unescoworldheritagesites.com

Tokoh Golkar Putra Ayamaru Papua ini Berjazah Bangun Kota Sorong Hingga Maju Begini - Drs. Jonathan Annes Jumame, M.M dan Lambertus Jitmau SE. MM - News

Tokoh Golkar Putra Ayamaru Papua ini Berjazah Bangun Kota Sorong Hingga Maju Begini - Drs. Jonathan Annes Jumame, M.M dan Lambertus Jitmau SE. MM (Redaksi suarakarya.id)


Oleh Yacob Nauly

Bangsa Yang Besar adalah Bangsa Yang Menghormati Jasa Para Pahlawannya, kata Presiden dan Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno.

Ungkapan itu pantas disandingkan untuk  peletak dasar dan pelaku pembangunan modern Kota Sorong. Kini ibu kota Provinsi Papua Barat Daya.

Penduduk Kota Sorong dan Papua Barat Daya pasti masih melekat di hatinya nama dua tokoh Golkar asal Ayamaru ini.

Mereka adalah Drs Jonathan Annes Yumame M.M. Yumame  Walikota Sorong Pertama yang meletakkan Blueprint  Bandar (kota) ini.

Baca Juga: Pasar Central Remu Kota Sorong Dilalap si Jago Merah

Paling tidak  detail informasi mengenai  rencana yang meliputi penetapan tujuan.

Lalu sasaran, menyusun strategi, proses melakukan pembangunan awal kota Sorong.

Serta suatu strategi untuk mendapatkan konsumen maupun klien dengan ciri khas brand kota Sorong ke depan.

Periode selanjutnya pembangunan kota Sorong digagas  Drs Ec. Lambertus Jitmau M.M  Walikota Sorong ke-2.

Periode ke-2 dikenal dengan memodernisasi pembangunan Kota Sorong yang maju, terlihat pada saat ini.

Ternyata kedua tokoh ini adalah kakak beradik. Mereka berdua ini Kader Partai Golkar,  Putra Ayamaru Papua Barat Daya.

Baca Juga: Penurunan Kemiskinan Stagnan, Pemerintah Baru Diusulkan Bentuk Kementerian Kependudukan

Hebatnya, ternyata kedua tokoh ini yang mengsuport berdirinya Provinsi Papua Barat Daya bersama tim Pemekaran.

Kembali ke soal kota Sorong. Bicara  kedua tokoh ini, warga Kota Sorong pasti mengenal mereka. Baik  Walikota Annes Yumame. Maupun walikota Lambert Jitmau.

Manis pahitnya kota Sorong. Kenangan itu pasti hingga kini masih ada di hati warga Kota Sorong bahkan Papua Barat Daya.

Bicara soal development atau pembangunan  itu artinya adalah proses perubahan.

Perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial di kota Sorong.

Seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan dan  pendidikan.

Termasuk teknologi, kelembagaan, dan budaya. Sudah diletakkan kedua tokoh ini  menjadi dasar pembangunan kota Sorong ke depan.

Kedua tokoh ini mendefenisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi.

Termasuk  interaksi sosial dan budaya di Kota Sorong, terbukti sudah saat ini.

Transformasi kultural luar biasa kini melanda  Kota Sorong.

Baca Juga: Naik Peringkat di Global Islamic Economy Indicator Dinar Standard, Menperin AGK Yakini Masa Depan Ekonomi Indonesia Ditopang Industri Halal

Bahkan hingga  kini Kota Sorong menjadi pusat  peradaban modern di dataran tanah Papua.

Itu menggemparkan warga di belahan timur Indonesia.

Pasalnya, transformasi budaya dari yang biasa saja.  Kini Kota  Sorong menjadi pusat peradaban modern di daerah ini.

Kota Sorong  menjadi  platform ibu kota Provinsi Papua Barat Daya.

Itu adalah prestasi signifikan tiada taranya atau prestasi kedua tokoh tersebut.

Kota Sorong sebagai ibu kota Provinsi Papua Barat Daya.

Kini bercokol  transformasi kultural luar biasa di segala aspek kehidupan.

Entitas kultural di kota Sorong  mencakup nilai-nilai, norma-norma.

Baca Juga: Kasum TNI Pimpin Laporan Korps Kenaikan Pangkat 36 Perwira Tinggi TNI

Lalu institusi-institusi dan pola-pola pikir  kini meningkat tajam statusnya. Luar biasa.

Historis

Perjuangan  panjang  kota Sorong  untuk mencapai titik kemajuan  seperti sekarang,  tidak  semudah membalik tangan.

Kota Sorong  awalnya  hanyalah sebuah pemerintahan Administratif. Status organisasinya berdasarkan PP Nomor  31 Tahun 1996 tertanggal 3 Juni 1996.  

Karena  administratif  Sorong. Daerah ini di Papua Barat, bukanlah daerah otonom sebagaimana kotamadya atau kota.

Dan, karena itu Administratif  kota Sorong tidak memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Mau tidak mau kota administratif Sorong  harus ditingkatkan  menjadi kota Sorong.

Akhirnya. Berdasarkan  Undang-Undang Nomor  45 Tahun 1999 Pemerintahan Administratif Sorong, ditingkatkan statusnya menjadi daerah otonom baru  Kota Sorong.

Sesuai perkembangannya, tercatat  12 Oktober 1999 Pejabat Walikota  Sorong, Drs. J.A. Jumame dilantik sebagai  walikota definitif.

Baca Juga: BNPT Bentuk FKPT di Papua Barat Daya Tangkal Paham Radikalisme dan Terorisme

Selanjutnya,  pada 28 Februari 2000 resmi, Kota Sorong terpisah dari  kabupaten Sorong.

Saat itu, walikota Sorong, Drs J.A.Jumame dan  Wakil Walikota, Hj. Baesara Wael, S.Sos., MH (keduanya almarhum/pahlawan).

Sebagai  pintu masuk ke Papua dari Timur Indonesia.

Maka kota Sorong dipersiapkan untuk  memacu  peluang  investasi. 

Untuk memacu hasrat  investor menanamkan  investasinya di  Papua Barat dan Papua Barat Daya, maka berbagai fasilitas pendukung pun dibangun.

Bandara dan pelabuhan laut menjadi fasilitas pendukung  yang harus disiapkan  Papua Barat.

Khususnya  Kota Sorong dan sekitarnya, termasuk Sorong Raya.

Peluang investasi utama di daerah Sorong Raya adalah pusat  ekplorasi dan eksploitasi  minyak dan  gas (Migas) bumi.

Seperti  diketahui, Sorong Raya  ketika itu di sejumlah daerah  terdapat  sumur minyak bumi  lepas pantai.

Baca Juga: PT Garis Ringsakti Jakarta Dapat Penghargaan Vendor terbaik PT Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim

Meski belakangan Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina Salawati di Kabupaten Sorong, Papua Barat, ditutup karena sudah tidak dapat menghasilkan minyak lagi.

Potensi yang lain adalah di sektor perikanan laut dan hasil pertanian.

Sarana pelabuhan perikanannya di kota Sorong terbilang lengkap. Karena adanya dermaga perikanan milik swasta.

Belum lagi pangkalan pendaratan ikan yang dilengkapi dengan gudang dan tempat pelelangan.

Termasuk sarana cold storage, serta pabrik es dan lainnya.

Peningkatan pembangunan ketika itu dipimpin Walikota Sorong angkatan ke-2.

Yaitu Walikota  Lambertus Jitmau dan wakilnya dr. Pahima Iskandar tahun 2012 hingga  2021 terbilang  maju.

Bandar Udara (Bandara) yang dahulunya  berada di  Pulau Jefman.

Ketika itu Bandara Jefman  harus ditempuh dengan perahu mesin tempel.

Atau kapal Feri  dalam waktu tempuh satu hingga 2 jam perjalanan laut.

Kini  Bandara sudah  belokasi di  pusat Kota Sorong. Bandara DEO, namanya.

Bandara DEO justru  merupakan  pelabuhan udara tercanggih di dataran Papua. 

Hampir  seluruh fasilitas penunjang terminal  Bandara ada di  Bandara DEO Kota  Sorong. Ini lengkap.

Tak ketinggalan  Pelabuhan  Laut Kota Sorong yang terbilang canggih dengan berbagai  fasilitas bongkar muat barang milik PT Pelindo IV Sorong.

Beberapa tahun lalu  fasilitas pelabuhan Sorong hampir menyentuh  bahu jalan.

Baca Juga: Hj Juanah Sarmili Bersyukur Aspirasi Warga RT 07/RW10 Perumahan SAI untuk Infrastruktur Jalan Bisa Terlaksana dengan Baik

Ketika itu dermaga pelabuhan Sorong dihiasi dengan tumpukkan container  hingga ketinggian 10  sampai 15 meter.

Kini jika anda melewati jalan pelabuhan Sorong tak terlihat lagi tumpukkan container tersebut.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, Kota Sorong memiliki  kawasan pusat  perekonomian di daerah ini.

Kawasan ekonomi tersebut terletak pada lahan reklamasi pantai Dofior, Kota Sorong. 

Menurut rencana pusat perekonomian  kota Sorong dan sekitarnya terdapat di Pantai Dofior tersebut.

Pusat perekonomian baru inilah yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah  Provinsi Papua Barat Daya dan sekitarnya.

Di Kota Sorong, juga  didirikan pasar modern,  yang berada di Kelurahan  Klawasi Rufei.

Terminal, tersebut membantu perputaran ekonomi  warga pedesaan (kampung).

Khususnya warga yang akan memasarkan hasil produksi pertanian dan perkebunan  di Kota Sorong.

Dari aspek lain, Walikota Sorong ketika itu Lambertus Jitmau  berulangkali meminta  menajemen PT Pelindo IV Sorong, untuk menertibkan areal pelabuhan.

Terbukti hari ini areal pelabuhan Sorong terlihat tertib indah menyenangkan.

Ini, bukti keseriusan Walikota Sorong Lambertus Jitmau saat itu untuk  membangun kota ini.

Pertumbuhan ekonomi, keuangan bahkan infrastrukur fisik  kian membahana.

Itu memperindah Kota Sorong di pusat  hingga ke kawasan pinggiran.

Baca Juga: Undian Hadiah Simpedes BRI 2023, 2 Hadiah Mobil untuk Nasabah Setia BRI Branch Office Cibubur

Meski demikian,  masalah  banjir hingga kini masih sering terjadi.

Itu akibat drainase  tak mampu menahan luapan air hujan dari pegunungan dan perumahan warga kota.

Walikota Jitmau ketika itu, juga memperhatikan pendidikan bagi warga asli Kota Sorong (suku Moi).

Setiap tahun,  warga asli tersebut mendapat prioritas bantuan mulai dari beasiswa hingga asrama bagi mahasiswa Moi di dalam dan  luar Kota  Sorong.

Utamanya di era Pandemi.

Begitulah perkembangan pembangunan di Kota Sorong saat ini.

Tentunya,  wajah kota ini  sangat maju dibanding dengan kota lainnya di tanah Papua.

Satu lagi yang paling penting,  bahwa sosok mantan Walikota Sorong Lambertus Jitmau, ini adalah satu-satunya putra asli Papua yang tak pernah takut dikritik.

Ia justru meminta dikritik agar  dalam perjalanannya  memimpin   daerah ini tak terjadi penyelewengan jabatan dan lainnya.

Buktinya perjuangan Lambertus Jitmau menghantarkan Provinsi Papua Barat Daya hingga diresmikan.

Baca Juga: Cagub Ahmad Luthfi Sambangi Pasar Gedhe Klaten, Sebut Bakal Jadi Magnet Wisatawan

Dan Kota Sorong terpilih sebagai ibu kota Provinsi Papua Barat Daya, saat ini.

Geografis

Perlu diketahui  geografisnya.  Kota Sorong berada pada koordinat 131°51′ Bujur Timur dan 0° 54′ Lintang Selatan dengan luas wilayah 1.105 km2 terdiri dari 4 Distrik dan 20 Kelurahan.

Batas-batas geografis Kota Sorong adalah sebagai berikut:

• Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Dampir
• Sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Makbon dan Selat Dampir

• Sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Makbon
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Aimas dan Distrik Salawati Kabupaten Sorong.

Jumlah Penduduk Kota Sorong pada tahun 2024 sekitar 536.669 jiwa. Komposisi penduduk Kota Sorong tergolong penduduk muda dimana prosentase penduduk pada kelompok umur muda lebih besar dibanding kelompok umur tua.

Baca Juga: Di Pilbup Tangerang, Ormas Bapera Deklarasi Dukungan Ke Maesyal-Intan

Potensi Wilayah

Suasana sore hari di Pelabuhan Sorong
Obyek Wisata.

• Objek Wisata Alam:
Taman Wisata Alam Sorong (Distrik Sorong Selatan)
Pulau Raam/ Pulau Buaya (Distrik Sorong Kepulauan)
Wisata Alam Pulau Sop (Distrik Sorong Kepulauan)
Wisata Alam Pulau Dofior (Distrik Sorong Kepulauan)
Tembok Dofior (Distrik Sorong).

• Objek Wisata Tirta/Bahari:
Taman Rekreasi Pantai Tanjung Kasuari (Distrik Sorong Barat)
• Objek Wisata Budaya:
Wisata Sejarah Pangkalan Jepang di Pulau Sop (Distrik Sorong Kepala)
Bangunan Heritage atau Jabatan Hoofd Plaats Besteur di Pulau Doom (Distrik Sorong Kepulauan)
• Objek Wisata Agro:
 Hutan Wisata Arboretum Klasaman (Distrik Sorong Timur).

28 Februari 2024 menjadi  HUT Kota Sorong ke-24.
Meski   tak  dapat dirayakan secara meriah, namun warga Sorong bersyukur. Bahwa, daerah ini sudah melewati masa-masa sulit terjangan pandemic Covid-19.

Baca Juga: Generasi Muda Aset Berharga, Menko Airlangga: Masa Depan Industri Kreatif Indonesia Cerah

Kini kota Sorong dipimpin oleh seorang Penjabat Walikota, Dr. Benhard Eduard Rondonuwu, S.Sos,M.Si.

Kesimpulan.

Kota  Sorong kini menjadi pusat peradaban modern  dari  berbagai aspek kehidupan ini. Karena kota ini sudah menjadi ibu kota Provinsi Papua Barat Daya.

Di saat kota Sorong bertambah umur maka yang perlu  diubah  adalah cara pandang hidup  warga penduduknya.

Penduduk  kota Sorong harus selalu berusaha menjadi manusia yang lebih dewasa. Baik itu mengenai sifat maupun sikap.

Selain itu jangan pernah lupa untuk selalu melaksanakan kewajiban  sebagai  warga ibu kota provinsi PBD cinta lingkungan.

Maksud penulis penduduk kota ini  pada dasarnya harus peduli akan kebersihan lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Di Pilbup Tangerang, Ormas Bapera Deklarasi Dukungan Ke Maesyal-Intan

Penduduk setempat  harus dapat menjauhkan sifat  membuang sampah di drainase.

Padahal  aturannya di tempat sampahlah warga harus membuang limbah rumahtangganya.

Karena jelas sampah  akan menyumbat aliran air di drainase berakibat banjir  meluap ke kawasan  rumah penduduk.

Di usia  kota Sorong yang  ke-24 tahun 2024 ini, warga  harus tetap semangat meraih mimpi.

Meraih  mimpi di kawasan kota yang berperadaban modern.

Yakni kota Sorong  ibu kota Papua Barat Daya yang kita cintai ini. ***

Penulis - Yacob Nauly: Pemegang Kartu Utama UKW Dewan Pers;  Wartawan .

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat