unescoworldheritagesites.com

Kadisnakertrans NTB: Inovasi Jadi Solusi Permasalahan Ketenagakerjaan di NTB - News

Kadisnakertrans NTB, I Gde Putu Aryadi (Suara Karya/Ist)

: Dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Teknokratik Tahun 2025-2029 dan Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Bappeda Provinsi NTB bekerja sama dengan Program SKALA – Kerjasama Indonesia-Australia, melaksanakan Lokakarya Inovasi dan Praktik Baik Perangkat Daerah Provinsi NTB. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Santika Mataram pada hari Jumat (7/6/2024).

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, M.H, menyampaikan berbagai inovasi dan praktik baik yang telah dilakukan oleh Disnakertrans NTB dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Ia mengatakan bahwa inovasi harus bisa mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di NTB.

Berikut permasalahan yang ada di sektor ketenagakerjaan: pertama, tingginya angka pengangguran akibat pertumbuhan angkatan kerja baru yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja yang tersedia. Kedua, banyak angkatan kerja baru yang tidak memiliki skill sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Ketiga, memiliki skill tetapi hanya skill dasar. Keempat, angkatan kerja banyak dengan skill dasar mengakibatkan banyak yang memilih menjadi PMI, namun berangkat secara non prosedural.

Baca Juga: Polresta Bandara Soetta Gulung Sindikat Penipuan Modus Tukar Kartu di loket ATM

"Kenapa terjadi hal tersebut, karena tidak ada link and match. Masih ada ego sektoral antara lembaga pendidikan vokasi dengan dunia industri. Disinilah peran pemerintah, yaitu penyambung seluruh stakholders agar berfungsi optimal," ujar Aryadi.

Oleh karena itu, sejak Tahun 2021 Disnakertrans NTB melakukan Revitalisasi BLK melalui Program PePADu Plus. Program ini fokus pada penguatan sinergi antara lembaga pelatihan kerja dengan dunia usaha dan industri.

Salah satu strategi utama adalah memperbanyak program pemagangan, yaitu praktik langsung di dunia usaha dan program Job Fair dengan melibatkan kerjasama yang lebih erat antara lembaga pendidikan dan dunia industri, untuk memastikan keterampilan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar.

Baca Juga: Minat Masyarakat Tinggi, Bisnis Pembiayaan Emas BSI Melesat 30 Persen

"Program inovasi PePADU Plus menjadi andalan untuk mengatasi mismatch antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Hasilnya, angka penyerapan alumni pelatihan ke dunia kerja meningkat signifikan dari 20% menjadi 86%," ungkap Aryadi.

Aryadi menyebut data BPS NTB bulan Februari Tahun 2024, mencatat jumlah angkatan kerja NTB sebanyak 3,03 juta orang, meningkat sebesar 163,34 ribu orang dibandingkan Februari 2023. Peningkatan ini juga dibarengi dengan naiknya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 2,80 persen poin.

Selain itu, inovasi ini juga berhasil menurunkan jumlah pengangguran terbuka selama tiga tahun berturut-turut, meskipun jumlah angkatan kerja baru bertambah rata-rata 150 ribu hingga 200 ribu orang setiap tahunnya. PePADU Plus bahkan meraih penghargaan bergengsi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2023 sebagai Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Tahun 2023.

Baca Juga: BLKDLN NTB Buka 9 Progam Pelatihan Berbasis Kompetensi

Aryadi menyampaikan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 turun menjadi 3,30%, turun 0,42% poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dalam upaya memperkuat program ini, Aryadi menyatakan bahwa sejak tahun lalu, semua Lembaga Pelatihan Kerja (LPK/LPKS) diwajibkan untuk membangun kerjasama dengan dunia industri sebelum melaksanakan pelatihan. Ia juga menegaskan bahwa izin pelatihan hanya diberikan kepada LPK/LPKS yang memiliki kerjasama dengan dunia usaha, serta menutup izin Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang tidak memiliki cabang resmi untuk menghindari penempatan non prosedural.

"Angkatan kerja kita harus diuji kompetensinya sebelum memasuki dunia kerja. Mereka perlu memiliki pengetahuan dan pengalaman di industri sebelum benar-benar masuk ke dunia kerja. Karenanya, program pelatihan pola pemagangan, yaitu praktik langsung di dunia usaha, merupakan cara paling cepat dan efektif untuk mencetak tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan jabatan yang ada di perusahaan. Sehingga program magang ini perlu diperluas," tambah Aryadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat