unescoworldheritagesites.com

Pilkada Vs Perang Bintang - News

Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi, Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ist)


Oleh: Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi 
: Pilkada serentak tahun 2024 diikuti 1.553 pasangan calon (paslon)  dengan  daerah yang melaksanakannya yaitu di 37 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota. Meski demikian, ada 8 paslon yang tidak bisa ditetapkan karena tidak memenuhi syarat prosedural. Salah satu pilkada yang menarik dicermati adalah di Jawa Tengah karena dikonotasikan Rambo vs Sambo sehingga dianalogikan dengan “Perang Bintang”.

Fakta ini tentu tidak berlebihan karena antara Andika Perkasa dan Ahmad Lutfi memang
keduanya mantan petinggi di institusi masing-masing dan faktanya ini semakin mewarnai dinamika pilkada di Jawa Tengah. Oleh karena itu, dinamisasi dalam pilkada menarik dicermati, tidak hanya siapa bertarung lawan siapa tapi juga bagaimana komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Realitas ini juga menegaskan pertarungan di pilkada Jawa Tengah antara Andika vs Ahmad juga menyisakan pernyataan publik bahwa pilkada kali ini tidak bisa terlepas dari penyebutan pertarungan antara Rambo (Andika) vs Sambo (Ahmad).

Selain itu, pilkada di Jawa Tengah kali ini juga semakin menguatkan pertarungan ulang antara Megawati vs Jokowi. Sebelumnya Megawati dan Jokowi juga bertarung di pilpres  dengan keterwakilan antara Ganjar vs Prabowo. Meski hasil akhirnya publik sudah tahu tetapi pada pertarungan pilkada hasilnya bisa saja berbeda.

Baca Juga: Sedimentasi

Argumen yang mendasarinya tidak terlepas dari kekecewaan publik atas hasil pilpres ketika MK bisa dengan sangat mudah diobok-obok baik dari regulasi usia maupun sengketa hasil pilpres. Kalkulasi lain yang juga menarik dicermati bahwa kekecewaan terhadap Jokowi dan diperparah realita dinasti politik yang dibangunnya termasuk juga flexing Kaesang (dugaan gratifikasi) dan fufu fafa mengindikasikan fakta sentimen negatif terhadap siapa saja yang diidentikan dengan Jokowi.

Pilkada di Jawa Tengah harus diwaspadai peluang Ahmad karena selama ini diidentikan  dengan Jokowi dan kehadiran Gibran dalam deklarasinya juga semakin menguatkan stigma Jokowi dibalik pertarungan Ahmad di pilkada Jawa Tengah. Padahal dinasti Jokowi sedang dikritik publik, baik kasus IKN, ekspor pasir laut, gratifikasi jet, dan terbongkarnya akun fufu fafa.

Tidak bisa dipungkiri image terhadap dinasti politik Jokowi sangatlah memicu sentimen dan situasinya semakin diperparah ketika regulasi usia untuk Kaesang juga diobok-obok melalui MA (mungkin ingin seperti saat pilpres meskipun akhirnya gagal tetapi berusaha dialihkan melalui Wakil Rakyat). Tindak lanjut dari situasi ini berlanjut ke demo massal melibatkan mahasiswa di sejumlah daerah.

Baca Juga: Jangan Remehkan Data

Artinya, identifikasi Jokowi dan Gibran yang melekat ke Ahmad tentu harus diwaspadai karena hasil di pilpres bisa berbeda di pilkada sehingga Ahmad harus lebih mewaspadai realita ini. Fakta lainnya yang juga perlu dikaji adalah kasus Sambo yang belum lama berselang. Hal ini tidak dapat diremehkan terkait pertarungan Rambo vs Sambo di pilkada Jawa Tengah.

Belajar bijak dari pilpres maka pertarungan pilkada menjadi tantangan yang tidak mudah karena pertimbangan banyak faktor. Fakta cawe-cawe Jokowi ketika pilpres yang sukses membawa Gibran sebagai wapres terpilih (meski kini tersandung akun fufu fafa) tidak bisa diabaikan sebagai tantangan agar ini tidak terulang di pilkada. Selain itu, sentimen dinasti Jokowi juga harus dikaji agar para petarung yang identik dengan dinasti Jokowi tidak kalah sebelum bertanding.

Fakta ini juga menjadi peluang Andika yang diidentikan dengan Rambo untuk bertarung secara fair dan memenangkan pilkada secara baik dan benar. Meski demikian, janganlah lupa kalau di pilpres saja bisa dengan mudah regulasi diobok-obok maka bukanlah tidak mungkin jika dalam pilkada juga bisa dengan mudah dicabik-cabik dengan kepentingan untuk
kemenangan seseorang.

Baca Juga: Pesimis Akhir 2024?

Sekali lagi, kasus pilpres menjadi catatan kelam dalam kehidupan demokrasi, tidak saja akibat cawe-cawe Jokowi, tapi juga diobok-oboknya MK. Oleh karena itu, pilkada harus dicermati agar tidak terulang carut marut seperti terjadi di pilpres.

Pertarungan pilkada
Jawa Tengah yang identik yaitu antara Megawati vs Jokowi atau Rambo vs Sambo atau Perang Bintang Andika vs Ahmad harus dikawal bersama agar tidak ada dusta diantara kita. Selain itu masyarakat juga harus cerdas agar tidak lagi dibodohi dengan bansos atau apapun namanya, termasuk serangan fajar. Pakailah hati nurani agar tidak salah pilih dan tidak
dibodohi. ***

* Dr Edy Purwo Saputro, SE, MSi - Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Solo

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat