: Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Dr. H. Ikhsan Abdullah, mensinyalir sejumlah perusahaan multinasional asing yang terafiliasi Israel melakukan perlawanan balik atas gerakan boikot di berbagai negara, termasuk di Indonesia, dengan memanfaatkan ketidakseragaman daftar boikot yang beredar luas di tengah masyarakat.
"Perlu ada kesamaan pandang soal ini, sehingga umat tidak ragu mana yang harus diboikot dan mana yang tidak," katanya saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam seminar online (webinar) yang digagas Aqsa Working Group, sebuah lembaga nirlaba yang peduli pada isu Palestina, di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Ikhsan mencontohkan Danone, gergasi makanan dan minuman asal Perancis, sempat merasa di atas angin setelah salah satu organisasi penggagas gerakan boikot global, BDS Indonesia, tidak memasukkan nama perusahaan dan produknya dalam daftar boikot. Padahal, katanya, organisasi gerakan boikot lainnya jelas mencantumkan Danone sebagai korporasi global yang aktif mendukung perekonomian Israel dan karenanya perlu ikut diboikot.
"Belakangan ini muncul berbagai iklan yang mencatut nama pengurus besar Nahdhatul Ulama di Australia, Prof. Nadirsyah Hosen, yang dalam iklan disebut sebagai orang yang ber-campaign menyatakan produk Danone di Indonesia, yaitu air mineral merek Aqua, tidak terafiliasi Israel. Padahal, ketika kami klarifikasi, beliau menyatakan namanya dicatut dan tidak pernah menyatakan hal tersebut," katanya dalam webinar bertema "Gerakan Boikot Global, Strategi Melawan Penjajahan Israel".
Menurut Ikhsan, Aqua dulunya memang produk Indonesia, sebelum kemudian dibeli oleh Danone. Danone sendiri, lanjutnya, mayoritas sahamnya dimiliki oleh Blackrock, korporasi miliarder Israel. "Karena itulah merek tersebut ikut menjadi sasaran boikot masyarakat Muslim," katanya menambahkan banyak kalangan di Indonesia yang sudah meninggalkan merek-merek asing yang terafiliasi Israel.
Baca Juga: Berpedoman Sikap Resmi Pemerintah dan Fatwa MUI, Baznas RI Komitmen Tolak Donasi Terafiliasi Israel
Lebih jauh, Ikhsan menyebut gerakan boikot efektif untuk menekan korporasi asing yang pro Israel. Dia menceritakan bahwa dari beberapa sesi pertemuan antara MUI dan pemimpin sejumlah merek asing, termasuk Danone Aqua, Unilever, McDonald, Pizza Hut, diketahui omzet korporasi asing di Indonesia susut hingga 45% seiring merebaknya gerakan boikot produk Israel dan semua yang terafiliasi.
"Kekuatan gerakan boikot ini dahsyat, tidak bisa diabaikan. Di Cirebon saja, restoran Burger King sampai tutup. Boikot ini satu-satunya yang bisa melumpuhkan perekonomian Israel dan Amerika, yang merupakan penyokong utama persenjataan Israel,"
Yayasan Konsumen Muslim Indonesia
Lebih jauh, Ikhsan menjelaskan bahwa sebenarnya di Indonesia sudah ada lembaga yang secara spesifik mengeluarkan daftar boikot produk pro Israel dan ini bisa jadi rujukan kaum Muslimin. "Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) yang telah mengeluarkan daftar 10 produk terafiliasi Israel dan ini bisa rujukan," katanya.
Ikhsan juga menceritakan gerakan boikot sejauh ini memberi efek positif pada perekonomian Indonesia. Sejak boikot menggelora pada Oktober 2023, dia bilang banyak warga Muslim yang beralih mengkonsumsi produk nasional. "Ini sangat penting diketahui masyarakat, produk makanan, minuman dan obat-obatan nasional mengalami peningkatan penjualan," katanya.
Baca Juga: KH Ikhsan Abdullah: Produk Global Terafiliasi Israel Wajib Diboikot
"Boikot ini jihad bersama kita untuk meningatkan produk nasional. Produk nasional yang selama ini selalu 'diawani' oleh produk nasional, seolah kualitasnya selalu kalah, akhirnya bisa unjuk gigi."