: Direktur SidoMuncul Irwan Hidayat meyakini Kota Semarang tidak lama lagi menjadi kota yang sangat strategis untuk menjadi gerbang pintu masuk wisata Indonesia semakin hebat dengan kolaborasi swasta dan harus ada terobosan brilian Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Pasalnya, Kota Semarang memiliki aneka kebudayaan dan lokasi wisata yang komplit, yang belum tentu bisa ditemukan di daerah lainnya.
Demikian penegasan Irwan kepada wartawan saat berkunjung di Festival Kuliner dan Jamu, di sepanjang waroeng Semawis, Kota Semarang, Jawa Tengah yang dihelat 29 September hingga 1 Oktober 2023.
Baca Juga: Asa Irwan Hidayat: Dari Bumikan Wayang Orang ke Milenial hingga Jadikan Semarang Sportainment Dunia
Bos SidoMuncul ini menyatakan selain kebudayaan, Kota Semarang juga strategis menjadi kota Industri, kota wisata, kota religi sehingga sangat berpotensi untuk menjadi kota tujuan wisata di Indonesia dan mancanegara.
Kota Semarang, kata Irwan yang semasa sekolah di Karangturi, dirinya berdomisili di Mlaten Trenggulun ini menyebut penduduk Kota Semarang memiliki akulturasi budaya yang heterogen antara etnis Jawa, China, dan Arab serta warisan Hindia-Belanda.
Dia menunjuk Kota Lama yang banyak peninggalan Belanda. Lalu Pecinan di daerah Gang Pinggir, Gang Lombok. Kemudian Kanjengan, Kauman dan Kampung Melayu yang dihuni Priyai Jawa dan keturunan Arab dan Pakistan.
Titik destinasi ini yang menurut Irwan, menjadi potensial aset Kota Semarang untuk dapat dikembangkan menjadi tempat persinggahan dan kunjungan para turis.
"Untuk menjadi gerbang pintu masuk wisata Indonesia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan Pemkot Semarang sebagai penggerak wisata di Kota Semarang," ujar Irwan di salah satu stand kuliner yang menyuguhkan makanan favorit Presiden RI mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo di Pasar Semawis, Kawasan Pecinan, Semarang Sabtu (30/9/2023).
Dari sisi infrastruktur, kata Irwan, Kota Semarang harus memiliki bandara besar dan luas yang bisa dilalui pesawat berbadan lebar, sehingga wisatawan manca negara bisa direct penerbangan ke Kota Semarang dari negara asalnya.
“Saat ini kan Bandara Kota Semarang hanya bisa dilalui pesawat-pesawat kecil dan saat ini baru Semarang ke Bali pulang pergi. Bagaimana para pelancong mau ke Semarang kalau bandaranya saja tidak mendukung,” ucap Irwan mengkritisi.
"Jadi orang dari Singapura, China, Eropa, Timur Tengah, hingga Afrika bisa mampir ke Semarang sini kalau mau berwisata ke Indonesia, baru setelah itu ke Bali, dan daerah lainnya. Syaratnya yang utama cuma satu, airport internasional,” imbuh Irwan
Selain bandara lanjut dia, Pemkot Semarang juga harus turut berperan menghidupkan tempat-tempat wisata yang bisa dijadikan destinasi wisata utama bagi para turis dalam negeri dan manca negara.
“Kota Semarang banyak wisata yang dimiliki, ada Kota Lama, ada Pecinan dan lain-lain. Pasar Semawis juga bisa dijadikan tempat wisata tujuan asal ada kolaborasi dari penggerak wisata, pemerintah, dan swasta,” jelas influencer sekaligus sociopreneur ini.
Ditunggu Terobosan Brilian
Khusus untuk Pasar Semawis, Irwan berharap Pemkot Semarang harus memberikan perhatian lebih agar potensi pasar yang terjadi dari hasil akulturasi budaya ini semakin menarik, unik, dan banyak diminati turis.
Baca Juga: Lirik Lagu Mendung Tanpo Udan Ndarboy Genk
“Paling tidak Pemkot Semarang memberikan perhatian seperti membangun Kota Lama, sehingga ikon Pasar Semawis juga bisa dikenal di Indonesia dan manca negara,” tegasnya.
Lebih jauh dia menegaskan, untuk menjadikan Kota Semarang menjadi gerbang pintu masuk wisata Indonesia harus diawali dan diintensifkan dari Pemkot Semarang sendiri.
“Harus diawali dari pemerintahnya sendiri. Kita sebagai swasta cuma punya semangat untuk mendukung Kota Semarang supaya bisa menjadi gerbang pintu masuk wisata Indonesia,” tandasnya.
Meski saat ini masih sebatas gagasan atau ide genuine Irwan. namun dia sangat yakin gagasan itu akan terwujud.
"Dengan potensi yang dimiliki, asal dikerjakan dengan serius, saya yakin gagasan Kota Semarang menjadi gerbang pintu masuk wisata Indonesia akan terwujud,” pungkas Irwan.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Arif Trilaksono memberikan apresiasi atas atensi yang dilakukan SidoMuncul untuk ikut membantu menjadi amplifier pariwisata di Kota Semarang selama ini.
“Saya sangat apresiat atas sumbangsih SidoMuncul selama ini dan saya sangat setuju Kota Semarang tidak hanya menjadi gerbang pintu masuk wisata Indonesia saja. Tetapi juga harus menjadi tujuan wisata Indonesia dan Manca Negara,” ujar Arif.
Festival Kuliner 7 Presiden
Seperti diketahui Komunitas Kopi Semawis Semarang menggandeng SidoMuncul menggelar festival kuliner dan Jamu, di Sepanjang Waroeng Semawis, Kota Semarang, Jawa Tengah pada 29 September hingga 1 Oktober 2023.
"Ini merupakan salah satu rangkaian acara yang digelar dalam upaya mendongkrak wisata di Kota Semarang, setelah sebelumnya ada kegiatan Wayang on the street di Kota Lama Semarang. Ini ide tim Pak Harjanto (Ketua Kopi Semawis). SidoMuncul pasti mendukung kegiatan seperti ini, yakni Festival Kuliner 7 Presiden RI. Mau saya cicipi sedikit-sedikit untuk menghormati para presiden,” ungkap sulung generasi kedua SidoMuncul masing-masing Irwan Hidayat, J Sofjan Hidajat, Johan Hidayat, Sandra Hidayat, dan David Hidayat ini.
Festiival kuliner ini menyuguhkan makanan favorit presiden RI pertama hingga presiden ketujuh. Makanan tersebut seperti; Nasi Pecel Blitar, sayur lodeh, Tiwul, Tempe dan Tahu Bacem, Bubur Manado, Kikil Jombang, Bakmi Jowo, Pecel Madiun, dan Sate Kere Solo. Sementara, jamunya, ada yang tradisional dan modern.
Penyelenggara acara, Harjanto Halim mengatakan semua makanan yang disuguhkan adalah kesukaan tujuh presiden. Dengan festival ini, diharapkan masyarakat tahu makanan favorit para presiden.
"Agar masyarakat tahu kesukaan para presiden. Ternyata presiden kita enggak suka steak dan sejenisnya. Pecel dan lain-lain kesukaannya," kata Harjanto.
"Kuliner nusantara sudah banyak, tapi ini kita ingin membuat masyarakat tahu makanan kesukaan presiden dari masa ke masa yang sangat merakyat, murah, tapi ndemenakake (memuaskan),” imbuh Harjanto.
Dari idola para presiden, kata dia, nampak bahwa menu mereka sederhana, tradisional dan merakyat. Selain itu, festival ini juga untuk mendukung terwujudnya pemilu 2024 yang damai.
"Banyak yang bilang 2024 nanti bakalan beda dan ramai. Lha dilihat dari makanannya, sama, yakni sederhana. Maka kita harus cari persamaan bukan perbedaan," jelasnya.
Dia menyebut makanan yang disuguhkan ini asli dari daerah masing-masing. Tidak ada yang tiruan. Asli semua. Agar rasanya khas," tandas dia. ***