unescoworldheritagesites.com

Polemik Buka Jilbab Petugas Paskibraka, Ketum Satkar Ulama Idris Laena: BPIP Tak Paham Pancasila, Yudian Wahyudi Mesti Diganti! - News

Ketum DPP Satkar Ulama Indonesia dan Ketua Fraksi Golkar MPR RI Dr HM Idris Laena mengecam keras kebijakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  yang melarang penggunaan jilbab bagi petugas Paskibraka wanita dan meminta pemerintah mengganti Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang tak paham ni Pancasila (AG Sofyan)

 
: Ketua Umum DPP Satkar Ulama Indonesia yang Juga Ketua Fraksi Golkar MPR RI Dr IR H M Idris Laena MH mengecam keras kebijakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  yang melarang penggunaan jilbab bagi petugas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) wanita.
 
Penjelasan Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang menyatakan bahwa petugas Paskibraka dengan sukarela melepas jilbab adalah pernyataan konyol dan semakin meresahkan publik. 
 
Bahkan celakanya lagi, Yudian menegaskan bahwa untuk menjadi petugas Paskibraka harus mengisi formulir surat penyataan diatas materai yang didasarkan pada Peraturan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) No 3/2022 serta diperkuat Surat Keputusan Kepala BPIP No 35/2024 tentang Standar Pakaian, Atribut dan Sikap Tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
 
 
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini intinya dalam konteks anggota Paskibraka justru lebih mengutamakan pentingnya keseragaman bukan penghormatan kepada keyakinan perempuan muslimah untuk berjilbab. 
 
Idris Laena meyakini kecaman publik atas kebijakan yang justru tidak mencerminkan intelektualitas seorang profesor akan terus bermunculan.
 
Ini karena BPIP yang diharapkan mampu mengawal Pancasila sebagai Ideologi yang mempersatukan Bangsa Indonesia yang majemuk dan beraneka ragam, justru didegradasi oleh pucuk pimpinan BPIP sendiri yang tidak mampu memahami esensi Pancasila yang sesungguhnya.
 
 
Politisi Senior Partai Golkar ini mengingatkan publik bahwa pada saat pelaksanaan Peringatan Detik-Detik Proklamasi dan HUT 17 Agustus di era Presiden Joko Widodo justru dimulainya tradisi baru pejabat hingga masyarakat umum diharapkan menggunakan pakaian adat masing-masing daerah untuk menggambarkan kemajemukan Bangsa Indonesia. 
 
Tentu maksud dan tujuan mulia Kepala Negara, kata Idris Laena, ini sebagai pengejawantahan semboyan Negara Republik Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Yang mempunyai makna meski berbeda satu dengan lainnya, tetapi tetap satu juga.
 
 
Idris mencatat kebijakan Yudan yang tercatat sebagai alumni  Harvard Law School Amerika Serikat ini  menimbulkan polemik adalah kali keduanya, setelah sebelumnya membuat pernyataan yang juga menggemparkan dengan menyatakan bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama.
 
Founder Alexandria Islamic School ini mendesak pemerintah mempertimbangkan untuk mengganti Kepala BPIP Yudian Wahyudi. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat