unescoworldheritagesites.com

Diskusi FMB 9, Kendala Dan Peluang Menyejahterakan Jawa Barat - News

Pengamat Sosial Refa Riana saat menyampaikan materi pada diskusi media Forum Merdeka Barat 9 yang bertema

BANDUNG- Rendahnya daya saing tenaga kerja asal Jawa Jarat dibandingkan dengan daerah lain, menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di Jawa barat. Sebab tenaga kerja asal Jawa barat hanya mengambil posisi yang rendah pada dunia usaha/industri.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Hening Widiatmoko mengungkapkan, di kawasan industri Kabupaten Karawang, lebih dari 60 persen tenaga kerja diisi oleh pekerja dari luar. Padahal 54 persen industri manufaktur nasional berada di provinsi berpenduduk paling padat di Indonesia tersebut.

"Warga Jabar yang bisa mengakses peluang kerja di pusat industri itu berada di level rendah. Mereka mengisi ruang tenaga petugas satpam. lni sebenarnya tidak kita harapkan," ujarnya dalam diskusi media Forum Merdeka Barat 9 yang bertema "Membangun lndonesia, Menyejahterakan Jawa Barat" yang digelar di Hotel De Paviljoen Bandung, Kamis (29/11/2018).

Hadir sebagai narasumber dalam acara ini Kepala Dinas Pemberdayaan Desa Provinsi Jawa Barat Agus Hanafi, Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi Informatika RI Rosarita Niken Widiastuti, dan Pengamat Sosial Refa Riana.

Kalah bersaingnya tenaga kerja di Jawa barat itu, kata dia, adalah akibat dari rendahnya pendidikan.

“ Pelaku usaha atau industri mengaku memang tidak menemukan tenaga kerja lokal yang kompetensinya diperlukan oleh perusahaan. Jadi, ini murni karena persaingan terbuka melalui kompetensi," ujarnya.

Karena itu, kata Hening, Pemerintah Pusat dan Pemprov Jawa Barat mengajak semua perusahaan, Kadin. dan Apindo di semua daerah mau bekerja sama, melakukan program pelatihan atau pemagangan untuk meningkatkan kompetensi.

“Tahun ini, pemerintah juga menyelenggarakan program pemagangan dengan target peserta 200.000 orang. Untuk sementara ini, jumlah peserta pemagangan baru terdaftar 163.000 orang. Program pemagangan terbuka bagi lulusan pendidikan apa pun,” katanya.

Memang berdasarkan data di Pemerintah Provinsi Jawa Barat, rata-rata lama sekolah di Jabar belum sampai 9 tahun, masih SMP atau belum lulus SMP. Padahal di lain pihak, sektor industri memiliki kewajiban untuk menggunakan sumber daya manusia Jabar.

Sementara itu, Direktur Jenderal lnformasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi lnformatika RI ROSarita Niken Widiastuti menyoroti soal digitalisasi yang membuka peluang usaha dan banyak di manfaatkan oleh generasi melenial untuk berusaha di bidang digital.

Sekarang ini, kata dia,  kominfo mendorong tumbuhnya perusahaan rintisan atau yang sering di sebut dengan star up, ini usahanya bermacam macam ada yang bergerak di bidang bisnis online, ada yang di bidang perikanan ada yang  bidang pariwisata banyak sekali peluang  usaha yang dapati di masuki oleh generasi muda tetapi berbasis digital.

 

Menurutnya, banyak usaha usaha layanan kursus tau jasa atau yang lainya  yang dapat di manfaatkan di bidang digital. Untuk nuju level usaha yang lebih tinggi, butuh proses yang sangat panjang, kominfo akan meberikan pelatihan atau bimbingan teknis (Bintek).

“Peserta bintek dari seluruh inidonesia kerang lebih 40.000 orang yang mengikuti pembekalan keahlian dasar, namun sampai ketahapan inkubasi hanya tinggal 200 orang saja, tidak semudah itu untuk membuat star Up dari awal sampai jadi”, ujar  Niken.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat