: Lama tak bertemu dengan Efdjuno Tando (82), salah seorang mantan Ketua Umum perguruan karate INKADO, Sabtu (25/2/23), kami berjumpa di rumah duka, RSPAD. Ya, kami sama melayat ke rumah duka Shihan Harmen Lukas Tompodung, Ketua Dewan Guru INKAI.
Setelah berdoa, kami berbincang tentang perkembangan karate pada khususnya dan dunia olahraga pada umumnya. Saya mulai mengenal Shihan Tando di awal tahun 1980an. Saat itu, Tando bersedia memimpin Inkado. Dan Tando sendiri merupakan seorang pengusaha sukses, Aldiron Grup.
Bersama Alm Shihan Baud (salah seorang pendiri Cabor Karate bersama Sabeth Muchsin dll), GA Pesik, Asril, dan kawan-kawan membesar perguruan ini. Namun yang menarik, Tando yang ditemani Asril, justru menyoroti isu terkait mundurnya Menpora Zainudin Amali.
"Tolong catat, saya berada di lingkungan olahraga Indonesia sejak Pak Akbar Tanjung jadi Menpora, " katanya dengan serius. "Zainudin Amali menurut saya adalah Menpora yang terbaik," lanjutnya.
Menurut Shihan Tando, sejak Amali menjadi Menpora, peranannya ke dalam dunia olahraga sangat besar. Benar PSSI merupakan cabor yang paling besar menerima perhatiannya. "Mungkin karena Presiden Jokowi juga punya perhatian ekstra pada sepakbola," tambah Tando.
Untuk itu, Tando sangat menyayangkan jika Amali harus meninggalkan kursi Menpora. "Waktunya tinggal sebentar, sementara pekerjaan besar-besar ada di depan mata. Jadi, coba deh dipikirkan untuk tidak mundur deh," lanjut Tando.
Asril sendiri sependapat dengan seniornya. Ia juga sudah berada di lingkungan karate sejak 1980, merasakan betul peran Amali. Maklum selama ini Menpora mayoritas berbasis kepemudaan, hanya dua menteri yang memiliki basis olahraga. Pertama Maladi, mantan kiper nasional, dan kefua, Zainudin Amali.
Jadi, bagi keduanya, permohonan Amali untuk mundur, sebailnya ditolak. Selain waktunya sudah sangat singkat, Amali juga merupakan pencetus DBON (Desain Besar Olahraga Nasional). Sangat dikhawatirkan, jika benar-benar mundur, maka DBON bisa berantakan. (mn) ***