: Baliho sejumlah tokoh yang menjadi kandidat kuat maju di Pilkada Solo, mulai bermunculan di Kota Solo. Satu yang menarik perhatian adalah baliho bertuliskan ‘mbak-mbak berkacamata siap mendampingi mas-mas berkacamata itu", yang menjadi viral.
Tak sedikit, anak -anak muda Kota Solo yang membuat aksi dengan berfoto menggunakan background baliho tersebut dengan menambahkan tulisan jika mereka lah yang disebut mbak-mbak berkacamata itu.
Menanggapi fenomena tersebut Pengamat Politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Akhmad Ramdhon, mengatakan pola komunikasi yang dilakukan itu berbeda dengan baliho bakal calon pemimpin Kota Solo yang sebelumnya telah muncul.
Baca Juga: Relawan Sahabat Ara dan Stefanus Gusma, Deklarasikan Dukungan untuk Gusti Bhre di Pilkada Solo
"Ada pesan komunikasi yang ingin disampaikan ke masyarakat. Asumsi yang dibangun, ini bagian supaya publik diminta untuk menebak. Tapi, sebenarnya tebakan itu mudah, ketika masing-masing figur tersebut mengonfirmasi di masing-masing akun media sosial mereka,” jelas Dosen Sosiologi FISIP UNS ini, Kamis (8/8/2024).
Ramdhon juga mengatakan strategis politik yang dilakukan tersebut sangat menarik karena ini merupakan bagian dari komunikasi yang dilakukan di tingkat partai masih intens. Pemasangan baliho tersebut sebagai upaya sosialisasi awal ke publik karena pendaftaran calon wali kota dan wakil wali kota baru dilakukan akhir bulan Agustus mendatang.
Dirinya juga menyoroti banyaknya anak muda yang menggunakan baliho tersebut sebagai background ber-selfie dan diunggah ke medsos. Menurutnya hal ini sebagai indikasi positif meleknya kalangan muda terhadap politik.
Baca Juga: Sekar Tandjung, Kandidat Kuat Dampingi Gusti Bhre di Pilkada Solo
"Ini juga menandakan kesadaran para figur untuk menyasar kalangan anak muda agar aktif berpolitik. Yang jelas di tahun 2024 di tahun politik, pemilih muda dan pemula itu totalnya 50 persen lebih. Itu berlaku di Pilpres dan Pileg," katanya.
Angka tersebut akan semakin bertambah seiring dengan kesadaran para figur memang sengaja untuk menyasar pemilih muda dan pemula. Hal ini, merupakan salah satu pendekatan soft campaign (kampanye halus) untuk menjangkau sekaligus mempromosikan figur-figur yang akan maju di Pilkada.
Baliho ‘mbak dan mas berkacamata’ itu, kata Ramdhon, mirip dengan strategi politik yang diterapkan saat Pilpres 2024. Lalu, direplikasi ke tingkat kota, kabupaten dan provinsi. Romdhon menyebut hal itu membangun kesadaran bahwa Pilkada bagian yang harus diapresiasi oleh anak muda.
"Apalagi, figur-figur tersebut juga muda juga ya. Sehingga, strategi itu dipakai juga,” katanya lagi.
Salah satu warga, Anggun Wahyu (22) mengaku tertarik dengan baliho tersebut karena unik. Dirinya juga mengaku mengetahui, sosok ‘mbak dan mas berkacamata’ yang dinaksud di baliho tersebut.