unescoworldheritagesites.com

AKKOPSI Miliki Peran Penting Wujudkan Percepatan Pembangunan Sanitasi Layak dan Aman  - News

Pelantikan pengurus AKKOPSI

 
 
: Aliansi Kota Kabupaten Peduli Sanitasi (AKKOPSI) memiliki peranan penting untuk terus berkomitmen mewujudkan percepatan pembangunan sanitasi, yang layak dan aman melalui kolaborasi multi-pihak di daerahnya masing-masing.
 
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan YB Satya Sananugraha mewakili Menko PMK, saat melantik pengurus AKKOPSI periode 2022-2026.
 
Pelantikan pengurus AKKOPSI periode 2022-2026 berlangsung di ICE BSD Tangerang, Jum’at (3/3/2023).Pelantikan menetapkan Bupati Tangerang A Zaki Iskandar sebagai Ketua Umum, Walikota Cilegon Helldy Agustian sebagai Sekretaris Umum, serta Walikota Samarinda Andi Harun sebagai Bendahara Umum.
 
 
Satya Sananugraha menyatakan, sanitasi layak dan aman adalah kebutuhan dasar. Sangat berpengaruh dalam kualitas kehidupan manusia di tiap etape kehidupan. 
 
Mulai 1000 hari pertama kehidupan (HPK), usia dini dan anak, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga usia produktif sampai lansia. Akses terhadap sanitasi yang aman merupakan prioritas nasional. Sangat erat kaitannya dengan isu pembangunan lain seperti kesehatan, kemiskinan, serta pembangunan manusia.
 
“Isu sanitasi erat kaitannya dengan stunting yang merupakan salah satu prioritas nasional. Di mana kita menghadapi tantangan penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024. Sedangkan, di tahun 2022, berdasarkan SSGI prevalensi stunting masih berada pada angka 21.6 persen,” terang  Satya.
 
 
Penelitian Kwami dkk. (2019) serta Saputri dan Tumangger (2019), penyebab stunting terdiri dari banyak faktor, yang saling berpengaruh satu sama lain. Salah satu penyebab tidak langsung adalah ketersediaan sanitasi yang tidak layak dan aman. 
 
Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi, diare, dan cacingan pada Balita. Yang dapat mengganggu proses pencernaan serta penyerapan nutrisi.
 
Berdasarkan penelitian yang dilakukan itu diketahui Balita yang mendapatkan akses sanitasi yang layak, 1,45-8,51 kali lebih mungkin untuk tidak stunting. Selain itu, anak yang hidup di lingkungan terkontaminasi sanitasi yang buruk memiliki risiko 40 persen mengalami stunting.
 
 
Secara signifikan lebih tinggi 43 persen di pedesaan dan 27 persen di pinggiran kota dibanding dengan yang tinggal di perkotaan. Kondisi ini diperkuat melalui penelitian 13 provinsi di Indonesia yang menunjukkan, rumah tangga yang memiliki sanitasi yang baik berkontribusi positif dalam mengurangi angka stunting pada anak Balita di tahun 2007-2014. 
 
Dengan kondisi itu, jelas  penyediaan sanitasi yang layak dan aman menjadi sangat penting. Dalam percepatan penurunan stunting pada Balita di Indonesia.
 
“Kita masih menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaan percepatan penyediaan akses sanitasi," ujarnya. 
 
 
Satya menyebutkan, di antaranya sektor sanitasi belum menjadi prioritas Pemda, keterbatasan alokasi anggaran baik APBN dan APBD, kualitas dan kuantitas SDM yang masih rendah untuk perencanaan, konstruksi dan pengelolaan layanan sanitasi, masih kurangnya kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat. Hingga masih adanya potensi pencemaran sumber air oleh grey water, terutama pada area yang menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat. 
 
“Dari gambaran tersebut, kita harus kerja keras dan kerja cerdas. Agar target RPJMN di 2024, yakni 90 persen akses sanitasi layak, termasuk 15 persen akses sanitasi aman, serta 0 persen Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka dapat dicapai," tuturnya.***
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat