: Terkait publikasi hasil hitung cepat atau quick count hasil Pilpres 2024 oleh sejumlah lembaga survei nasional, Koalisi Poros Buruh Untuk Perubahan mengeluarkan pernyataan pers yang isinya 'Menolak Keras Pilpres Curang 2024', di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Dalam pernyataan yang ditandatangani Koordinator Arif Minardi dan Sekretaris Djoko Heryono itu, Poros Buruh Untuk Perubahan mempertanyakan hasil quick count di Pilpres 2024 ini, yang seolah-olah telah menentukan pemenang Pilpres.
"Padahal UU menyatakan bahwa penentuan pemenang Pilpres 2024 adalah KPU melalui perhitungan manual," ujar Arif.
Poros Buruh Untuk Perubahan berpendapat, jika dibiarkan tanpa aturan, sangat dimungkinkan quick count akan digunakan pihak tertentu untuk memanipulasi suara.
Dengan cara dibuat opini melalui quick count bahwa pemenangnya adalah Paslon 02. Kemudian suara yang masih dihitung diubah sesuai dengan hasil quick count.
"Semua orang sudah mahfum bahwa dari Pilpres ke Pilpres selalu ada kecurangan," ujarnya.
Terjadi Kecurangan TSM
Poros Buruh Untuk Perubahan juga menyoroti info sejumlah media sebelum pelaksanaan pencoblosan, bahwa hasil Pilpres Paslon 02 memperoleh 58 persen suara.
Ini membuktikan apa yang dijelaskan film Dirty Vote mengenai adanya kecurangan secara Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM).
Selanjutnya poros yang menaungi sejumlah organisasi buruh itu menunjuk sejumlah contoh mengenai 'kejahatan' secara TSM itu.
Di antaranya: a. Manipulasi peraturan perundangan melalui putusan MK yang berbuntut dicopotnya Ketua MK oleh MKMK; b. Sanksi etik DKPP bagi komisioner KPU karena meloloskan pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai Paslon 02; serta c. Pelaksanaan Pilpres 2024 diwarnai pelanggaran norma atas pemerintahan umum yang baik, berupa ketidaknetralan aparat penyelenggara negara mulai dari Presiden, Menteri, Kepala Daerah, ASN, hingga Kepala Desa.
Terkait penggunaan lembaga survei untuk mengumumkan quick count dan exit poll yang memenangkan Paslon 02, sementara proses penghitungan suara di TPS masih berlangsung.
Poros Buruh Untuk Perubahan mencurigai hal itu sebagai upaya untuk mempengaruhi psikologi saksi dan masyarakat serta menggiring opini publik bahwa pemenang Pilpres adalah Paslon 02.
Atas dasar hal-hal di atas Poros Buruh Untuk Perubahan menegaskan, 'Menolak Keras Pilpres Curang 2024'***