sorong Papua Barat Daya itu.

Terkait pendidikan di Kampung Kasimle baru diketahui dari data yang penulis himpun di masyarakat  setempat.

Bahwa pendidikan di kampung ini  lambat maju  karena  tiga permasalahan utama.

Pertama adalah dari 10 guru SD Negeri Kasimle  termasuk kepala sekolah jarang  berada di tempat tugas.

Informasi yang dihimpun , di Kampung Kasimle Distrik Seget kabupaten Sorong Papua Barat Daya, Senin (16/9/2024) sangat memprihatinkan.

Seorang guru agama di SDN Kasimle yang tak ingin namanya  disebut,  kepada wartawan  mengaku bahwa para pengajar di sekolah ini cuti di kota Sorong, secara bergilir  setiap minggu.

Baca Juga: Digelar Rakernis Transformasi Digital Nasional dan Zakathon 2024, Baznas Optimistis Target Rp1,2 Triliun Tercapai di 2024

Alasannya, karena Kampung Kasimle sangat terluar dan terpinggirkan. Jauh dari daerah perkotaan.

Sehingga para guru itu butuh refreshing bersama keluarganya yang tinggal di Kota Sorong.

Dari 10 guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kasimle itu dibagi dua. Jadi 5 cuti dan 5 lainnya tinggal mengajar di SD Kasimle.

Kondisi itu berakibat pada kualitas pendidikan di SD Kasimle, belum bisa diandalkan.

Kedua, anak-anak di kampung Kasimle  lebih banyak waktunya bersama ayah ibunya di kebun jauh,  di hutan setempat.

Anak-anak umur SD di kampung itu menganggap pendidikan hanya kegiatan sampingan saja.

Karena itu warga memilih berkebun dan  berburu hewan liar  di hutan jauh lebih bermanfaat dibanding pendidikan anak  di sekolah.

Ketiga, masih kurangnya fasilitas pendukung  fisik maupun non  fisik di Kampung Kasimle itu.

Terutama fasilitas untuk mendukung kegiatan sekolah  maupun keagamaan di siang hari.

Listrik desa hanya melayani penerangan lampu dari pukul  18. 00 WIT sore hingga pukul 6.00  pagi WIT.

Baca Juga: Diskusi Panel Bareng BIN, Bank Jatim Konsisten Terapkan Good Governance

Tentunya dari pagi hingga sore  tak ada  hiburan seperti nonton TV atau aktivitas lain yang menggunakan tenaga listrik.

Nah, untuk menumbuhkan semangat berkarya warga Kampung Kasimle, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Kasim RU VII  punya empat strategi.

1. Bidang Pendidikan

Pendidikan di Kampung Kasimle menjadi  perhatian khusus PT  Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim.

Upaya yang dilakukan adalah pihak perusahaan bekerja sama dengan para guru dan orang tua murid.

Rumah Baca Diadakan oleh PT KPI RU VII Kasim untuk memacu minat baca Murid SD Kasimle. Bahan bacaan yang disodorkan adalah Buku-Buku Dongeng Nusantara.
Rumah Baca Diadakan oleh PT KPI RU VII Kasim untuk memacu minat baca Murid SD Kasimle. Bahan bacaan yang disodorkan adalah Buku-Buku Dongeng Nusantara. ( - Yacob Nauly)


Terutama untuk mendorong minat baca murid  Sekolah Dasar (SD)  di kampung ini.

Pihak perusahaan juga bekerja sama dengan guru-guru untuk memberikan penyuluhan kepada warga terkait pentingnya pendidikan bagi anak.

Karena itu, pihak PT Kilang Kasim menyiapkan fasilitas pendukung pendidikan seperti rumah baca.

Baca Juga: Naik Level, Turnamenl HYDROPLUS Indonesia Para Badminton International 2024 Bakal Digelar di Solo

Termasuk, mengadakan buku-buku yang sifatnya merangsang minat baca anak-anak SD Kasimle.

Banyak judul buku dongeng yang disiapkan di ' Rumah Baca ' Kampung Kasimle itu.

Antara lain buku:

- Dongeng Sangkuriang;
- Dongeng Roro Jonggrang;
- Dongeng Malin Kundang;
- Dongeng Danau Toba;
- Dongeng Timun Mas;

Termasuk juga buku-buku dongeng anak SD terkait alam di tanah Papua.

Kelemahan  murid-murid  SD di  wilayah atau daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) adalah banyak di antara mereka belum bisa baca tulis karena kekurangan tenaga pengajar.

Daerah 3T  termasuk Kampung Kasimle  adalah wilayah Indonesia.

Wilayah atau daerah yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

Baca Juga: Siaga Lingkungan PT Pertamina EP Klamono Sorong, Pisahkan Air Diinjeksi Ke Tanah, Minyak jadi Utilitas Ekonomi

Dengan bantuan ' Rumah Belajar '  PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim itu kini murid SD Kasimle sudah banyak  yang  bisa membaca dan menulis dengan lancar.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim kini  telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS) energi surya fotovoltaik di Kampung Kasimle.

PLTS  ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air dan penerang di gedung Gereja.

Termasuk digunakan untuk penayangan  televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin dengan kapasitas total +- 6 MW.

PLTS  ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air dan penerang di Kampung Kasimle pada siang hari.
PLTS ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air dan penerang di Kampung Kasimle pada siang hari. ( - Yacob Nauly)


Pemanfaatan energi surya khususnya dalam bentuk SHS (solar home systems ) sudah mencapai tahap semi komersial.

PLTS di Kampung Kasimle membantu warga terutama di Gereja  saat ibadah hari Minggu pada siang hari.

Atau ibadah hari besar Agama Kristen seperti Natal Tahun Baru. Maupun kebaktian hari Pasca setiap tahun.

Baca Juga: Sampai September Pengumpulan Capai Rp900 Miliar, Baznas dan Mitra Bukalapak Permudah Pembayaran ZIS Secara Digital

Dengan kehadiran PLTS ini pihak sekolah bisa memanfaatkan Laptop untuk proses  belajar mengajar.

Tak sampai  di situ. Dengan mamanfaatkan PLTS mama-mama di  Kampung Kasimle dapat membuka berbagai jenis usaha ke depan.

3. Pemberdayaan Ekonomi Warga

Untuk memberikan kesempatan membantu ekonomi keluarga, mama-mama Papua di Kampung Kasimle diberi peluang usaha seperti UMKM.

PT Kilang RU VII Kasim membantu ibu-ibu dengan Mesin Parut Kelapa Listrik lengkap Motor Dinamo.

Mesin Parut Kelapa ini membantu mama-mama (ibu-ibu) Papua  di Kampung Kasimle untuk membuat minyak kelapa.

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi minyak goreng adalah buah kelapa milik warga sendiri.

Minyak  goreng dari kelapa berkualitas baik dapat digunakan sebagai pengganti minyak jenis lain untuk berbagai resep makanan.

Baca Juga: Klasemen Medali PON XXI – 2024, Jakarta Memimpin dengan Emas di Atas 100, Jabar dan Jatim Membayangi Ketat

Menurut  Mama Eta, warga setempat  minyak kelapa dapat sangat bervariasi. Itu tergantung pada jenis kelapa yang digunakan dan jenis pengolahannya.

Faktor-faktor ini akan sangat memengaruhi manfaat kesehatan minyak tersebut.

Di Kampung  Kasimle, minyak goreng dari buah kelapa yang mama-mama Papua setempat hasilnya itu, masih untuk dikonsumsi sendiri.

" Memang kami memanfaatkan buah kelapa  sebagai bahan dasar  minyak goreng  dan  ini masih untuk kebutuhan sendiri. Tapi jika produksinya lebih untuk  kami jual di Kota Sorong," kata Mama Eta.

PT Kilang RU VII Kasim mengadakan  Mesin Parut Kelapa Listrik lengkap Motor Dinamo. Proses penghalusan buah kelapa di mesin parut ini cukup cepat
PT Kilang RU VII Kasim mengadakan Mesin Parut Kelapa Listrik lengkap Motor Dinamo. Proses penghalusan buah kelapa di mesin parut ini cukup cepat (Dokumen Warga Kampung Kasimle)


Menurut Mama Eta, untuk menghasilkan 1 botol minyak goreng, butuh  9 -10 buah kelapa, tergantung besar buahnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat