: Tragedi Kanjuruhan di Malang telah menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban dan komunitas sepak bola Indonesia.
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada yang dapat menggantikan rasa kehilangan yang dirasakan oleh para keluarga korban Kanjuruhan.
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memberikan bantuan dan dukungan, Erick menyadari bahwa kesedihan yang dirasakan oleh keluarga korban Kanjuruhan tidak dapat diatasi dengan apa pun.
Baca Juga: Jadwal Tinju Dunia Juli 2023, Errol Spence Jr vs Terence Crawford
Sebagai langkah tanggap atas tragedi ini, PSSI memberikan dukungan penuh terhadap proses hukum yang sedang berlangsung.
PSSI mendukung penerapan sanksi hukum secara maksimal bagi pihak yang terlibat. Meskipun PSSI tidak dapat mengintervensi proses peradilan, mereka berkomitmen untuk mendorong agar sanksi yang sesuai dengan hukum diberlakukan.
Selain mendukung proses hukum, PSSI juga berupaya melakukan perbaikan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.
Stadion Kanjuruhan, tempat tragedi berlangsung, dimasukkan dalam daftar 22 stadion yang akan diperbaiki oleh Pemerintah Pusat.
Salah satu fokus perbaikan adalah meningkatkan aksesibilitas bagi para suporter, sehingga mereka dapat meninggalkan stadion dengan aman setelah pertandingan berakhir.
Baca Juga: Wujud Penghormatan Pada Senior, Polwan Bandara Gelar Anjangsana Ke Polwan Purnatugas
Tragedi Kanjuruhan juga membawa dampak besar terhadap persepakbolaan Indonesia secara keseluruhan.
Kehadiran Presiden FIFA, Gianni Infantino, ke Indonesia menandai keseriusan Indonesia dalam membangun sepak bola.
PSSI berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan dalam sistem perwasitan, keamanan stadion, dan perizinan kompetisi.
Keputusan untuk sementara waktu tidak mengizinkan suporter tim tamu hadir dalam pertandingan juga diambil sebagai langkah pencegahan.