unescoworldheritagesites.com

Live Must Go On: Pandemi Tak Surutkan Persembahkan Tentrem Semarang - News

SEMARANG: Butuh tekad baja dan niat baik untuk berani membuka hotel bintang klas dunia di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang membuat sulit penghuni jagad ini. Apalagi sampai melibatkan ribuan orang sebagai pekerja dalam mengelola hotel dengan kapasitas terbaik ini.

Yang lebih menghebohkan lagi pendirian hotel bukan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi, melainkan juga memberikan keuntungan banyak pihak, dari mulai Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), pelaku usaha kecil dan masyarakat sekitar. Multiplier effect dari proyek Tentrem dengan integrasi antara hotel, mall dan apartemen sungguh akan memberikan dampak positif stake holders.

Siapa lagi kalau bukan perusahaan raksasa SidoMuncul lewat PT Hotel Candi Baru (HCB) sebagai korporasi holdingnya. Perusahaan yang digawangi Irwan Hidayat dan keempat saudaranya (Sofjan Hidayat, Johan Hidayat, Sandra Hidayat dan David Hidayat) itu memutuskan tetap membuka Hotel Tentrem Semarang sekalipun kondisi industri perhotelan belum pulih di tengah pandemi Covid-19.

Pembukaan Hotel Tentrem pada Kamis (13/8/2020) bertepatan dengan hari lahir Ny. Rakhmat Sulistyo, nenek Irwan Hidayat dan 4 saudaranya sekaligus pendiri SidoMuncul saat di Yogyakarta.

Menurut Irwan, ia dan keluarga memiliki beberapa alasan kenapa berani membuka hotel ini di tengah kondisi pagebluk. Pertama, pembukaan hotel bintang lima plus ini merupakan message dan trigger untuk menggugah kembali bisnis perhotelan di Kota Semarang.

"Kalau tidak dimulai, tidak diresmikan, maka ekonomi akan tambah parah dan akhirnya merugikan kita semuanya. Akan semakin sulit kalau kita tidak do something," ujar Dirut PT HCB ini saat pembukaan Hotel Tentrem Semarang, Kamis (13/8/2020).

Kedua, lanjut Irwan, pembukaan hotel ini juga diharapkan bisa menggerakkan perekonomian lokal karena operasional hotel membutuhkan banyak tenaga kerja lokal. Ketiga, kata Irwan, hotel juga menggandeng pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang kuliner untuk memasok hidangan sarapan di hotel. Sejumlah hidangan khas yang dikenal lezat di lidah penyuka kuliner diboyong ke Kayu Manis, restoran di Tentrem Semarang untuk disajikan kepada para tamu.

"Kami ingin UMKM bisa buka cabang di mana-mana seperti restoran asing. Kami promosikan, kami pasang brand mereka di hotel. Kami berharap mereka bisa menjadikan usaha mereka masuk dalam waralaba, karena tamu-tamu yang hadir akan beragam," katanya.

Irwan pun menyebut beberapa pelaku UMKM yang dia datangkan dari 8 pengusaha lokalnya langsung, yakni kulineran dengan merek dagang Gudeg Abimanyu ,Soto Ayam Bokoran, Asem-Asem Koh Liem, Nasi Ayam Bu Pini, Pisang Plenet Pemuda, Nasi Gandul Pak Subur, Lumpia Semarang Mbak Lin, Nasi Goreng Mbah Pak Sarmin, Wedang Tahu Pak Parji, Warung Pecel Mbok Kawi dan beberapa produk kuliner otentik Semarang lainnya.

"Tujuan semua ini adalah agar para pengunjung bisa merasakan hidangan khas Semarang tanpa harus keluar hotel. Jadi memberikan kenyamanan serasa berada di rumah sendiri," ucapnya.

Irwan menegaskan, kehadiran Hotel Tentrem di Semarang tidak akan memunculkan kompetisi pasar tapi kooperasi  dan segmen yang disasar berbeda. Tentrem mengincar kelas atas yang belum tersentuh oleh hotel yang sudah beroperasi di Semarang.

"Dari segi harga pun berbeda, kalau di hotel lain bisa Rp1 Juta maka Hotel Tentrem Semarang kisaran Rp1,5 Juta atau Rp2 Juta. Kami memiliki pasar sendiri, tidak akan merugikan orang lain atau membuat orang lain susah," tuturnya.

Di masa pandemi ini, Hotel Tentrem memastikan protokol kesehatan dipatuhi. Selain menjaga kebersihan, manajemen juga hanya menerima tamu maksimal sebanyak 40 persen dari total kapasitas hotel guna menjaga prinsip social distancing.

Saat ditanya apakah mereka tidak takut merugi, Irwan menegaskan, ia hanya percaya Tuhan dan sedikit keberuntungan. Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini, semua telah diatur Tuhan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat