Oleh Yacob Nauly
: Terkadang orang frustrasi ketika membina warga di daerah paling terpencil dan terluar di Nusantara kita ini karena sejumlah alasan klasik.
Salah satunya karena warga daerah pedalaman lebih suka mempertahankan budayanya dibanding menerima dan mengikuti konsep baru dari orang luar.
Mengantisipasi kondisi itu, PT Pertamina Kilang RU VII Kasim punya strategi khusus untuk membina warga terpencil di Kampung Kasimle Kabupaten Sorong Papua Barat Daya (PBD), dalam kawasan operasional perusahaan ini.
PT. Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim menggunakan strategi yang familiar dan menyentuh keinginan serta kepentingan warga setempat.
Baca Juga: Terkuak Tiga ASN Berpihak ke SS - Chandra, Bawaslu dan BKPSDM Bakal Bertindak
Konsep meningkatkan kesejahteraan rakyat itu, erat kaitannya dengan sejumlah strategi umum lainnya.
Antara lain meningkatkan akses terhadap Pendidikan. Ini penting karena soal pendidikan di daerah perdalaman 3 T ternyata masih memprihatinkan hingga kini.
Selanjutnya adalah memperkuat Infrastruktur fisik maupun non fisik untuk mendukung terjadinya peluang kesejahteraan.
Karena itu PT KPI RU VII Kasim juga berupaya mendorong Pembangunan di bidang Ekonomi keluarga kampung atau desa ini.
Di antaranya, perempuan warga Kampung Kasimle, dibina untuk mendukung ekonomi keluarga.
Baca Juga: KPAI Menyesalkan Tindak Kekerasan Anak di Lingkungan Pesantren
Hal lain yang tak kalah pentingnya, adalah meningkatkan kualitas layanan Kesehatan di daerah Kampung Kasimle, Distrik Seget, Kabupaten Sorong Papua Barat Daya itu.
Terkait pendidikan di Kampung Kasimle baru diketahui dari data yang penulis himpun di masyarakat setempat.
Bahwa pendidikan di kampung ini lambat maju karena tiga permasalahan utama.
Pertama adalah dari 10 guru SD Negeri Kasimle termasuk kepala sekolah jarang berada di tempat tugas.
Informasi yang dihimpun , di Kampung Kasimle Distrik Seget kabupaten Sorong Papua Barat Daya, Senin (16/9/2024) sangat memprihatinkan.
Seorang guru agama di SDN Kasimle yang tak ingin namanya disebut, kepada wartawan mengaku bahwa para pengajar di sekolah ini cuti di kota Sorong, secara bergilir setiap minggu.
Baca Juga: Digelar Rakernis Transformasi Digital Nasional dan Zakathon 2024, Baznas Optimistis Target Rp1,2 Triliun Tercapai di 2024
Alasannya, karena Kampung Kasimle sangat terluar dan terpinggirkan. Jauh dari daerah perkotaan.
Sehingga para guru itu butuh refreshing bersama keluarganya yang tinggal di Kota Sorong.
Dari 10 guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kasimle itu dibagi dua. Jadi 5 cuti dan 5 lainnya tinggal mengajar di SD Kasimle.
Kondisi itu berakibat pada kualitas pendidikan di SD Kasimle, belum bisa diandalkan.
Kedua, anak-anak di kampung Kasimle lebih banyak waktunya bersama ayah ibunya di kebun jauh, di hutan setempat.
Anak-anak umur SD di kampung itu menganggap pendidikan hanya kegiatan sampingan saja.
Karena itu warga memilih berkebun dan berburu hewan liar di hutan jauh lebih bermanfaat dibanding pendidikan anak di sekolah.
Ketiga, masih kurangnya fasilitas pendukung fisik maupun non fisik di Kampung Kasimle itu.
Terutama fasilitas untuk mendukung kegiatan sekolah maupun keagamaan di siang hari.
Listrik desa hanya melayani penerangan lampu dari pukul 18. 00 WIT sore hingga pukul 6.00 pagi WIT.
Baca Juga: Diskusi Panel Bareng BIN, Bank Jatim Konsisten Terapkan Good Governance
Tentunya dari pagi hingga sore tak ada hiburan seperti nonton TV atau aktivitas lain yang menggunakan tenaga listrik.
Nah, untuk menumbuhkan semangat berkarya warga Kampung Kasimle, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Kasim RU VII punya empat strategi.
1. Bidang Pendidikan
Pendidikan di Kampung Kasimle menjadi perhatian khusus PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim.
Upaya yang dilakukan adalah pihak perusahaan bekerja sama dengan para guru dan orang tua murid.
Terutama untuk mendorong minat baca murid Sekolah Dasar (SD) di kampung ini.
Pihak perusahaan juga bekerja sama dengan guru-guru untuk memberikan penyuluhan kepada warga terkait pentingnya pendidikan bagi anak.
Karena itu, pihak PT Kilang Kasim menyiapkan fasilitas pendukung pendidikan seperti rumah baca.
Baca Juga: Naik Level, Turnamenl HYDROPLUS Indonesia Para Badminton International 2024 Bakal Digelar di Solo
Termasuk, mengadakan buku-buku yang sifatnya merangsang minat baca anak-anak SD Kasimle.
Banyak judul buku dongeng yang disiapkan di ' Rumah Baca ' Kampung Kasimle itu.
Antara lain buku:
- Dongeng Sangkuriang;
- Dongeng Roro Jonggrang;
- Dongeng Malin Kundang;
- Dongeng Danau Toba;
- Dongeng Timun Mas;
Termasuk juga buku-buku dongeng anak SD terkait alam di tanah Papua.
Kelemahan murid-murid SD di wilayah atau daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) adalah banyak di antara mereka belum bisa baca tulis karena kekurangan tenaga pengajar.
Daerah 3T termasuk Kampung Kasimle adalah wilayah Indonesia.
Wilayah atau daerah yang memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan budaya yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.
Baca Juga: Siaga Lingkungan PT Pertamina EP Klamono Sorong, Pisahkan Air Diinjeksi Ke Tanah, Minyak jadi Utilitas Ekonomi
Dengan bantuan ' Rumah Belajar ' PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim itu kini murid SD Kasimle sudah banyak yang bisa membaca dan menulis dengan lancar.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim kini telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS) energi surya fotovoltaik di Kampung Kasimle.
PLTS ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air dan penerang di gedung Gereja.
Termasuk digunakan untuk penayangan televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin dengan kapasitas total +- 6 MW.
Pemanfaatan energi surya khususnya dalam bentuk SHS (solar home systems ) sudah mencapai tahap semi komersial.
PLTS di Kampung Kasimle membantu warga terutama di Gereja saat ibadah hari Minggu pada siang hari.
Atau ibadah hari besar Agama Kristen seperti Natal Tahun Baru. Maupun kebaktian hari Pasca setiap tahun.
Baca Juga: Sampai September Pengumpulan Capai Rp900 Miliar, Baznas dan Mitra Bukalapak Permudah Pembayaran ZIS Secara Digital
Dengan kehadiran PLTS ini pihak sekolah bisa memanfaatkan Laptop untuk proses belajar mengajar.
Tak sampai di situ. Dengan mamanfaatkan PLTS mama-mama di Kampung Kasimle dapat membuka berbagai jenis usaha ke depan.
3. Pemberdayaan Ekonomi Warga
Untuk memberikan kesempatan membantu ekonomi keluarga, mama-mama Papua di Kampung Kasimle diberi peluang usaha seperti UMKM.
PT Kilang RU VII Kasim membantu ibu-ibu dengan Mesin Parut Kelapa Listrik lengkap Motor Dinamo.
Mesin Parut Kelapa ini membantu mama-mama (ibu-ibu) Papua di Kampung Kasimle untuk membuat minyak kelapa.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi minyak goreng adalah buah kelapa milik warga sendiri.
Minyak goreng dari kelapa berkualitas baik dapat digunakan sebagai pengganti minyak jenis lain untuk berbagai resep makanan.
Baca Juga: Klasemen Medali PON XXI – 2024, Jakarta Memimpin dengan Emas di Atas 100, Jabar dan Jatim Membayangi Ketat
Menurut Mama Eta, warga setempat minyak kelapa dapat sangat bervariasi. Itu tergantung pada jenis kelapa yang digunakan dan jenis pengolahannya.
Faktor-faktor ini akan sangat memengaruhi manfaat kesehatan minyak tersebut.
Di Kampung Kasimle, minyak goreng dari buah kelapa yang mama-mama Papua setempat hasilnya itu, masih untuk dikonsumsi sendiri.
" Memang kami memanfaatkan buah kelapa sebagai bahan dasar minyak goreng dan ini masih untuk kebutuhan sendiri. Tapi jika produksinya lebih untuk kami jual di Kota Sorong," kata Mama Eta.
Menurut Mama Eta, untuk menghasilkan 1 botol minyak goreng, butuh 9 -10 buah kelapa, tergantung besar buahnya.