unescoworldheritagesites.com

APJII: 49 persen Pengguna Internet Pernah Dibully, Yuk Jadi Pengguna Medsos yang Bijak, Kreatif dan Inovatif - News

Diskusi Virtual diselenggarakan Kemenkominfo bertema Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif dan Inovatif

Bijak adalah suatu cerminan sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu yang ia lihat berdasarkan apa yang ada di pikirannya secara tepat dalam situasi dan kondisi seperti apapun dan bersifat objektif serta mampu mengambil makna atau pelajaran penting dari apa yang dilakukannya.

Dengan kata lain, orang yang bijak adalah orang yang mampu mengambil keputusan dengan tepat baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa memihak secara adil dan objektif.

Bijak selalu menggunakan akal budinya, menurut pengalaman dan pengetahuannya, pandai cerdas dan berhati-hati, arif, cermat, teliti. Ada yang mendefinisikan bijak adalah paham akan perbedaan dan persamaan akan nila-nilai dari kebaikan menurut persepsi dari norma-norma kemanusiaan.

Baca Juga: Berkomunikasi Bijak itu Menyaring Kata-kata, Bukan Melontarkan Kata Negatif yang bisa Menular Seperti Covid 19

Adapun bijak adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya atau adil.
Sedangkan, Kreatif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan.

Dari pengertian KBBI ini bisa dibilang kalau kreatif itu merupakan suatu kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru. Oleh sebab itu, bagi sebagian orang mengatakan bahwa kreatif adalah suatu kemampuan untuk menemukan inovasi.

Baca Juga: Ini 5 Manfaat Positif Literasi Digital Agar Bisa Menggunakan Media Sosial Lebih Bijak

Sementara, arti Inovasi menurut KBBI adalah sesuatu yang bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru atau bersifat pembaruan.

Kreativitas mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide orisinal, sedangkan inovasi melibatkan penerapan ide-ide tersebut untuk menciptakan nilai.

Djaka Dwiandi Purwaningtijasa, konten kreator dan fotografer, mengatakan setiap individu harus menyadari akan risiko, potensi, dan ancaman saat bermedia digital. Maka dari itu sikap bijak dalam melindungi informasi yang dimiliki perlu diterapkan.

“Atur kata sandi atau paswoord, hapus aplikasi dan ekstensi yang tidak diperlukan, dan selalu memperbarui aplikasi, OS dan perangkat. Lalu, periksa secara berkala aplikasi yang mengakses data pribadi,” tuturnya.

Perihal kreatif, Djaka menyarankan untuk membatasi diri yang terkait dengan informasi pribadi, dan membatasi diri menggunakan gawai. Sedangkan, mengenai hal-hal yang bersifat inovatif, menurut dia lebih baik “disaring” terlebih dahulu sebelum di-sharing.

Di kesempatan yang sama, Sekjen Jaringan Media Siber Indonesia Dr Eko Pamuji, M.Ikom mengatakan perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah kebudayaan manusia. Dan, eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan model komunikasi.
“Perubahannya yaitu perpindahan aktivitas masyarakat dari realitas yang nyata ke realitas maya (digital),” kata Eko.

Namun, perubahan itu, lanjut Eko, tidak serta merta membawa perilaku aktivitas di dunia nyata ke dunia maya, sehingga dapat menimbulkan masalah. “Bisa jadi kondisi psikologis seseorang merasa lebih nyaman menunjukkan perilaku, perasaan, atau pemikiran tertentu secara online dibandingkan dengan lingkungan nyata,” tuturnya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat