Oleh Yacob Nauly
: Hilirisasai bidang Industri Nikel melalui rencana pembangunan Smelter di KEK Sorong Papua Barat Daya ( PBD) harus didasari Blueprint Amdal yang ketat dan tepat sasaran.
Belajar dari dampak positif dan negatif kehadiran Smelter di daerah lain Pemda Kabupaten Sorong pasti sudah punya konsep atau blue print yang tepat sasaran.
Menurut penulis paling penting saat ini adalah mencari solusi untuk menyelesaikan pembayaran ganti rugi tanaman dan lahan milik warga di areal KEK Sorong. Ini Amdal sosial paling penting dan utama di sana.
Baca Juga: Label Prabowo Subianto Negarawan Indonesia, Pantas
Pasalnya diduga dampak lingkungan akibat ganti rugi lahan muncul. Dan bisa menjadi kerikil-kerikil tajam ketika pembangunan Smelter di KEK Sorong itu mulai berjalan.
Bicara soal keterkaitan antara industri utama dengan industri industri turunan (hilirisasi) di KEK Sorong.
Lalu industri pendukung akan dipetakan dalam kawasan-kawasan industri Arar Sorong, ini agak rumit.
Bagaimana blue print (garis biru) atau desain di dalam kawasan industri arar. Maksudnya, agar nanti dipetakan pada 523,7 hektere lahan di KEK Sorong itu.
Blueprint di areal KEK Sorong terkait berapa banyak lahan untuk smelternya? Berapa untuk industri turunannya?
Berapa untuk industri-industri kecil lainnya? Itu yang harus dipetakan dalam blueprint Amdalnya juga.
Menurut penulis bluel6print atau desain seperti itu yang harus dituangkan, baik itu nanti secara fisik maupun secara administrasi.
Kemudian bukan saja itu, kawasan lahan industri Arar Sorong ini juga harus direncanakan untuk lebih diperluas lagi ke depan.
Baca Juga: Bikin Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim, 4 Kampung Binaan Kilang Kasim Raih Penghargaan Kementerian LHK
Makanya penambahan lahan penting untuk menjadi skala prioritas Pemda ke depan.
Menurut penulis masyarakat harus mendukung upaya Pemda Sorong dalam Progres menghadirkan Smelter di Arar Sorong dewasa ini.
Masyarakat Indonesia belakangan, diakui banyak menyoroti kehadiran industri Smelter di negeri ini.
Misalnya Smelter Nikel Morowali terbakar menyebabkan belasan karyawannya tewas, pada 23 Desember 2023 lalu.
Dengan musibah ini orang bisa mempertanyakan soal Amdal saat operasional industri Smerlter itu berlangsung.
Karena itu orang lalu mengusulkan agar hilirisasi nikel di Indonesia perlu dievaluasi.
Pasalnya alih-alih menjadi energi terbarukan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Di sisi lain proses produksinya justru tidak berkeadilan dan merusak lingkungan.
Contoh kasus
Laporan Climate Right International (CRI) yang dirilis pada 17 Januari 2024.
Laporan itu menunjukkan, kompleks industri nikel PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Halmahera Maluku Utara, telah melanggar hak asasi manusia.
Baca Juga: KPU Papua Barat Daya Akhirnya Mengumumkan 3 Caleg DPR RI Pemenang Pemilu 2024, Robert Joppy Kardinal Raih 53.578 Suara Tertinggi
Lalu menyebabkan deforestasi, hingga pencemaran udara dan air.
Karena itu masyarakat dari awal harus dilibatkan dalam perencanaan dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
Tanah mereka diambil tanpa persetujuan dan kompensasi ganti untung.
Karena itu, dikhawatirkan Ekosistem sungai dan laut sebagai sumber mata pencarian masyarakat Sorong juga bisa rusak.
Rusak karena sistem pengolahan limbah yang tidak sesuai.
Bisa juga berpengaruh pada Irigasi pertanian dan sumber air bersih pun tercemar limbah. Artinya, masyarakat kian sulit untuk hidup.
”Kurangnya transparansi dan keterbukaan informasi dari perusahaan dan Pemerintah memperburuk keadaan,” kata peneliti CRI, Krista Shennum, saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/1/2024) lalu.
Baca Juga: AG 67 Tahun Guru Ngaji Pelaku Pencurian emas 2,6 kilogram Hiasan kepala Kubah Masjid Al-Huda di Kabupaten Buru Maluku, Ditangkap
CRI sudah menyerahkan laporan yang dikerjakan setahun ini ke perusahaan nikel.
Termasuk kementerian dan lembaga terkait, Kedutaan Besar China di Indonesia, Kedubes Amerika Serikat di Indonesia, dan pihak terkait lainnya.
Seperti ke perusahaan kendaraan listrik, seperti Tesla, Ford, dan Volkswagen, sebagai pengguna.
Namun, semua tidak menjawab atau memberi sikap konkret untuk menindaklanjuti.
Pada September 2023, tim Jelajah Laut Papua Maluku juga pernah melakukan pengujian air laut.
Air laut di Teluk Weda, Halmahera Tengah, dan Teluk Buli, Halmahera Timur, keduanya di Provinsi Maluku Utara.
Sampel yang diuji di laboratorium PT Advanced Analytics Asia Laboratories di Jakarta ini menunjukkan, kandungan krom heksavalen (Cr), nikel (Ni), dan tembaga (Cu) melebihi ambang baku mutu yang diatur di Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Baca Juga: Caleg Incumbent DPR RI Robert Joppy Kardinal Raih 50 Ribu Lebih Suara Teratas di Papua Barat Daya
Kesimpulan.
Dari pembahasan di atas penulis simpulkan bahwa benar kehadiran Smelter di KEK Sorong diprediksi dapat menyerap 1.5024 tenaga kerja paling banyak OAP.
Meski demikian soal manajemen pengelolaan Smelter di KEK Arar Sorong harus mengutamakan budaya kearifan lokal Papua.
Maka itu desain atau blue print (garis biru) Amdal harus melibatkan masyarakat lokal.
Karena itu. ' Hilirisasai bidang Industri Nikel melalui rencana pembangunan Smelter di KEK Sorong Papua Barat Daya ( PBD), harus didasari Blueprint Amdal yang ketat dan tepat sasaran ' ***
Sumber: , Kompas, detik.com. Pemda Sorong dan referensi terkait lain.
Penulis: Yacob Nauly. Wartawan . Wartawan Utama versi Dewan Pers Indonesia. Mantan Ketua PWI Perwakilan Sorong. Juara 2 Kompetisi wartawan se-Indonesia program BRI Fellowship Journalism 2021 di Jakarta. Jurnalis tergabung di Program Ubah Laku Pemerintah Pusat tahun 2019-2021. Lulus Seleksi Fellowship Tempo Institut tahun 2020. Mahasiswa Magister Jurusan Kepemimpinan Transformatif IAIN Sorong. Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Terbuka (UT).