unescoworldheritagesites.com

BKKBN Beri Apresiasi Semua Pihak yang Berkiprah pada Bangga Kencana dan PPS - News

Kepala BKKBN dokter Hasto Wardoyo

 
: Kepala BKKBN dokter Hasto, membeti apresiasi pada para pihak, yang aktif berkiprah dalam program pembangunan keluarga, keluarga berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting (PPS). 
 
Apresiasi itu disampaikan, Kepala BKKBN dokter Hasto, saat membuka acara Apresiasi dan Penghargaan Program Bangga Kencana, serta Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024, di Hotel PO Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2024). 
 
Disebutkan Kepala BKKBN dokter Hasto, ada bina keluarga berprestasi, individu yang membawa perubahan, bidan, remaja, anak sekolah, serta stakeholder.
 
 
Sebanyak 19 komponen di lingkungan  BKKBN menggelar  34 jenis lomba yang diadakan oleh Kementerian/Lembaga, civitas akademi/perguruan tinggi, organisasi profesi, mitra kerja BKKBN.
 
Lomba yang digelar menyongsong Hari Keluarga Nasional (Harganas) 29 Juni 2024, bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada semua pihak, baik individu maupun institusi.
 
Para penerima penghargaan dinilai telah berinovasi dan  menciptakan terobosan baru untuk keberlangsungan dan pencapaian target program Bangga Kencana dan PPS. 
 
 
BKKBN memberi apresiasi bagi Pemerintah Daerah, Kampung KB, Penyuluh KB, kader Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), kader Bina Keluarga Balita (BKB), kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), pasangan KB Lestari, klinik swasta, bidan, dan lainnya. 
 
Mereka, sekali lagi, dinilai sukses berkontribusi dalam program Bangga Kencana dan  Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. 
 
Hasto menjelaskan, pentingnya program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting untuk Indonesia maju, SDM unggul. Dikatakan,  Indonesia sudah memasuki puncak bonus demografi sejak tahun 2020. Karena itu, program Bangga Kencana fokus di SDM terutama stunting.
 
 
"Setelah 2020, dependency ratio naik. Kalau kita mau kaya, keluar dari 'middle income' karena tahun 2035 sudah 'close window opportunity' bonus demografi. Sisa 10 tahun lagi kita mau keluar atau tidak dari middle income, mengingat 2035 penduduk lansia kita besar dan generasi setelahnya generasi 'strawberry' yang kurang kuat,” ungkap dokter Hasto. 
 
Dia menambahkan, BKKBN memberi apresiasi supaya pemimpin daerah punya energi positif untuk melakukan perubahan. Hari ini kepala daerah yang memikirkan kependudukan sebagai dasar untuk membuat kebijakan masih sedikit. 
 
"Kita beri apresiasi grand design pembangunan berbasiskependudukan," ujar dokter Hasto.
 
 
Dia menyatakan, jarang kepala aadaerah memikirkan berapa jumlah penduduk lansia,  balita, remaja. Sepuluh tahun lagi siapa mengurus Aini.  
 
tidakaa"Akhirnya pembangunan kita tidaka berbasis kependudukan.10~11 Itulah makna pembangunan keluarga dan keluarga berencana,” ujarnya.
 
Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, disebutkan 5 keluargPalpilar sebagai rambu-rambu, yaitu pemerintah daerah, stakeholder, kader termasuk media. 
 
 
“Pilar pertama, pemerintah daerah, q daerah punya komitmen untuk penurunanl stunting.keluargPa kedua, harus ada edukasi yang masif. Ketiga  ada konvergen, asemua orang mengeroyok, baik stakeholder maupun  berbagai pihak. Keempat, tersedia cukup makanan. Kelima pendataanq evaluasi dan inovasi,” tersng dokkter Hasto.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat